Liputan6.com, Jakarta Hidangan Lebaran identik dengan ketupat disertai makanan bersantan seperti rendang, sayur godog, opor ayam, dan tentu tak ketinggalan kue-kue seperti nastar.
Meski identik dengan Hari Raya Idul Fitri yang biasanya dirayakan setahun sekali, namun pakar mengatakan bahwa bukan berarti makanan-makanan tersebut tidak dikonsumsi di hari-hari biasanya.
Baca Juga
"Yang harus disadari, makan ketupat dan hidangan bersantan seperti opor ayam, sayur nangka atau pepaya, dan rendang umumnya tidak setahun sekali," kata Christina Andhika Setyani, Kepala Unit Gizi Mayapada Hospital Kuningan.
Advertisement
Dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Jumat (14/5/2021), Christina mengatakan bahwa memang, kombinasi dari semua makanan tersebutlah yang dimakan setahun sekali.
Ia mengatakan, dalam aktivitas sehari-hari di luar masa Lebaran, masyarakat mungkin mengonsumsi nasi padang dengan lauk rendang atau makan lontong sayur untuk sarapan.
"Makanan ini sebenarnya juga sudah umum jadi makanan sehari-hari buat sarapan, jadi kita sendiri yang harus kendalikan porsi makannya," ujarnya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Pengendalian Diri
Christina menambahkan, mengonsumsi santan secara berlebihan juga tidaklah baik bagi kesehatan. Dia mengingatkan bahwa semua makanan yang disantap secara berlebihan tidaklah sehat, termasuk makanan bersantan yang umumnya rendah serat.
"Jadi 'tidak apa-apa karena setahun sekali?' Cuma Anda yang bisa menakarnya," kata Christina.
"Pada prinsipnya hanya diri kita sendirilah yang tahu apa saja yang sudah dimakan selama ini dan kita sendiri jugalah yang mengetahui seberapa banyak yang sudah dikonsumsi. Pengendalian diri merupakan satu satunya cara yang paling baik," katanya.
Selain itu, pemilihan bahan makanan dan cara memasak yang baik juga berpengaruh pada kalori yang masuk dalam tubuh. Menurut Christina, hidangan seperti gulai opor biasanya menggunakan santan kental sebagai salah satu bahan utamanya.
Advertisement
Pemilihan Bahan Makanan
Ia mengatakan bahwa dalam santan 100 gram terkandung 230 kkal kalori, 2.29 gram protein, 23,84 gram lemak, 23,84 gram karbohidrat, dan 0 miligram kolesterol.
"Santan sendiri memang tidak mengandung kolesterol, tetapi mengandung asam lemak dan trigliserid yang dapat dibakar oleh tubuh," kata Christina
"Tetapi jika santan diolah dalam waktu lama dan dihangatkan maka lemak yang terkandung dalam santan berubah menjadi lemak jenuh," ujarnya menambahkan.
Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar LDL (lemak jahat) dalam tubuh.
Banyaknya LDL dalam darah bisa menimbulkan penumpukan lemak di pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jantung dan otak, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Christina menambahkan, kolesterol terkandung dalam bahan makanan yang berasal dari hewan seperti daging sapi, jeroan, dan lain-lain. Sehingga, gabungan antara santan dan bahan makanan hewani dapat meningkatkan kandungan lemak jenuh dalam makanan.
Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran
Advertisement