Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, Jawa Tengah termasuk produsen oksigen paling sedikit. Sementara itu, produsen oksigen terbanyak berada di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Hal tersebut menjadi salah satu masalah kelangkaan pasokan oksigen di berbagai rumah sakit, yang mana distribusi oksigen menjadi kurang lancar. Namun, Menkes Budi tidak menyebut angka pasti jumlah produksi oksigen dari ketiga provinsi di atas.
Advertisement
Baca Juga
 "Kita memang menyadari ada isu dari sisi distribusi, karena memang Jawa Tengah adalah daerah yang paling sedikit produksi oksigennya. Banyaknya ada di Jawa Barat, Jawa Timur," ujar Budi Gunadi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Komplek Senayan, Jakarta pada Senin, 5 Juli 2021.
"Jadi, kita harus ada logistik (oksigen) yang disalurkan ke sana (Jawa Tengah)."
Selain persoalan distribusi, Menkes Budi Gunadi mencatat, beberapa faktor lain yang menyebabkan pasokan oksigen kurang, terutama di Pulau Jawa. Di antaranya, tempat tidur tambahan perlu tabung gas medis, ketersedian tabung gas minim karena belum diproduksi di Indonesia, utilitas kapasitas produksi gas belum maksimal, serta listrik di lokasi industri kurang stabil.
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Konversi Oksigen untuk Medis
Berdasarkan data Kemenkes, kapasitas produksi oksigen nasional sebesar 866.000 ton per tahun. Akan tetapi, utilitas hanya 75 persen dari kapasitas produksi oksigen nasional.
"Jadi, yang riil yang diproduksi setiap tahun adalah 640.000 ton. Dan itu, 75 persen dipakai untuk oksigen industri, seperti industri baja nikel, smelter, lalu koper smelther 458.000," papar Budi Gunadi Sadikin.
"Kemudian penggunaan oksigen medis hanya 25 persen, yakni 181.000 ton per tahun."
Oleh karena itu, Kemenkes sudah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian perihal konversi oksigen untuk kebutuhan medis.
"Kami sudah koordinasi dengan Menteri Perindustrian agar konversi oksigen dari industri, diberikan sampai 90 persen untuk kebutuhan medis. Ya, sekitar 555.000 ton per tahun produksi oksigen dalam negeri akan dialokasikan untuk medis," lanjut Menkes Budi Gunadi.
Advertisement