Menkes: PPKM Darurat Sudah Diberlakukan di Jakarta, Saya Masih Lihat Ada Macet

Menkes mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi diakibatkan pergerakan masyarakat yang tidak dikontrol

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Jul 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2021, 16:00 WIB
Panglima TNI hingga Raffi Ahmad Kembali Jalani Vaksinasi Kedua
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan usai menjalani vaksinasi COVID 19 dosis kedua di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Pemerintah mengharapkan per harinya 900 ribu hingga 1 juta masyarakat Indonesia dapat menerima vaksin. (Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa meski sudah diberlakukan PPKM darurat di DKI Jakarta, namun ia masih melihat adanya kemacetan.

Padahal menurut Budi Gunadi, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan pergerakan atau mobilitas masyarakat yang tidak terkontrol.

"Kenaikan ini terjadi karena pergerakan masyarakat sulit diminta agar disiplin," kata Menkes dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI pada Senin (5/7/2021).

"Saya masih melihat di jalan-jalan di Jakarta, sudah diimplementasi PPKM darurat masih juga macet. Sampai beberapa teman-teman kita terlambat untuk hadir," kata Budi Gunadi.

Menkes pun mengatakan bahwa pandemi COVID-19 tidak akan bisa dikontrol apabila tidak ada kedisiplinan.

"Dengan adanya PPKM darurat 3 sampai 20 Juli tujuan kita memang menghambat mobilitas, mempersulit mobilitas, agar kita bisa mengurangi laju pandemi ini," pungkasnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Tingkatkan Jumlah Tempat Tidur

Pada kesempatan tersebut, Budi Gunadi mengatakan bahwa sebelum Lebaran, terdapat 23 ribu pasien COVID-19, dengan jumlah tempat tidur yang tersedia saat itu sebanyak 75 ribu.

"Dalam satu bulan atau lima minggu terakhir, jumlah pasien naik dari 23 ribu sekarang sudah menyentuh 81 ribu. Hampir tiga setengah kali lipat," kata Menkes.

"Dan jumlah tidurnya secara dinamis sudah dinaikkan dari 75 ribu menjadi 98 ribu tempat tidur, dengan seperti yang saya sampaikan tadi, estimasi kita kapasitasnya di 130 ribu atau 30 persen dari total bed."


Minta Percepat Konversi Tempat Tidur

Budi Gunadi melanjutkan, di beberapa daerah seperti Jakarta telah melakukan konversi tempat tidur yang sangat banyak hingga lebih 50 persen untuk COVID-19, dengan tekanan yang mulai terasa.

"Tetapi banyak provinsi lain seperti Jawa Timur, Bali, dan Jogja, masih sedikit konversinya ke tempat tidur COVID," kata Budi Gunadi.

"Sehingga kalau kita lihat BOR (Bed Occupancy Ratio)-nya tinggi, itu karena memang tempat tidur yang dialokasikan untuk COVID masih sangat rendah."

Maka dari itu, Menkes meminta agar provinsi-provinsi yang konversi tempat tidurnya untuk COVID-19 masih rendah, untuk segera ditingkatkan.


Infografis Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit Terancam Kolaps

Infografis Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit Terancam Kolaps. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit Terancam Kolaps. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya