Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan keterisian ranjang perawatan pasien di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) menurun tiga persen setelah sepekan PPKM darurat berjalan.
Berdasarkan data 11 Juli 2021, BOR rumah sakit di Jawa Barat diangka 87,6 persen. Sebelum dilakukannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berada diangka 91 persen.
Baca Juga
"Konsep dari PPKM Darurat adalah menurunkan mobilitas. Kita mayoritas sudah ada di angka 15 - 23 persen. Tapi masih ada tiga wilayah yang belum terkendali yaitu Depok, Kabupaten Sukabumi dan Kota Bandung. Ini dari sisi mobilitas masih kurang dari 10 persen," ujar Ridwan Kamil dalam keterangan daring di kanal YouTube Jabarprov TV, Selasa, 13 Juli 2021.
Advertisement
Ridwan Kamil mengatakan hasil itu mengacu kepada cara pemerintah pusat mengukur mobilitas warga tiap daerah dengan model pewarnaan. Warna hitam menunjukan penurunan masih kurang dari 10 persen.
Warna merah penurunan mobilitas warga dikisaran 10 - 20 persen. Warna kuning penurunan mobilitas warga kisaran 20 - 30 persen dan warna hijau diangka 30 persen.
"Makin tinggi penurunan mobilitas maka pengendalian bisa jauh lebih baik. Mohon doanya agar penurunan di Jawa Barat dapat tercapai dengan segala strateginya," kata Ridwan Kamil.
Laporan dari Kepolisian Jawa Barat yang diterima Ridwan Kamil, mobilitas warga yang daerahnya berwarna hitam agar terus diturunkan sesegera mungkin.
Ridwan Kamil menambahkan, saat ini jumlah kasus aktif di Jawa Barat sebanyak 89 ribu. Hampir 70 ribu diantaranya dirawat di rumah dan di pusat isolasi mandiri. Sementara 20 ribu pasien dilakukan perawatan di rumah sakit karena bergejala berat.
"Menahan warga agar tidak ke rumah sakit ini butuh edukasi. Karena hasil kajian kita, banyak dari mereka yang gejala ringan, itu harusnya isolasi mandiri di rumah," ucap Ridwan Kamil.
Simak Juga Video Berikut
Upaya Menekan BOR RS
Untuk menekan BOR rumah sakit, Ridwan Kamil mengaku otoritasnya telah memperkuat strategi isolasi mandiri, baik di rumah maupun pusat isolasi desa atau kelurahan.
Ridwan Kamil meminta warga yang melakukan isolasi mandiri tidak perlu khawatir, karena akan dikirimkan obat-obatan secara gratis. Mereka juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui telekonsultasi di Pikobar.
"Obat-obatan akan dikirimkan tinggal daftar di Pikobar. Kalau kesulitan petugas di desa akan membantunya," sebut Ridwan Kamil.
Advertisement