Pakar Sebut 6 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Optimalisasi PPKM Darurat

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan berbagai hal yang baik dilakukan dalam pelaksanaan PPKM Darurat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Jul 2021, 15:19 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2021, 15:19 WIB
Suasana Jakarta di Hari Kedua PPKM Darurat
Suasana Jalan Sudirman yang lengang pada pemberlakukan PPKM darurat hari kedua di Jakarta, Minggu (4/7/2021). Pemerintah secara resmi menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa dan Bali, termasuk DKI Jakarta, pada 3-20 Juli 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan berbagai hal yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

Tjandra memaparkan selain pengetatan aturan ada juga hal-hal lain yang perlu diperhatikan pemerintah selama PPKM Darurat:

-Membatasi pergerakan dan mengubah mobilitas (movement restriction and mobility change).

-Menerapkan indeks Public Health and Social Measure (PHSM) atau PPKM ala World Health Organization (WHO) dengan 6 indikatornya yakni kedisiplinan penggunaan masker, penutupan sekolah, penutupan/pembatasan operasi kantor, bisnis dan institusi lainnya, larangan pengumpulan kerumunan orang, pembatasan pergerakan penduduk, dan pembatasan penerbangan internasional.

-Analisis indikator risiko melalui matriks derajat besarnya pola penularan COVID-19 di masyarakat dengan kapasitas respons yang tersedia.

Simak Video Berikut Ini

Peningkatan Tes dan Telusur

Tjandra menambahkan, selain cara-cara di atas, PPKM Darurat juga perlu dibarengi dengan peningkatan tes dan telusur.

Di hari pertama PPKM Darurat sudah dilakukan tes pada 110.983 orang dan pada 8 Juli naik menjadi 135.900.

“Kalau India sudah berhasil melakukan tes pada sekitar 2 juta orang seharinya, maka dengan penduduk kita yang sekitar seperempat penduduk India maka target melakukan tes sampai 500 ribu sehari nampaknya patut dikejar untuk dicapai,” kata Tjandra melalui pernyataan tertulis yang dibagikan kepada Health Liputan6.com, dikutip Selasa (13/7/2021).

Setelah tes dilakukan maka harus diikuti dengan kegiatan telusur yang masif untuk setiap kasus yang ditemui, dan sudah ditentukan pula berapa target yang harus dicari dan ditemukan dari setiap kasus positif, tambahnya.

“Katakanlah antara 15-30 kontak yang harus ditemukan. Kalau di antara mereka ada yang ternyata positif COVID-19 maka harus ditelusuri lagi 15-30 kontaknya lagi, dan demikian seterusnya.”

Gencarkan Vaksinasi

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini juga menyinggung tentang vaksinasi. Menurutnya, jika Indonesia kembali mengambil India sebagai salah satu tolak ukur, maka negara itu sudah berhasil memvaksinasi 8 juta penduduknya dalam sehari.

“Selaras dengan itu maka pencapaian 2 juta vaksinasi sehari di negara kita merupakan target yang layak terlaksana.”

Namun perlu diingat, lanjutnya, PPKM Darurat harus dilakukan bersama masyarakat. Semua orang merupakan bagian aktif dalam pelaksanaan dan suksesnya PPKM Darurat.

“Semoga kita sebagai bangsa dapat mengendalikan COVID-19, dan semua kita dapat memberi peran positif masing-masing,” tutupnya.

Infografis Daftar 122 Kota / Kabupaten Terapkan PPKM Darurat Jawa Bali

Infografis Daftar 122 Kota / Kabupaten Terapkan PPKM Darurat Jawa Bali. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Daftar 122 Kota / Kabupaten Terapkan PPKM Darurat Jawa Bali. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya