Liputan6.com, Jakarta - Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 buatan RI yang diproduksi tidak hanya oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Universitas Airlangga (UNAIR), tapi juga Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (UNPAD), serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kepala LBM Eijkman, Prof dr Amin Soebandrio PhD, SpMK menjelaskan bahwa meski sama-sama bernama vaksin Merah Putih, tapi platform yang digunakan berbeda-beda sehingga hasilnya nanti pun akan berbeda pula.
Terkait sudah sejauh mana perkembangan vaksin Merah Putih dari Eijkman, Amin, menyebut, masih dalam tahap proses peralihan dari laboratorium ke industri.
Advertisement
Baca Juga
"Kami ingin semuanya cepat. Kami sekarang sedang berupaya memercepat prosesnya, tapi ada beberapa proses yang memang butuh waktu lama," kata Amin saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 16 September 2021.
Amin, menambahkan, dalam proses peralihan itu ada tiga hal yang perlu Eijkman lakukan.
"Dari skala laboratorium ke skala industri itu kan berbeda. Kalau di laboratorium volumenya kecil, tapi kalau industri volumenya harus lebih besar. Kemudian, optimasi kondisinya harus disesuaikan dengan kondisi industri," kata Amin.
Akan Vaksin Merah Putih Eijkman Akan Diproduksi?
Bila UNAIR berharap vaksin Merah Putih garapannya bisa disuntikan kepada masyarakat pada Juli 2022, Eijkman masih belum bisa memastikan akan memproduksinya.
Menurut Amin, waktu produksi tergantung uji klinisnya. Sebab, uji klinis vaksin Merah Putih yang akan lahir dari 'rahim' Eijkman harus menggunakan populasi yang belum vaksinasi.
"Salah satu yang mungkin menjadi tantangan adalah populasi yang akan diuji itu tidak bisa di Pulau Jawa lagi, tapi harus di luar Pulau Jawa karena Pulau Jawa mungkin sampai akhir tahun yang divaksinasi sudah sangat banyak," katanya.
"Itu kan akan memengaruhi karena kita harus pakai populasi yang belum vaksinasi," Amin menekankan.
Untuk pengujian pertama, lanjut Amin, akan menyasar populasi usia 18 sampai dengan 59. Apabila mendapatkan hasil yang bagus, akan diuji coba ke usia yang lebih muda lagi, yaitu 12 sampai 18 tahun.
Advertisement
Akan Langsung Disuntikan Begitu Kantongi EUA BPOM RI
Misal, Eijkman berhasil memproduksi di pertengahan 2022 atau Juli 2022, vaksin Merah Putih buatan mereka akan langsung disuntikan kepada masyarakat begitu mengantongi izin penggunaan darurat (EUA) Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI)
"Sesegera mungkin. Setelah dapat EUA, sudah bisa dipakai," ujarnya.
Terpenting sejauh ini, rencana untuk uji klinis fase I, II, III akan dimulai pada Januari 2022.
Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik
Advertisement