Epidemiolog Sebut COVID-19 Tidak Sama dengan Flu, Membiarkan Jadi Endemik Tidak Tepat

Berdasarkan perkembangan ilmiah terbaru semakin menunjukkan penyakit COVID-19 tidak sama dengan flu. Pada sebagian pasien Long COVID terdapat kerusakan organ tubuh.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 29 Sep 2021, 17:41 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 17:30 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog yang juga peneliti pandemi dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa berdasarkan perkembangan ilmiah terbaru semakin menunjukkan penyakit COVID-19 tidak sama dengan flu. Hal ini mengingat COVID-19 bisa menyebabkan kerusakan organ pada pasien Long COVID.

Berdasarkan studi di di Amerika Serikat yang dilakukan CDC, lalu penelitian yang dilakukan Oxford menunjukkan bahwa sekitar sepertiga pasien COVID-19 menderita Long COVID. Pada penderita Long COVID sekitar 70 persen diantaranya berpotensi mengalami kerusakan pada salah satu organ tubuh. Bisa jantung, paru, hati atau otak.

"Jadi, sangat tidak tepat jika kita menganggap ini akan seperti flu dalam artian dampaknya," kata Dicky dalam keterangan tertulis ke Liputan6.com.

"Flu tidak menyebabkan kerusakan organ dan tidak memiliki dampak jangka panjang," tegasnya.

Memang COVID-19 suatu hari secara alami bakal menjadi penyakit endemik seperti flu. Namun, pemikiran membiarkan COVID-19 menjadi endemi tidak tepat meningat ada risiko kerusakan organ pada sebagian pasien Corona ini."Pemikiran membiarkan COVID-19 menjad endemik akan memiliki banyak dampak buruk terhadap kesehatan masyaraka serta kualitas SDM bangsa," katanya.

Kondisi endemik akan terjadi ketika suatu saat nanti strain virus Corona relatif tidak berbahaya.

 

Kunci: Kendalikan Pandemi Bersama

Menurut Dicky, hal yang bisa dilakukan sekarang adalah mengendalikan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Caranya dengan deteksi yang kuat (3T/Tracing, Testing, Treatment) dan pencegahan yakni 5M dan vaksinasi.

"Dengan cara itu kita mencegah dampak jangka pendek dan panjang."

Dicky memprediksi upaya pencegahan penularan vrirus Corona bakal dilakukan masyarakat dunia selama 10 tahun ke depan.

"Saat ini kita harus melawannya dengan vaksinasi dan tindakan pencegahan penularan yang tampaknya akan harus kita lakukan setidaknya selama satu dekade," terangnya.

Dalam 5 atau 10 tahun ke depan COVID-19 diharapkan jadi endemik dengan varian yang tersisa tidak berdampak jangka panjang yang merugikan. Itu sebabnya baik saat ini dan ke depan pencegahan, promosi kesehatan dan vaksinasi menjadi sangat penting.

Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19.

Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya