Varian Omicron Banyak Ditemukan pada Usia 18-34 Tahun di Afrika Selatan

Ternyata, varian Omicron banyak ditemukan pada kategori usia 18 hingga 34 tahun di Afrika Selatan.

oleh Diviya Agatha diperbarui 28 Nov 2021, 18:55 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2021, 13:22 WIB
Ilmuwan Afrika Selatan Berjuang untuk Memerangi COVID-19 Varian Omicron
Petugas SPBU berdiri di samping tajuk berita utama koran di Pretoria, Sabtu (27/11/2021). Saat dunia bergulat dengan munculnya varian baru COVID-19, para ilmuwan di Afrika Selatan —tempat Omicron diidentifikasi — berjuang keras memerangi penyebarannya ke seluruh negeri. (AP Photo/Denis Farrell)

Liputan6.com, Jakarta Varian B.1.1.529 atau yang juga dikenal dengan varian Omicron pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada Rabu, 24 November 2021. Ternyata, varian satu ini banyak ditemukan pada kategori usia 18 hingga 34.

Kelompok usia yang banyak terkena varian Omicron tersebut merupakan kelompok dengan tingkat vaksinasi paling rendah di Afrika Selatan. Mutasinya juga meningkat sebanyak 321 persen dibandingkan minggu sebelumnya.

Berdasarkan keterangan tertulis oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin pada Minggu, 28 November 2021, hingga saat ini tingkat vaksinasi di Afrika Selatan sendiri pun baru mencapai 24 persen.

Akibat teridentifikasinya varian ini, beberapa negara akhirnya menghentikan penerbangan langsung dari kawasan Afrika. Banyak negara yang telah mengambil tindakan sejak ramai ditemukannya varian Omicron.

Inggris sendiri menghentikan penerbangan dari Afrika Selatan, Botswana, Eswatini, Lesotho, Namibia dan Zimbabwe sejak Jumat, 26 November 2021 siang waktu setempat akibat varian Omicron B.1.1.529.

Israel, Jepang, Prancis, Jerman, Italia, dan Singapura juga tengah membuat kebijakan untuk membatasi masuknya pengunjung dari kawasan Afrika Selatan dan Selatan Afrika. Begitupun dengan Swiss yang telah melarang penerbangan langsung dari kawasan Afrika Selatan.

Para pengunjung yang datang dari kawasan selatan Afrika, Hongkong, Israel dan Belgia ke Swiss harus memberikan hasil COVID-19 sejak Jumat, 26 November 2021 tersebut dan melakukan karantina selama 10 hari.


Lebih banyak mutasi

Menurut Technical Advisory Group on SARS-COV-2 Virus Evolution/TAG-VE, varian Omicron memiliki lebih banyak mutasi yang beberapa diantaranya begitu mengkhawatirkan. Terlebih, indikasi awal pun menunjukkan adanya risiko tinggi terjadinya infeksi ulang.

"Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko adanya terinfeksi ulang lewat varian ini, dibandingkan dengan VoC lainnya," ujar WHO dikutip CNBC pada Minggu, (28/11/2021).

Jumlah kasus varian Omicron terlihat naik hampir di semua provinsi yang ada di Afrika Selatan. Penambahan kasus harian terakhir yakni pada Sabtu, 27 November 2021 di Afrika Selatan sudah mencapai 3.220 kasus.

Varian ini terdeteksi meningkat dengan laju yang lebih cepat dibandingkan gelombang dari varian lainnya. Sejauh ini, alat tes swab RT-PCR yang ada masih dapat mendeteksi varian ini.


Infografis

Infografis 4 Upaya Wujudkan Target Indonesia dari Pandemi Covid-19 ke Endemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Upaya Wujudkan Target Indonesia dari Pandemi Covid-19 ke Endemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya