Meningkat Pesat, Kematian Akibat Omicron di Inggris Naik Menjadi 12 Kasus

Kematian akibat varian Omicron di Inggris bertambah menjadi 12 kasus.

oleh Diviya Agatha diperbarui 20 Des 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2021, 16:00 WIB
FOTO: Cegah Omicron, Inggris Perketat Protokol Kesehatan dan Pembatasan
Penumpang tiba di Bandara Heathrow, London, Inggris, Senin (29/11/2021). Para keluarga diminta tetap merayakan Natal "seperti biasa" meski ada pengetatan aturan. (AP Photo/Frank Augstein)

Liputan6.com, Jakarta Data terbaru yang dipublikasikan oleh UK Health Security Agency menunjukkan kematian akibat varian Omicron di Inggris bertambah menjadi 12 kasus. Sementara, 104 orang lainnya yang diduga terinfeksi Omicron sedang melakukan rawat inap di rumah sakit.

Data tersebut juga menunjukkan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dengan varian Omicron di Inggris naik lebih dari 12.000 kasus dalam 24 jam terakhir. Dengan penambahan tersebut, jumlah pasien yang terinfeksi varian Omicron di Inggris menjadi 37.101 orang.

"Omicron menyebar dengan cepat dan sekarang menyumbang sekitar 80 persen infeksi di London dan sekitar 60 persen di Inggris," ujar Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid dikutip Mirror.co.uk, Senin (20/12/2021).

Sajid pun mengecam orang-orang yang memilih untuk tidak divaksinasi karena mereka mengambil jatah tempat tidur di rumah sakit yang sebenarnya bisa digunakan oleh pasien lainnya yang lebih membutuhkan.

Ia mengkritik para masyarakat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksinasi tapi memutuskan untuk tidak melakukannya. Menurut Sajid, hal tersebut memiliki dampak yang buruk pada orang lain.

"10 persen dari populasi yang memenuhi syarat, yang mana adalah lima juta orang masih belum menerima vaksinasi, dan sembilan dari 10 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit juga belum divaksinasi," kata Sajid.

Laporan dari Scientific Advisory Group for Emergencies (Sage) juga mengungkapkan bahwa data yang diberikan oleh rumah sakit di Inggris pun kemungkinan hanya sepersepuluh dari jumlah yang sebenarnya, karena keterlambatan pelaporan yang diberikan.

Anggota Sage, Prof Sir David bahkan mengungkapkan vaksin booster tidak akan memiliki efek besar dalam waktu dekat. Hal tersebut dikarenakan vaksin pun membutuhkan waktu untuk membangun sistem kekebalan dalam tubuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tingkat rawat inap yang signifikan

Kepala eksekutif NHS Providers, Chris Hopson mengungkapkan bahwa meskipun belum ada kepastian, tetapi informasi terkait dampak yang akan dihasilkan dari Omicron pada rumah sakit juga harus disediakan.

"Kita harus siap untuk menerapkan perbatasan yang lebih ketat dengan sangat cepat. Jika ada bukti yang sangat jelas bahwa Omicron akan menyebabkan tingkat rawat inap yang signifikan, dan seperti yang saya katakan, kita harus mengetahui informasi itu dengan cepat," kata Chris.

Menurutnya, saat ini London sedang menghadapi tekanan atas meningkatnya pasien rawat inap akibat COVID-19. Selama seminggu terakhir, tekanan tersebut meningkat dengan cepat.

"Jadi, misalnya, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit atau pasien yang dinyatakan positif Covid naik 30 persen dalam seminggu, sedangkan secara nasional hanya naik 4 persen," kata Chris.


Infografis

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya