Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember menjadi salah satu momentum mendampingi para perempuan tangguh yang menjadi kepala keluarga di masa pandemi COVID-19. Khususnya mereka yang ditinggal meninggal suami karena COVID-19.
Pendampingan terhadap perempuan yang jadi kepala keluarga disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau yang dikenal Bintang Puspayoga.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam rangka Hari Ibu, kami mendampingi perempuan-perempuan yang menjadi kepala keluarga karena suaminya meninggal karena COVID-19," kata Bintang Puspayoga dalam sambutan di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta, yang disiarkan Rabu, 22 Desember 2021.
"Kami tadi mengunjungi lapas perempuan dan anak. Pendampingan juga dilakukan kepada anak yatim piatu karena orangtuanya meninggal karena COVID-19."
Di sisi lain, peringatan Hari Ibu di Yogyakarta digelar dengan sejumlah acara. Misal, bakti sosial di Kulonprogo dan vaksinasi. Ada juga donor darah serta lomba-lomba pada masa pandemi COVID-19 yang diselenggarakan di rumah saja, yaitu mewarnai.
Hari Ibu di Indonesia Bukanlah Mother's Day
Peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, menurut Bintang Puspayoga, bukanlah sebagai Mother's Day, melainkan pengingat bersama terhadap pergerakan organisasi perempuan di Indonesia yang memperjuangkan hak-haknya.
"Kami tegaskan kembali bahwa peringatan Hari Ibu yang kita laksanakan setiap tanggal 22 Desember ini bukanlah Mother's Day atau Hari untuk Ibu. Ini sebenarnya sudah kita gaungkan juga selama setahun terakhir," kata Bintang Puspayoga dalam sambutan di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta, yang disiarkan Rabu, 22 Desember 2021.
"Tujuannya, untuk memberikan persepsi pada masyarakat bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia bukanlah Hari untuk Ibu, tapi untuk mengenang perjuangan pergerakan perempuan pada tanggal 22 Desember 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta." (Selengkapnya: Menteri Bintang Puspayoga: Hari Ibu di Indonesia Bukanlah Mother's Day)
Advertisement