Akibat COVID-19, Target Imunisasi Dasar Anak Tidak Tercapai

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa ada 6 indikator capaian sasaran Pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan yang tidak tercapai. Salah satunya terkait imunisasi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Des 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2021, 16:00 WIB
FOTO: Berikan Imunisasi, Bidan di Tangerang Kenakan APD Lengkap
Bidan mengenakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan imunisasi kepada bayi di Puskesmas Karawaci Baru, Tangerang, Banten, Rabu (13/5/2020). Pelayanan imunisai sesuai jadwal ini diberikan kepada bayi untuk menambah kekebalan imun tubuh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa ada 6 indikator capaian sasaran Pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan yang tidak mencapai target di 2021. Salah satunya terkait imunisasi dasar lengkap pada anak 12-23 bulan tidak tercapai.

“Ini agak bahaya, ini kan masa depan yang harus kita proteksi,” kata Budi dalam konferensi yang ditayangkan Youtube Kemenko PMK, dikutip Kamis (30/12/2021).

Menurut Budi, target imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan tidak tercapai lantaran di era pandemi COVID-19 semua tenaga kesehatan fokus pada vaksinasi COVID-19.

Alasan lainnya adalah beredarnya isu kehalalan vaksin, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), dan literasi kesehatan yang rendah. Di sisi lain, belum ada sistem registrasi dan pengingat imunisasi.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Berikut Ini

Upaya yang Dilakukan

Mengenai hal tersebut, upaya yang akan dilakukan adalah menyatukan semua sistem informasi vaksinasi.

“Informasi semua imunisasi kita satukan dengan vaksinasi COVID-19 karena COVID itu yang sistem informasinya paling bagus.”

Upaya lain yang akan dilakukan adalah membuka layanan vaksinasi selain puskesmas. Dalam hal ini, klinik-klinik swasta juga akan dibuka karena jumlahnya sekarang sudah lebih dari jumlah puskesmas.

“Sistem registrasi juga akan kita coba digitalisasi sehingga puskesmas bisa lihat secara geotagging rumah-rumah mana saja yang belum vaksinasi.”

Dengan demikian, program vaksinasi akan lebih mudah dan cepat diarahkan. Upaya ini akan dilakukan dengan kerja sama Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Ada pula upaya pengembangan antigen baru dalam paket imunisasi dasar lengkap termasuk perluasan Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) yang mencakup:

-Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi menjadi 14 antigen.

-Produksi 14 antigen vaksin program imunisasi pemerintah dalam negeri.

Penajaman Intervensi

Selain itu, ada 4 penajaman intervensi yang perlu dilakukan. Keempat penajaman tersebut yakni:

-Pengembangan kontrak pelayanan dengan swasta di daerah sulit

-Pengembangan dan sertifikasi vaksin halal

-Pengembangan antigen baru dalam paket imunisasi dasar lengkap termasuk perluasan PCV untuk menurunkan AKB.

-Pengembangan sistem nasional registrasi (national registry) dan pengingat atau reminder.

 

 

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah COVID-19

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya