Daftar 5 Jenis Vaksin yang Kantongi Izin BPOM untuk Vaksinasi Booster

Vaksinasi booster RI akan menggunakan vaksin Sinovac hingga Zivivax

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Jan 2022, 12:56 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 12:17 WIB
FOTO: Tenaga Kesehatan Thailand Jalani Vaksinasi COVID-19
Tenaga kesehatan menyiapkan booster vaksin virus corona COVID-19 Pfizer-BioNTech untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bangkok Metropolitan Administration General, Bangkok, Thailand, Selasa (10/8/2021). Kasus COVID-19 di Thailand mencapai 736.522 kasus sejak awal pandemi. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak lima jenis vaksin akan digunakan pada program vaksinasi booster 12 Januari 2022. Kelimanya sudah mengantongi izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Lima vaksin yang disebut Kepala BPOM RI, Penny K Lukito pada Senin, 10 Januari 2022 adalah CoronaVac atau vaksin Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zivivax.

Berikut sederet alasan lima vaksin tersebut mengantongi EUA dari BPOM RI untuk vaksinasi booster di Tanah Air.

 

CoronaVac atau Sinovac

Penny, mengatakan, CoronaVac akan digunakan untuk booster homolog. Yang artinya sama dengan vaksin dosis ke-1 dan ke-2.

"Akan diberikan sebanyak satu dosis setelah enam bulan setelah vaksinasi primer dosis lengkap CoronaVac vaksin COVID-19 untuk usia 18 tahun," katanya.

Berdasarkan pertimbangan dari hasil uji klinik, lanjut Penny, dari sisi keamananya akan terjadi reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, kemerahan, umumnya tingkat keparahannya berada di grade 1 dan 2.

"Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer-antibodi netralisasi hingga 21 sampai 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa," ujarnya.

 

Pfizer

Vaksin Pfizer juga untuk booster homolog. Pfizer adalah vaksin dengan platform mRNA. Diberikan sebanyak satu dosis minimal setelah enam bulan dari vaksinasi primer untuk usia 18 tahun ke atas.

"Data-data menunjukkan keamanan dari kejadian tidak diinginkan, sifatnya lokal, umumnya adalah nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam dengan grade 1 sampai 2," kata Penny.

"Imunogenisitas menunjukkan nilai rata-rata titer-antibodi netralisasi setelah satu bulan sebesar 3,3 kali," dia menambahkan.

 

AstraZeneca

Sama seperti dua sebelumnya, AstraZeneca juga digunakan sebagai booster homolog.

"Menunjukkan data keamanan dapat ditoleransi dengan baik, dilaporkan bersifat ringan dan sedang, ringan lebih besar 55 persen dan sedang 37 persen," katanya.

"Imunogenisitas menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer-antibodi dari 1.792 menjadi 3.000-an, jadi, sekitar 3,5 kali," Penny menambahkan.

 

Moderna

Penny, mengatakan, vaksin Moderna digunakan sebagai booster homolog dan heterolog dengan pemberian setengah dosis.

Dapat diberikan sebagai booster heterolog hanya pada populasi yang pada saat vaksinasi ke-1 dan ke-2 memeroleh vaksin AstraZeneca, Pfizer, dan J&J.

"Ini menunjukkan respons imun antibodi netralisasi sebesar 13 kalinya setelah pemberian dosis booster. Dan, pada subjek dewasa 18 tahun ke atas," kata dia.

 

 

Zivivax

Zivivax sama seperti Moderna, dapat digunakan sebagai booster heterolog dengan vaksin primer (dosis ke-1 dan ke-2) adalah Sinovac atau Sinopharm. Yang juga diberikan setelah enam bulan ke atas.

"Menunjukkan peningkatan titer-antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek yang sudah mendapatkan primer Sinovac atau Sinopharm," ujarnya.

Infografis Siap-Siap Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari 2022.

Infografis Siap-Siap Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Siap-Siap Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya