Soal Omicron akan Jadi Varian Terakhir dan Akan Seperti Flu Musiman, Ini Pendapat Ahli

Bill Gates berpendapat bahwa varian Omicron dikabarkan akan menjadi varian terakhir dan nantinya COVID-19 akan menjadi seperti flu biasa.

oleh Diviya Agatha diperbarui 19 Jan 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2022, 19:00 WIB
Simak, Ini Gejala Khas Varian Omicron yang Kerap Muncul di Malam Hari
Pakar ungkap gejala khas varian Omicron. (pexels/piacquadio).

Liputan6.com, Jakarta Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates baru-baru ini mengungkapkan kembali pendapatnya soal COVID-19 dalam sebuah sesi tanya jawab bersama Direktur Global Health Governance, Devi Sridhar.

Menurutnya, pandemi COVID-19 nantinya mungkin akan diperlakukan seperti flu musiman. Serta, Omicron juga kemungkinan akan menjadi varian terakhir dari virus SARS-CoV-2.

Ahli Mikrobiologi sekaligus Staf Pengajar Biologi di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Mia Miranti menjelaskan, pada awalnya virus Corona memang dikenal menyebabkan flu.

"Selama saya mempelajari virus Corona, diketahui pada awalnya virus ini menyebabkan cold yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai flu," ujar Mia saat dihubungi Health Liputan6.com, Rabu (19/1/2022).

Padahal, menurut Mia, jenis atau strain virus untuk cold dan influenza sebenarnya berbeda. "Strain virus untuk cold dan influenza adalah jenis yang berbeda. Cold disebabkan virus Corona. Influenza disebabkan oleh Orthomyxovirus, contoh H5N1 atau flu burung," kata Mia

"Jadi kalaupun disebut sebagai flu musiman, gejala cold dan influenza memang sama-sama mirip. Tetapi strain virusnya berbeda," tambahnya.

Ragu jadi gelombang terakhir

Tak hanya itu, Mia juga mengungkapkan bahwa ia ragu jika dikatakan varian Omicron akan menjadi gelombang terakhir dari pandemi COVID-19 ini.

"Kalau dikatakan Omicron akan menjadi gelombang terakhir coronavirus, saya sangsi (ragu) karena Coronavirus sampai saat ini belum berhenti bermutasi," ujar Mia.

Mia menambahkan, bahkan virus influenza pun setiap tahunnya masih selalu bermutasi. Hal tersebut dikarenakan genom asam nukleatnya yang sama-sama RNA memang mudah mengalami mutasi.

"Bahkan influenza virus pun setiap tahun selalu bermutasi, karena memiliki genom asam nukleat sama-sama RNA, yang paling mudah mengalami mutasi sama seperti HIV juga," kata Mia.

Pendapat WHO

World Health Organization (WHO) pun membantah ungkapan Bill Gates beberapa hari lalu tersebut. Menurut pemimpin teknis WHO, Dr Maria Van Kerkhove, pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai.

"Kami mendengar banyak orang mengatakan bahwa Omicron adalah varian terakhir, yang mana akan berakhir setelah ini," ujar Maria dalam video yang diunggah pada kanal YouTube United Nations, Rabu (19/1/2022).

"Itu tidak akan terjadi karena virus ini sedang menyebar dengan begitu intens di seluruh dunia," tambahnya.

Begitupun menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Kasus positif COVID-19 di beberapa negara memang sedang landai. Tapi bukan berarti, gelombang tersebut telah selesai.

"Di beberapa negara, kasus terlihat sedang landai, yang memberikan harapan bahwa yang terburuk dari gelombang terakhir ini telah selesai. Tetapi, belum ada negara yang terbebas dari itu," ujar Tedros.

Infografis

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya