Liputan6.com, Jakarta Usai mengalami kecelakaan, korban yang selamat tak hanya dapat merasakan sakit dari luka fisik tapi berpotensi mengalami trauma.
Menurut terapis kesehatan mental, Dominique Apollon, M.Ed, LCPC, NCC pada awal periode kecelakaan, orang cenderung akan berfokus pada luka fisik.
Baca Juga
"Setelah efek kecelakaan telah mereda, banyak yang tidak menyadari bahwa kecelakaan tersebut bisa mempengaruhi kesehatan emosional dan mental mereka," ujar Dominique dikutip Anxiety & Depression Association of America (AADA), Jumat (21/1/2022).
Advertisement
Dominique menjelaskan, trauma melibatkan segala sesuatu yang menyusahkan atau mengganggu, yang mana dapat berbeda bagi setiap individu.
"Penting untuk mengingat bahwa bahkan Anda tidak harus menjadi pengemudi dalam kecelakaan tersebut untuk dapat merasakan trauma. Saat Anda menjadi penumpang, itu juga bisa berdampak pada Anda," kata Dominique.
"Setelah kecelakaan, banyak orang mengalami tekanan emosional. Itu normal dalam proses penyembuhan," tambahnya.
Melansir Family Doctor, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi lonjakan perasaan yang mungkin dirasakan setelah kecelakaan. Apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
1. Tetap bersosialisasi
Keterbukaan perasaan pada orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, atau konselor dinilai menjadi salah satu hal yang dapat Anda lakukan.
Bicarakanlah tentang bagaimana Anda berpikir, merasa, dan bertindak saat kecelakaan dan hari-hari setelahnya.
2. Berupaya aktif
Setelah mengalami kecelakaan, konsultasikan lah aktivitas yang dapat dilakukan dan tidak mengganggu cidera yang mungkin terjadi pada Anda.
Apabila Anda diperbolehkan untuk melakukan beberapa kegiatan atau olahraga, maka lakukanlah agar tetap aktif.
3. Kembali beraktivitas
Cobalah untuk perlahan kembali beraktivitas dan melakukan rutinitas sehari-hari. Seringkali, kecelakaan membuat sebagian orang membatasi apa yang mereka lakukan.
Hal tersebut pun senada dengan ungkapan Dominique. Menurutnya, dalam keadaan cemas dan sulit seperti ini, sangat mudah untuk mengabaikan kebutuhan dasar diri sendiri.
Maka, sangat penting untuk mencoba kembali pada aktivitas Anda seperti biasanya. Pada awal-awal melakukannya, Anda pun mungkin tidak akan langsung merasa nyaman.
Namun hal tersebut merupakan bagian dari proses penyembuhan (healing).
Advertisement