Liputan6.com, Jakarta Penanganan COVID-19 membutuhkan peran banyak pihak termasuk puskesmas. Mengingat kecepatan dalam penemuan kasus positif hingga penanganan yang tepat jadi hal yang penting.
"Kunci keberhasilan pengobatan COVID-19 adalah kecepatan penemuan kasus, penilaian gejala, dan pemberian obat," ujar pihak Puskesmas Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (12/2/2022).
Baca Juga
Terkait hal ini, Puskesmas Bambanglipuro di Kabupaten Bantul mengajak masyarakat agar tidak ragu mengunjungi puskesmas bila memang ada yang terinfeksi COVID-19.
Advertisement
Terdapat beberapa kriteria yang dianggap dapat mendapatkan pelayanan COVID-19 di puskesmas. Apa sajakah itu? Berikut diantaranya?
1. Hasil swab antigen atau PCR positif
2. Memiliki keluhan yang mengarah ke COVID-19
3. Kontak erat dengan pasien positif COVID-19
Jika Anda memenuhi kriteria tersebut, maka Anda pun diperbolehkan menghubungi pihak puskesmas dan mendapatkan pelayanan sebagai berikut.
Pertama, pendampingan dari petugas puskesmas untuk konsultasi kondisi kesehatan dan memandu selama proses perawatan.
Kedua, pemeriksaan swab antigen atau PCR secara gratis bagi Anda yang kontak erat dengan pasien positif COVID-19 atau memiliki keluhan.
Ketiga, pemberian obat sesuai dengan gejala dan keluhan yang muncul.
"Dengan menghubungi puskesmas, berarti Anda telah turut aktif memutus rantai penularan COVID-19," kata pihak Puskesmas Bambanglipuro.
Pengalaman gunakan layanan puskesmas
Aditya, warga Tangerang Selatan memiliki pengalaman yang berkesan dengan puskesmas yang ada di sekitar tempatnya. Pengalaman ini didapatkannya saat terinfeksi COVID-19 bersama ayah dan ibunya.
"Jadi, saat mama, papa, dan akhirnya aku kena COVID-19 tahun lalu, aku langsung menghubungi Satgas Tangsel untuk dicarikan puskesmas terdekat agar kami dapat dimonitor setiap harinya. Kira-kira pukul 07.00 WIB," ujar Aditya pada Health Liputan6.com, Sabtu (12/2/2022).
Setelahnya, Aditya menuturkan, beberapa jam kemudian pihak puskesmas pun langsung menghubunginya. Pihak puskemas di sana juga memastikan soal tracing dan gejala apa saja yang dialami.
"Mereka memberitahu bahwa setiap hari obat dan vitamin akan dikirimkan ke rumah. Kondisi kami juga dipantau setiap hari via WA. Kami melaporkan tensi, oximeter, dan segala macamnya lah tiap hari," kata Aditya.
"Bidannya baik banget. Tiap hari WA menanyakan kondisi kami. Bahkan ketika papa yang tiba-tiba panas, langsung dialihkan ke dokter, langsung dikirim obat," tambahnya.
Penanganan cepat ke Wisma Atlet
Terlebih, saat Aditya meminta tolong untuk dirujuk ke Wisma Atlet, pihak puskesmas di sana juga melakukannya dengan cepat dan sigap. Bahkan menawarkan untuk isolasi di Rumah Lawan COVID-19 Tangsel.
"Nah, yang gong-nya itu ketika aku minta dipindahkan ke Wisma Atlet karena kondisinya yang sepertinya tidak memungkinkan dengan obat yang dikasih ke kami itu dosisnya sangat-sangat kecil dari puskesmas,"
"Akhirnya diurus sama mereka ke Wisma Atlet. Mereka yang menghubungi segala macam, didata, termasuk KK/KTP Jakarta," ujar Aditya.
Tak sampai 24 jam, Aditya dan keluarga mendapatkan slot untuk dirawat di Wisma Atlet bersama kedua orangtuanya. Mereka pun diantar menggunakan ambulans puskesmas menuju Wisma Atlet.
"Sampai di sana pun mereka yang benar-benar urus. Padahal mereka belum pernah sama sekali urus pasien COVID-19 yang diisolasi di Wisma Atlet. Tapi mereka mau turun, mau ngurus benar-benar ngurus,"
"Aku sangat-sangat merasa terbantu sekali oleh puskesmas pada saat aku kena COVID-19. Makanya aku selalu menyarankan teman-temanku lapor satgas biar ada yang mantau setiap harinya," kata Aditya.
Advertisement
Kerja sama antar pihak
Hal inipun selaras dengan ungkapan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra. Menurutnya, penanganan COVID-19 memang bisa dimulai dari layanan kesehatan terdekat seperti puskesmas.
"Kalau ke semua komunitas dalam level RT RW ini sadar dan mampu memetakan peran masing-masing, itu akan mudah dan membantu didalam pencegahan dan pengendalian COVID-19," ujar Hermawan saat dihubungi Health Liputan6.com pada Senin, 7 Februari 2022.Â
Tak hanya itu, menurut Hermawan, peranan tenaga kesehatan di komunitas seperti bidan, perawat, dan tenaga-tenaga kesehatan di masyarakat lainnya juga penting. Termasuk dalam hal isolasi mandiri (isoman) dan isolasi terpadu (isoter).
"Itu harusnya menjadi agen. Kita berharap agar pemerintah melalui jejaring tenaga kesehatan hingga ke struktur puskesmas itu harus terkonsolidasi. Paham prosedur penanganan COVID-19," kata Hermawan.