Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini, karakteristik varian Deltacron, yang merupakan kombinasi dari Delta dan Omicron masih diteliti. Indikator keparahan dan seberapa cepat gabungan kedua varian COVID-19 tersebut belum dapat dipastikan secara rinci.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, adanya kemunculan varian Deltacron menjadi salah satu yang diperhatikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski begitu, belum ada penamaan resmi WHO untuk varian Deltacron.
Advertisement
Baca Juga
"Penamaan resmi varian ini belum ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sampai saat ini, data terkait karakteristiknya pun masih sangat terbatas," ujar Wiku menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 15 Maret 2022.
"Pada tanggal 10 Maret 2022, WHO mambahasnya (kemunculan Deltacron) bersama para pakar virus di dunia. Pembahasan terkait dampak varian ini terhadap indikator epidemiologi maupun tingkat keparahan gejala belum dapat dipastikan dan masih terus diteliti."
Pembahasan WHO dan para pakar virus soal Deltacron berlangsung dalam pertemuan Technical Advisory Group on Virus Evolution atau grup penasihat teknis terkait evolusi virus. Adapun Deltacron atau varian GKA (AY.4/BA.1) adalah varian yang terindikasi memiliki percampuran genetik antara varian Delta 21J/AY.4 dan Omicron 21K/BA.1.
Temuan Kasus Deltacron di Beberapa Negara
Menurut laporan awal WHO, varian COVID-19 baru, yang secara 'tidak resmi dijuluki' (unofficially dubbed) Deltacron merupakan kombinasi dari varian Delta dan Omicron yang telah terdeteksi dalam sejumlah kecil kasus di Prancis, Belanda, dan Denmark.
Karena kasus temuan varian tersebut sedikit, para ilmuwan tidak tahu banyak tentang karakteristik varian, seperti seberapa mudah penyebarannya dan apakah mengakibatkan keparahan, dilansir dari WebMD.
"Kami belum melihat perubahan epidemiologi dengan rekombinan ini. Kami belum melihat perubahan keparahan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung," kata Pimpinan Teknis WHO Maria Van Kerkhove pada konferensi pers, 9 Maret 2022.
Ilmuwan WHO mencatat bahwa varian Deltacron kemungkinan akan menyebar.
"Kami melihat tingkat sirkulasi yang sangat intens. Kami melihat virus ini menginfeksi hewan, dengan kemungkinan menginfeksi manusia lagi. Jadi sekali lagi, pandemi masih jauh dari selesai," sambung Maria.
Advertisement