Mengenal Afasia, Gangguan Otak yang Bikin Aktor Bruce Willis Sulit Berkomunikasi

Aktor Amerika Bruce Willis bergegas meninggalkan dunia akting setelah didiagnosis afasia. Kabar ini dibagikan keluarganya melalui unggahan Instagram.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Mar 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2022, 12:00 WIB
Bruce Willis
Dalam file foto ini diambil pada 09 Januari 2019, aktor AS Bruce Willis berpose pada saat kedatangan untuk pemutaran perdana Eropa Glass di pusat kota London. (TOLGA AKMEN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Aktor Amerika Serikat, Bruce Willis meninggalkan dunia akting setelah didiagnosis afasia. Menurut keluarga, Bruce mengalami beberapa masalah kesehatan yang berdampak pada kemampuan kognitifnya.

“Kepada pendukung Bruce yang luar biasa, sebagai sebuah keluarga, kami ingin berbagi bahwa Bruce tercinta telah mengalami beberapa masalah kesehatan dan baru-baru ini didiagnosis menderita afasia, yang memengaruhi kemampuan kognitifnya,” tulis aktris Demi Moore yang juga mantan istri Bruce Willis.

“Dengan banyak pertimbangan, Bruce menjauh dari karier yang sangat berarti baginya.”

Simak Video Berikut Ini

Mengenal Afasia

Melansir Independent, afasia adalah bentuk kerusakan otak yang mengganggu ekspresi dan pemahaman bahasa. Ini membuat penderitanya tidak dapat berkomunikasi secara efektif dan seringkali merupakan akibat dari stroke.

Afasia juga disebut sebagai gangguan komunikasi yang membuat sulit untuk menggunakan kata-kata. Ini dapat memengaruhi ucapan, tulisan, dan kemampuan untuk memahami bahasa. Afasia terjadi akibat kerusakan atau cedera pada bagian bahasa di otak. Ini lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, terutama mereka yang pernah mengalami stroke.

Afasia menghalangi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, tetapi itu tidak mengganggu kecerdasan seperti dilansir dari Web MD Kamis (30/3/2022).

Orang yang menderita afasia dapat mengalami kesulitan berbicara dan menemukan kata-kata yang tepat untuk melengkapi pikiran mereka. Mereka dapat juga memiliki masalah dalam memahami percakapan, membaca dan memahami kata-kata tertulis, menulis kata-kata, dan menggunakan angka. Orang dengan afasia juga dapat mengulangi kata atau frasa.

Penanganan Afasia

Perawatan untuk seseorang dengan afasia tergantung pada hal-hal seperti:

-Usia

-Penyebab cedera otak

-Jenis afasia

-Posisi dan ukuran lesi otak

Misalnya, seseorang dengan afasia dapat pula memiliki tumor otak yang memengaruhi pusat bahasa di otak. Pembedahan untuk mengobati tumor otak juga dapat memperbaiki afasia.

Seseorang dengan afasia yang pernah mengalami stroke dapat mengambil manfaat dari sesi dengan ahli patologi wicara-bahasa. Terapis akan bertemu secara teratur dengan pasien untuk membantu mereka berbicara dan berkomunikasi dengan lebih baik.

Terapis juga akan mengajari orang tersebut cara berkomunikasi yang tidak melibatkan ucapan. Ini akan membantu orang tersebut mengkompensasi kesulitan bahasa.

Berikut beberapa tips dari National Stroke Association untuk pengidap afasia:

-Gunakan alat peraga untuk membantu menyampaikan pesan.

-Menggambar kata-kata atau gambar di atas kertas ketika mencoba untuk berkomunikasi.

-Bicaralah perlahan, dan tetap tenang saat berbicara.

-Pasien bisa membawa kartu untuk memberi tahu orang asing tentang kondisi afasia yang diidap dan apa artinya afasia.

Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya