[Kolom Pakar] dr. Zeissa Rectifa Wismayanti: Tips Aman Berpuasa bagi Ibu Hamil

Apabila seorang ibu hamil berada dalam kondisi yang sehat dan meyakini bahwa ia dapat berpuasa tanpa khawatir akan kondisi kesehatannya dan bayinya, maka ia diperbolehkan untuk berpuasa. Namun, alangkah lebih baik, jika sebelum mempertimbangkan untuk turut berpuasa

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Apr 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2022, 08:00 WIB
dr. Zeissa Rectifa Wismayanti, Sp.OG
dr. Zeissa Rectifa Wismayanti, Sp.OG. Dok. RS Pondok Indah

Liputan6.com, Jakarta Memasuki minggu awal puasa Ramadan, meskipun tidak diwajibkan untuk ikut berpuasa, banyak ibu hamil yang masih tetap ingin menjalani ibadah puasa di bulan ini.

Apabila seorang ibu hamil berada dalam kondisi yang sehat dan meyakini bahwa ia dapat berpuasa tanpa khawatir akan kondisi kesehatannya dan bayinya, maka ia diperbolehkan untuk berpuasa. Namun, alangkah lebih baik, jika sebelum mempertimbangkan untuk turut berpuasa, ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, supaya dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Ada beberapa kondisi ibu hamil yang kurang disarankan untuk berpuasa, demi menjaga kesehatan dan kesejahteraan janinnya, antara lain:

- Hyperemesis gravidarum (mual muntah berlebih pada kehamilan)

Periode awal kehamilan ini merupakan masa sangat penting bagi pertumbuhan danperkembangan janin, karena di periode inilah organ janin mulai terbentuk.

Ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik guna menunjang tumbuh kembang janin. Pada usia kehamilan awal ini juga banyak ibu hamil yang mengalami morning sickness atau hyperemesis gravidarum (mual muntah berlebihan). Pada kondisi ini, ibu hamil tidak dianjurkan untuk berpuasa.

- Memiliki kadar hemoglobin yang rendah

Kadar hemoglobin yang rendah menunjukkan adanya risiko terjadinya anemia. Ibu hamil dengan anemia justru membutuhkan asupan protein dan zat besi untuk mendukung tumbuh kembang janin secara optimal.

- Ibu hamil dengan diabetes

Berpuasa bagi penyandang diabetes saja memerlukan kiat khusus, apalagi bagi penyandang diabetes yang sedang hamil. Secara umum, berpuasa dapat meningkatkan risikohipoglikemia atau turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini tentu berbahaya bagi kondisi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Maka itu, ibu hamil dengan diabetes kurang dianjurkan untuk berpuasa.

- Mengeluarkan flek atau perdarahan

Ketika mengalami flek atau perdarahan, ibu hamil sebaiknya tidak melanjutkan puasanya.Yang dikhawatirkan adalah jika perdarahan terjadi semakin parah, perkembangan dan kesehatan janin juga dapat terganggu.

- Ibu hamil dengan gangguan sistem pencernaan

Dispepsia atau maag yang kerap dialami ibu hamil juga menjadi salah satu kondisi ibu hamil yang tidak disarankan untuk berpuasa. Apabila tetap memaksakan puasa, dikhawatirkan dapat memperparah kondisi gangguan pencernaan yang dialami.

Seorang ibu hamil yang tidak mengalami hal-hal di atas diperbolehkan untuk berpuasa. Namun, ia tetap harus memastikan kondisi kehamilan dan janinnya dengan berkonsultasi dengan dokternya.

 

Apabila dokter memperbolehkan berpuasa, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan, yaitu:

1. Memastikan asupan nutrisi dan gizi seimbang terpenuhi di setiap waktu makan.

Pilih makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin, dan mineral ketika makan sahur dan berbuka supaya kebutuhan gizi ibu hamil dan janin tercukupi

2. Hindari processed food yang banyak mengandung garam dan lemak, serta makanan olahan dari gula sederhana.

Kedua jenis makanan ini biasanya mudah diolah untuk tubuh sehinggacepat membuat ibu hamil kenyang, tetapi juga cepat menjadi lapar kembali. Pilihkarbohidrat seperti gandum, oat, nasi merah, nasi cokelat, dan lain sebagainya

3. Pastikan asupan cairan tercukupi minimal 2,5 liter per hari dengan air putih.

Konsumsi air putih dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini: 2 gelas sebelum sahur, 1-2 gelas setelah sahur, 2 gelas setelah berbuka puasa, 1-2 gelas setelah makan malam, 2 gelas setelah salat isya/tarawih

4. Hindari minuman berkafein yang memicu buang air kecil agar ibu hamil tidak dehidrasi.

Selain memicu sakit kepala dan jantung berdebar, kafein juga dapat mengurangi kadar zatbesi yang dapat diserap tubuh. Apabila ibu hamil sangat ingin dan tak bisa menghindarinya, batasi konsumsi kafein tak lebih dari 200 miligram per hari atau setara dengan dua cangkirkopi instan. Nah, tapi perlu diingat juga ya, selain kopi, teh dan cokelat juga mengandungkafein

 

5. Ketika berbuka puasa, sebaiknya makan dalam porsi kecil-kecil terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya begah.

Usai salah tarawih, ibu hamil juga dapat melanjutkan asupanmakan untuk mengembalikan energi

6. Tidur cukup

Meskipun banyak ibadah yang dilakukan pada malam hari, usahakan ibu hamil memiliki waktu tidur dan istirahat yang cukup, minimal 6-8 jam sehari

7. Kurangi aktivitas berat dan stres, supaya ibu hamil tidak mengalami keletihan selama menjalani puasa

Yang paling penting saat menjalani puasa adalah niat dan hati yang lapang, agar ibu hamil bisa tetapmenikmati keseluruhan ibadah pada bulan Ramadan ini.

Ingat, kapanpun saat berpuasa, apabila ibu hamil tidak menunjukkan peningkatan berat badan yang baik atau bahkan mengalami penurunan berat badan, merasa terlalu lemas, pusing, penglihatan kabur, atau berkeringat dingin, jangan raguuntuk membatalkan atau tidak melanjutkan puasa, ya.

Selamat berpuasa Ramadan!

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya