2 Kandidat Vaksin COVID-19 Sinopharm Khusus Omicron Disetujui untuk Uji Klinis

Sebentar lagi Sinopharm akan memiliki vaksin COVID-19 yang khusus untuk melawan Varian Omicron

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Apr 2022, 09:27 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2022, 09:21 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Sinopharm memiliki dua kandidat vaksin COVID-19 yang secara khusus diciptakan sebagai senjata melawan varian Omicron telah disetujui untuk uji klinisi sebagai booster di Hongkong. (JOEL SAGET/AFP)

Liputan6.com, Tiongkok - Anak perusahaan Sinopharm pada Sabtu, 16 April 2022 mengumumkan bahwa dua kandidat vaksin COVID-19 --- yang dikembangkan oleh unit China National Biotec Group (CNBG) --- untuk menargetkan varian Omicron telah disetujui untuk uji klinis sebagai booster di Hongkong.

Para ilmuwan diketahui berlomba-lomba untuk memelajari suntikan yang secara khusus digunakan untuk melawan Omicron.

Sebab, data menunjukkan bahwa antibodi yang dimbulkan oleh vaksin berdasarkan strain yang lebih tua menunjukkan aktivitas yang lebih lemah untuk menetralkan varian Virus Corona yang sangat menular itu.

Dalam sebuah pernyataan CNBG, mengatakan, kedua kandidat vaksin yang di dalamnya terdapat virus Omicron yang tidak aktif atau 'dimatikan' dan serupa dengan dua vaksin Sinopharm yang digunakan di China, akan diuji pada orang dewasa yang telah menerima dua atau bahkan tiga dosis vaksin.

Namun, itu tidak menentukan produk vaksin mana yang akan diterima peserta uji coba sebelum menggunakan booster eksperimental, atau berapa banyak subjek yang akan digunakan.

Dikutip dari situs Channel News Asia pada Minggu, 17 April 2022, sebuah penelitian di China menunjukkan bahwa dosis keempat BBIBP-CorV --- vaksin Sinopharm yang sudah ada --- tidak secara signifikan meningkatkan antibodi terhadap Omicron ketika diberikan enam bulan setelah vaksin booster atau menjadi rejimen dua dosis biasa.

Sementara, dosis keempat memang mengembalikan tingkat antibodi ke sekitar tingkat puncak setelah dosis ketiga.

Sehingga para peneliti mengatakan bahwa vaksin baru akan menawarkan alternatif yang lebih baik sebagai penguat di masa depan.

BioNTech Juga Bersiap dengan Vaksin COVID-19 Khusus Omicron

Ilustrasi Omicron (Arfandi/Liputan6.com)
Perusahaan Pembuat Vaksin Berlomba-Lomba Menciptakan Vaksin COVID-19 yang Secara Khusus Digunakan untuk Melawan Varian Omicron. (Arfandi/Liputan6.com)

Rupanya, tidak hanya Sinopharm yang menyiapkan vaksin COVID-19 khusus melawan varian Omicron. Hal serupa juga dilakukan BioNTech, perusahaan penghasil vaksin Pfizer.

Seperti diberitakan pada Rabu, 30 Maret 2022, BioNTech telah memerluas program uji klinis yang sedang berlangsung guna mengembangkan vaksin baru untuk perlindungan yang lebih baik terhadap varian Omicron.

Perluasan program uji cobanya dengan mitra Pfizer --- yang awalnya diluncurkan pada Januari 2022 --- terjadi ketika kasus COVID-19 global meningkat tajam dan perlindungan terhadap infeksi dari vaksin Comirnaty yang sudah ada telah berkurang.

Meski begitu vaksin-vaksin tersebut tetap ampuh dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit parah.

BioNTech meningkatkan jumlah peserta dalam uji coba menjadi 2.150 orang peserta, yang semula hanya 1.420 orang. Nantinya darah yang diambil dari para peserta akan dipantau untuk respons imun.

Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 30 Maret 2022, data diharapkan keluar pada April ini.

"Tujuan kami adalah untuk memahami perlindungan yang diberikan vaksin-vaksin ini terhadap Omicron, serta perlindungan silang yang mereka berikan terhadap varian yang mengkhawatirkan sebelumnya," katanya.

Penerima Vaksin Sinopharm dan Pfizer Boleh Beribadah Haji 2022

Gambar Ilustrasi Vaksin Virus Corona
List Vaksin COVID-19 yang Diakui Arab Saudi. Dua di Antaranya adalah Vaksin Pfizer dan Vaksin Sinopharm Sumber: Freepik

Mungkin belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa vaksin COVID-19 besutan Sinopharm dan BioNTech masuk dalam list vaksin yang diakui di Arab Saudi.

Sehingga masyarakat yang sudah menerima dua dosis atau booster menggunakan vaksin Pfizer atau Sinopharm, diizinkan masuk Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji.

Satu minggu yang lalu Arab Saudi baru saja mengumumkan membuka kuota haji 2022 sebanyak satu juta. Kuota tersebut termasuk masyarakat dalam dan luar negeri.

Vaksin COVID-19 pun menjadi salah satu persyaratan utama untuk yang akan beribadah haji.

Berikut daftar vaksin yang sudah diakui Kementerian Kesehatan Arab Saudi berdasarkan informasi Saudi Gazette pada Maret 2022:

- Pfizer (Amerika Serikat)

- Moderna (Amerika Serikat)

- Johnson & Johnson (Amerika Serikat)

- Covavax (Amerika Serikat)

- AstraZeneca (Inggris)

- Sinopharm (China)

- Sinovac (China)

- Covaxin (India)

- Sputnik (Rusia)

Lima dari sembilan vaksin vaksin tersebut sudah digunakan di Indonesia, yaitu Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinopharm, dan Sinovac. Bahkan, kelima-limanya juga dapat digunakan sebagai vaksin booster.

Para pendatang untuk haji juga diwajibkan tes PCR. Ada pula batas usia haji, yakni harus di bawah 65 tahun.

Vaksin Sinopharm di Indonesia Diizinkan untuk Booster

Produksi Vaksin COVID-19 Sinopharm
Sekotak vaksin COVID-19 terlihat saat proses produksi di bengkel pengemasan selama tur media di kantor pusat Sinopharm di Beijing pada 26 Februari 2021. The Beijing Institute of Biological Products mengembangkan vaksin corona dari virus yang sudah dilemahkan. (Noel Celis/AFP)

Di Indonesia sendiri, vaksin Sinopharm sejak awal Februari sudah mengantongi izin penggunaan darurat sebagai dosis booster atau lanjutan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Vaksin produksi Beijing Bio-Institute Biological, China, telah didaftarkan PT Kimia Farma untuk penggunaan booster homolog pada usia 18+ atau bagi yang sudah memeroleh dosis primer lengkap selama enam bulan atau lebih.

"Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas," ujar Kepala BPOM RI, Penny K Lukito dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 2 Februari 2021.

Penny, mengatakan, aspek keamaan dari penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Dijelaskan Penny bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.

Infografis Kriteria Pemberian Vaksin Booster untuk Umum. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kriteria Pemberian Vaksin Booster untuk Umum. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya