Pasien Diabetes dan Hipertensi Pantang Gabungkan Makanan Ini Saat Lebaran

Beragam makanan khas Lebaran mesti diwaspadai pasien diabetes dan hipertensi

oleh Diviya Agatha diperbarui 21 Apr 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2022, 07:00 WIB
20150716-5 Makanan Yang Wajib Ada Saat Lebaran 2
Ilustrasi Sederet Makanan Khas Lebaran yang Pantang Dicampur-campur Saat Akan Disantap Sama Pasien Diabetes dan Hipertensi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Diabetes dan hipertensi ternyata menjadi dua penyakit yang biasa mengalami peningkatan pasca Lebaran. Hal ini lantaran asupan saat hari raya kerap sulit terkontrol.

Berkaitan dengan hal tersebut, spesialis gizi klinik, dr Juwalita Surapsari menyarankan untuk tidak menggabungkan makanan dengan asupan tinggi lemak khas Lebaran secara bersamaan.

Seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati, dan sayur bersantan lainnya. Mengingat makanan-makanan tersebut sama-sama memiliki kandungan lemak yang tinggi dan berpotensi membuat gula darah dan tekanan darah naik.

"Dari hidangan Lebaran yang macam-macam, coba kita bikin plan kapan mau makan. Misalkan kita makan dalam sehari itu tiga kali," ujar Lita dalam OMRON Virtual Media Briefing pada Rabu, 20 April 2022.

"Maka kita harus punya plan makan rendang kapan, makan opor kapan, makan sambel goreng atinya kapan. Jadi jangan semuanya dicampur jadi satu," dia menjelaskan.

Lebih lanjut Lita mengungkapkan bahwa bila memang ingin mencampur makanan-makanan tersebut, porsinya harus dikurangi dengan lebih bijak.

"Boleh dicampur jadi satu tapi porsinya harus tetap tidak berlebihan. Usahakan untuk menghindari kulit ayam," kata Lita.

Hal tersebut lantaran kulit ayam juga menjadi salah satu makanan dengan kandungan lemak yang tinggi. Sehingga, pasien hipertensi sebaiknya menghindari hal itu agar lemak yang dikonsumsi tidak berlebihan.

"Nah, karena makanan semua ini juga berkuah santan, sebaiknya kita juga membatasi kuah yang dikonsumsi supaya tidak seluruhnya dikonsumsi dan jangan sampai kita jatuh pada (makanan) tinggi lemak," ujar Lita.

Kurangi Konsumsi Garam Berlebih Saat Lebaran

makanan asin
Ilustrasi Sederet Makanan Khas Lebaran yang Pantang Dicampur-campur Saat Akan Disantap Sama Pasien Diabetes dan Hipertensi photo by Andy Wang via Unsplash

Terlebih, makanan yang dikonsumsi biasanya tinggi garam. Belum lagi jika mengonsumsi kue kering dengan kandungan gula, keju, dan garam lainnya.

 Menurut Lita, kandungan makanan yang tinggi garam juga bisa memicu darah tinggi atau hipertensi untuk lebih mudah kambuh. Sebaiknya dibatasi atau dikurangi konsumsinya yang berlebihan.

Lita mengungkapkan bahwa hari raya biasanya hanya berlangsung selama dua hari. Sehingga nikmatilah makanan-makanan khas hari raya tersebut secukupnya saat berlangsung.

"Seharusnya kita makan yang agak berlebihan di dua hari itu saja. Kemudian berikutnya kita suka lupa memasukan unsur serat dalam makanan kita," kata Lita.

Terlebih, banyak orang juga berpikir tidak cocok untuk mengonsumsi sayuran ketika hari raya. Padahal, sayuran juga bisa ditambahkan sebagai makanan pendamping.

"Misalnya dijadikan lalap atau dijadikan acar. Sehingga konsumsi serat kita setidaknya dalam dua hari tersebut tetap ada. Walaupun mungkin tidak seideal hari-hari sebelumnya," ujar Lita.

"Ingatlah bahwa serat itu akan membantu juga untuk mengontrol kadar kolesterol kita, karena serat punya kemampuan untuk bisa mencegah atau menurunkan penyerapan lemak di saluran cerna," dia menambahkan.

Tambahkan Buah Sesudah Santap Makanan Lebaran

buah segar
Ilustrasi Sederet Makanan Khas Lebaran yang Pantang Dicampur-campur Saat Akan Disantap Sama Pasien Diabetes dan Hipertensi buah segar/copyright pixabay.com/silviarita

Selanjutnya, Anda juga bisa menambahkan buah dalam asupan pada hari raya. Makanan satu ini bisa Anda tambahkan sebagai pencuci mulut usai menikmati yang lainnya.

"Jadi biasanya buah-buahan itu daripada kita mengonsumsi minuman manis, lebih baik kita ganti dengan pencuci mulut (dengan buah) atau hidangan penutup," kata Lita.

Dalam kesempatan yang sama, Lita mengungkapkan bahwa orang-orang yang masuk ke rumah sakit setelah hari raya biasanya memang sudah memiliki riwayat penyakit diabetes dan hipertensi.

"Jadi jarang sekali ditemukan kasus baru. Misalnya, sebelumnya enggak punya riwayat diabetes atau hipertensi kemudian tiba-tiba masuk ke rumah sakit karena gula dan tekanan darahnya naik, nah jarang," kata Lita.

"Tetapi bisa saja terjadi bahwa mereka belum tahu bahwa punya riwayat penyakit tersebut. Ketika dicek, gula darahnya tinggi, tensinya tinggi," Lita menambahkan.

Kondisi-kondisi tersebut, menurut Lita, memang sangat terkait dengan makan banyak saat hari raya seperti Idul Fitri. Dimana seseorang mengonsumsi makanan jauh lebih tinggi dari kalori harian yang dibutuhkannya.

Masih Boleh Makan Enak Saat Lebaran

Dingin-Dingin Gini, Paling Enak Santap 5 Makanan Ini!
Ilustrasi Sederet Makanan Khas Lebaran yang Pantang Dicampur-campur Saat Akan Disantap Sama Pasien Diabetes dan Hipertensi

Membatasi makanan saat Lebaran bukan berarti Anda tidak diperbolehkan untuk menikmati makanan lebaran. Lita mengungkapkan bahwa Anda pun masih bisa untuk tetap menikmatinya asal dibatasi.

"Orang-orang yang makan tinggi lemak, tekanan darah sistolik dan diastoliknya cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang makan dengan rendah lemak," ujar Lita.

Itulah mengapa makanan dengan tinggi lemak, tinggi garam, atau gula perlu untuk dibatasi. Sebenarnya untuk mencegah agar tidak memperburuk kondisi tubuh pasca Lebaran.

"Sumbangan kalori terbesar pada waktu kita mengonsumsi makanan hari raya itu berasal dari asupan lemak, karena kita lihat sendiri sekarang saja kita sudah kangen makan ketupat pakai opor ayam, pakai rendang, sayur bersantan," ujar Lita.

"Semua makanan ini mengandung lemak karena diolah dengan santan. Memang dalam penelitian juga terkonfirmasi bahwa orang akan cenderung makan lebih banyak pada saat Idul Fitri bahkan tiga minggu setelah hari raya," dia menambahkan.

Bahkan, Lita menjelaskan, sebelumnya sempat ada penelitian yang membahas hal satu ini. Dimana ketika hari raya, biasanya orang akan mengonsumsi lebih banyak makanan yang tinggi lemak.

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19
Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya