Tubuh Pendek Bukan Satu-Satunya Tanda, Ini Ciri Utama Stunting dan Dampaknya

Tubuh pendek tak selalu berarti stunting. Terdapat aspek lainnya yang lebih tepat menjadi ciri utama.

oleh Diviya Agatha diperbarui 26 Jul 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi Stunting
Ilustrasi Stunting Foto oleh Harsha Vardhan dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan kategori usia menjadi salah satu dampak dari stunting. Namun nyatanya, tubuh pendek bukanlah satu-satunya ciri dibalik stunting pada anak.

Di Indonesia, stunting menjadi masalah yang tengah menjadi perhatian. Hal tersebut lantaran angka stunting di Indonesia cukup tinggi, mencapai 24,4 persen.

Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda pada Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Muslicha, S.Sos, M.Si mengungkapkan bahwa ciri utama dari stunting berkaitan dengan kemampuan tumbuh kembang yang berkurang.

"Jadi selain pendek, kemampuan perkembangannya itu kurang. Sehingga anak-anak itu tidak bisa memenuhi tugas-tugas perkembangannya," ujar Muslicha dalam acara Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat Danone Indonesia 'Cegah Stunting Itu Penting' pada Senin, (25/7/2022).

Menurut Muslicha, penting untuk memeriksakan tumbuh dan kembang anak pada tenaga kesehatan. Salah satunya bisa dilakukan di posyandu.

Dengan begitu pertumbuhan anak dalam hal berat badan, tinggi badan, dan perkembangannya berdasarkan usia bisa lebih diperhatikan.

"Tugas-tugas perkembangan anak dari usia nol sampai 36 bulan, kemudian sampai 72 bulan itu sangat penting untuk dipantau setiap bulan agar kita tahu apakah anak itu berkembang atau tidak," kata Muslicha.

"Pendek itu belum tentu stunting, nah itu yang perlu diperiksa. Mungkin memeriksanya kalau di BKKBN punya kartu tumbuh kembang anak, di tempat lain bisa dicek dengan tools lain," tambahnya.

Dampak Stunting pada Anak

Ilustrasi Stunting
Ilustrasi Stunting. Foto: Ade Nasihudin Liputan6.com (9/11/2020).

Lebih lanjut Muslicha mengungkapkan bahwa dampak stunting pada anak begitu beragam. Mulai dari dampaknya dalam ruang lingkup yang kecil hingga besar yakni pada negara.

"Anak (stunting) itu mungkin nantinya kurang percaya diri. Dampak besarnya adalah terkait dengan pendapatan negara," ujar Muslicha.

Terlebih jika tumbuh kembang terhambat, anak juga dapat mengalami kesulitan dalam menempuh pendidikan hingga mencari pekerjaan. Sehingga anak stunting kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk mandiri.

Pencegahan stunting oleh BKKBN sendiri dilakukan dengan memberikan pendampingan mulai dari calon pasangan yang hendak menikah, ibu hamil, hingga keluarga yang memiliki balita.

"Pada calon pengantin itu dilakukan tiga bulan sebelum menikah. --- Pada ibu hamil, dilakukan oleh tim pendamping keluarga yang salah satunya ibu bidan," Muslicha menjelaskan.

Pendampingan yang diberikan oleh bidan dapat membantu ibu hamil untuk memeriksakan kondisi kesehatan diri maupun janin. Balita yang lahir juga bisa memeriksakan kondisinya ke posyandu.

"Nanti di posyandu nanti balitanya akan dipantau pertumbuhan dan perkembangan, sehingga diharapkan jadi anak yang sehat," kata Muslicha.

 

Pentingnya Gunakan KB Usai Melahirkan

Ilustrasi ibu dan bayi
Ilustrasi ibu dan bayi. (Photo by Isaac Quesada on Unsplash)

Muslicha mengungkapkan bahwa bahkan stunting juga memiliki korelasi dalam hal penggunaan KB. Hal tersebut lantaran KB diharapkan bisa membuat anak menjadi lebih berkualitas.

"Kami di BKKBN ada namanya KB pasca salin. Jadi ibu yang bersalin, langsung ber-KB. Harapannya agar anak yang lahir itu nanti akan menjadi lebih berkualitas," ujar Muslicha.

"Diasuh dengan baik, kesehatannya ibu dan anak juga lebih terjaga. Maka jarak antara anak yang satu dengan yang kedepan jadi lebih sesuai," sambungnya.

Muslicha mengungkapkan bahwa keenam poin yang ada dalam ILM Cegah Stunting Itu Penting pun sebenarnya begitu sederhana. Namun memiliki dampak yang besar pada tumbuh kembang anak kedepannya.

"ILM ini berisi enam pesan kunci yang sederhana. Namun kalau dilakukan maka dampaknya itu akan sangat luas. Kalau dilakukan dengan baik itu bisa mencegah kelahiran anak-anak stunting di Indonesia," ujar Muslicha.

6 Cara Sederhana untuk Cegah Stunting

Ilustrasi stunting/dok. Unsplash Alvin
Ilustrasi stunting/dok. Unsplash Alvin

Dalam ILM Cegah Stunting Itu Penting oleh Danone Indonesia, terdapat enam cara yang dapat dilakukan untuk mencegah anak dari stunting. Berikut diantaranya.

  1. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, yang kaya protein, zat besi, dan Vitamin C
  2. Minum tablet tambah darah setiap hari
  3. Pantau kehamilan dan ikuti kelas ibu hamil
  4. Berikan ASI sampai usia 6 bulan dengan tambahan MPASI
  5. Cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir
  6. Pakai jamban sehat

Head of One Health & Scientific Danone Indonesia, dr Sarah Angelique MS mengungkapkan bahwa aspek kebersihan seperti cuci tangan dan jamban sehat pun bahkan memiliki kaitan dengan stunting.

"Nah aspek sanitasi atau kebersihan itu sendiri akan sangat erat kaitannya dengan angka kejadian infeksi," ujar Head of One Health & Scientific Danone Indonesia, dr Sarah Angelique MS.

"Angka kejadian infeksi ini memang berhubungan secara langsung juga tentunya angka kejadian stunting. Dalam hal kalau terjadi infeksi baik itu pada bayi, anak, atau ibu hamilnya, itu akan bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut," tambahnya.

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya