Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin masih belum berencana memberikan vaksin booster kedua atau dosis 4 kepada kelompok masyarakat umum. Lagipula antibodi orang Indonesia tergolong tinggi. Saat ini, vaksin booster kedua ditujukan bagi tenaga kesehatan (nakes).
Sebagaimana hasil survei serologi terbaru pada Juni - Juli 2022, adanya peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2, yakni dari 87,8 persen pada Desember 2021 menjadi 98,5 persen pada Juli 2022.
Baca Juga
"Kelanjutan booster kedua diberikan ke nakes. Yang masyarakat umum, dosis ketiganya saja masih banyak yang belum semua. Dikejar lagi dulu dosis ketiganya," terang Budi Gunadi saat konferensi pers Peluncuran Buku Vaksinasi COVID-19 dan Diskusi Panel Evaluasi, Tantangan, dan Capaian Vaksinasi COVID-19 di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jakarta pada Kamis, 11 Agustus 2022.
Advertisement
"Saya juga dikejar-kejar sama Pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto) ini (soal booster kedua). Karena dosis ketiganya saja baru 58 juta, sekitar 24 persenan. Jadi kita tingkatkan dulu."
Di sisi lain, Budi Gunadi menekankan pentingnya vaksinasi booster pertama atau dosis 3. Merujuk hasil sero survei antibodi terbaru yang dilakukan secara nasional di atas, kadar titer antibodi pada responden yang sudah vaksinasi booster di angka 4.000.
"Buat teman-teman, dosis ketiga ini ya terbukti bisa mencapai 4.000 kadar titernya. Jadi, perlindungannya itu bagus sekali," ucapnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Booster Tingkatkan Kadar Antibodi
Sero survei antibodi pada Juni - Juli 2022 dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).
Anggota Tim Pandemi FKM UI Pandu Riono menerangkan, kelengkapan masyarakat vaksinasi dosis lengkap hingga booster akan meningkatkan kadar antibodi. Kadar antibodi masyarakat naik 4 kali lipat.
Dampaknya, angka keparahan pasien di rumah sakit dan kematian tidak meningkat tajam, melainkan landai atau malah menurun.
“Artinya, kita perlu melengkapi vaksinasi sampai booster dan harus menjadi prioritas bersama antara Pemerintah dan masyarakat,” terangnya dalam keterangan resmi Kemenkes.
Meskipun penduduk sudah memiliki antibodi tinggi, lanjut Pandu, bukan berarti tidak bisa terinfeksi COVID-19. Masyarakat tetap bisa terinfeksi, tapi mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan yang berat atau risiko kematian.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Prioritas Kelompok Booster Kedua
Terkait booster kedua masyarakat umum, Juru Bicara Kemenkes PrirRI Mohammad Syahril menyampaikan, wartawan dan lansia masuk prioritas kelompok yang akan mendapatkan vaksin booster kedua atau dosis 4 setelah nakes.
"Booster kedua atau dosis keempat nakes akan diikuti (kelompok) risiko tinggi lain termasuk wartawan ini kan risiko tinggi. Jadi, akan mendapatkan kesempatan berikutnya (booster kedua) termasuk lansia juga," terang Syahril usai acara peluncuran 'YouTube Health' di Kantor Google Indonesia, Pacific Century Place, SCBD, Jakarta Selatan pada Rabu, 10 Agustus 2022.
Meski begitu, Syahril belum menyebut secara pasti, kapan pergiliran waktu pemberian booster kedua bagi wartawan dan lansia. Sebab, Pemerintah fokus mengejar capaian vaksinasi booster pertama atau dosis 3 yang belum mencapai target.
"Prioritas kita booster pertama atau dosis 3 untuk seluruh masyarakat. Capaian kita kan (booster pertama) baru 28 persen (kelompok masyarakat umum dan rentan) per 10 Agustus ini kan ya. Target kita itu 50 persen," imbuhnya.
Tuntaskan Vaksinasi Booster Pertama
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu juga mengatakan, Pemerintah masih berfokus mengejar cakupan vaksinasi booster pertama atau dosis 3 bagi masyarakat rentan dan umum.
"Belum ada kebijakan (vaksinasi booster kedua), kita selesaikan dulu booster pertama. Itu masih rendah, masih (di bawah) 30 persen. Itu dulu diselesaikan," tegas Maxi di sela-sela acara Visioning The Digital Health Transformation in Indonesia with Smile Application di Gedung Kemenkes RI Jakarta, ditulis Rabu (10/8/2022).
Adapun kebijakan vaksinasi booster kedua saat ini baru menyasar 1,9 juta tenaga kesehatan (nakes). Pertimbangan tersebut, nakes yang memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19.
Pemberian vaksin booster kedua turut mempertimbangkan semakin banyaknya jumlah nakes yang terinfeksi COVID-19 dan rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) merujuk surat nomor ITAGI/SR/11/2022 tanggal 27 Juni 2022, maka diperlukan upaya untuk memberikan vaksinasi COVID-19 dosis booster kedua.
Advertisement