Wamenkes Dante: Diagnosis Cacar Monyet Butuh Pemeriksaan Medis Dulu

Diagnosis cacar monyet harus dilakukan dengan pemeriksaan medis terlebih dahulu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Sep 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 17:00 WIB
Kemenkes dan Komisi IX DPR Gelar Raker
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/5/2022). Rapat membahas kondisi terkini kasus hepatitis akut dan langkah-langkah penanganannya dan membahas persiapan transisi pandemi menuju endemi termasuk penanganan emerging desease. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono menegaskan, diagnosis cacar monyet (monkeypox) harus dilakukan dengan pemeriksaan medis terlebih dahulu. Pemeriksaan sampel pun membutuhkan waktu beberapa hari di laboratorium yang sudah ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Penegasan Wamenkes Dante di atas menjawab pertanyaan anggota Komisi IX DPR RI terkait penanganan cacar monyet secara terpadu, 'bagaimana koordinasi dengan kementerian lain dalam menangani monkeypox?'

Secara umum, penanganan monkeypox dipegang oleh Kemenkes, terlebih baru ada satu kasus terkonfirmasi positif cacar monyet di Indonesia. Meski begitu, Kemenkes berkoordinasi dengan otoritas di pintu masuk negara bila menemukan pelaku perjalanan dengan gejala mirip cacar monyet.

"Belum terlalu banyak kasusnya. Ada satu kasus yang terkonfirmasi, tapi kami sudah melakukan persiapan untuk melakukan koordinasi dengan lembaga terkait lainnya terutama di pintu masuk. Kami sudah melakukan evaluasi untuk melakukan identifikasi, kalau ada kasus yang menyerupai monkeypox," jelas Dante saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, ditulis Kamis (1/9/2022).

"Tapi gejalanya tidak terlalu khas (kalau dilihat) tanpa pemeriksaan dokter. Sampai saat ini memang belum belum masif koordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya karena harus dilakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu."

Berdasarkan Laporan Perkembangan Monkeypox di Indonesia yang dihimpun Kemenkes per 30 Agustus 2022 pukul 14.00 WIB, kasus positif ada 1, probable nihil, suspek 4, dan discarded 41 kasus. Kasus discarded adalah kasus yang disingkirkan karena terbukti bukan monkeypox.

Penyediaan Lab Pemeriksa

Virus
Ilustrasi virus Credits: pexels.com by Miguel Á. Padriñán

Upaya menangani cacar monyet, Kemenkes sudah menyiapkan strategi. Salah satunya, dengan penyediaan laboratorium (lab) pemeriksa sampel monkeypox. Saat ini terdapat 11 lab yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

"Sekarang sudah ada kurang lebih laboratorium-laboratorium, sekitar 11 laboratorium yang memeriksa sekuensing monkeypox ini. 11 lab yang bisa melakukan ke konfirmasi pemeriksaan tersebut itu tersebar di seluruh Indonesia," Wamenkes Dante Saksono Harbuwono menjelaskan.

"Lab-lab tersebut bisa melakukan identifikasi kalau monkeypox masuk, tetapi gejala klinis dan sebagainya sudah kita literasi melalui simposium kepada para dokter serta organisasi profesi, sehingga monkeypox ini menjadi pengetahuan yang lazim untuk para dokter-dokter."

Literasi indikasi gejala monkeypox yang disampaikan ke para dokter agar dokter mengetahui gejala dini secara lebih mendalam.

"Jadi, begitu ada kasusnya dari gejala tersebut, maka kita bisa segera kirimkan sampel ke lab-lab tadi untuk diperiksa lebih lanjut," sambung Dante.

Kemenkes juga mensosialisasikan literasi seputar cacar monyet kepada masyarakat, apa itu monkeypox, kemudian sosialisasi ke rumah sakit di Indonesia juga.

11 Lab Pemeriksa Sampel Monkeypox

ilustrasi laboratorium/credit pixabay/fernandozhiminaicela
ilustrasi laboratorium/credit pixabay/fernandozhiminaicela

Kesebelas lab pemeriksa sampel monkeypox dikoordinatori oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes. Lab terdiri dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP), Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK), dan lab rumah sakit.

Rinciannya sebagai berikut:

Koordinator Lab: BKPK

BTKLPP

  1. BTKLPP Jakarta
  2. BTKLPP Yogyakarta
  3. BTKLPP Banjarbaru
  4. BTKLPP Medan
  5. BTKLPP Batam
  6. BTKLPP Ambon

BBLK

  1. BBLK Palembang
  2. BBLK Surabaya
  3. BBLK Makassar

RS

  1. RSPI Sulianti Saroso Jakarta
  2. RSUP Sanglah Bali

Penetapan Koordinator Pemeriksa Monkeypox: Laboratorium Nasional Prof. Sri Oemiyati

Isolasi Cegah Penularan

7 Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak yang Terpapar Covid-19 dari IDAI
Isolasi (FOTO: Unsplash.com/CDC).

Belajar dari adanya kasus terkonfirmasi positif cacar monyet, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono menegaskan, upaya isolasi perlu dilakukan. Tujuannya, mencegah penularan secara kontak langsung dari bintil-bintil cacarnya.

"Kita isolasi. Karena kan cara penularannya dengan kontak langsung dari tempat lukanya (bintil cacar) menempel sehingga kontak fisik ya, bukan melalui droplet seperti COVID-19," ujarnya.

"Untuk jenis penyakit monkeypox ini tidak seperti COVID-19, sehingga kita memang melakukan isolasi supaya pasiennya tidak bisa melakukan kontak fisik dengan yang lain. Kami juga memberikan memberikan motivasi agar pasien isolasi menjalani perawatan dengan baik."

Adapun upaya deteksis monkeypox yang dilakukan Kemenkes, antara lain:

  • Menggiatkan skrining pada kelompok-kelompok berisiko dengan melibatkan lokal point komunitas populasi kunci
  • Menguatkan kapasitas laboratorium dengan mempersiapkan lab-lab pemeriksaan utama yang tersebar di seluruh Indonesia, menyiapkan logistik kit diagnostik, dan melakukan sekuensing genomik
Infografis Ragam Tanggapan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya