Liputan6.com, London Selepas sang ibu, Ratu Elizabeth II meninggal pada 8 September 2022, Pangeran Charles resmi naik tahta menjadi Raja Inggris dengan sebutan Raja Charles III. Pernyataan resmi sebagai Raja Inggris akan dibacakan Charles, tapi upacara penobatan (coronation) belum dapat digelar dalam waktu dekat.
Pernyataan resmi (formal proclamation) Raja Charles III dilakukan sesegera mungkin di hadapan dewan aksesi di St James Palace, London, Inggris. Anggota dewan rahasia (privy council), yang memberi nasihat kepada raja tentang masalah negara, akan dipanggil ke pertemuan tersebut.
Baca Juga
Mereka yang diundang termasuk anggota House of Lords, wali kota, anggota dewan dan warga terkemuka lainnya dari Kota London, serta komisaris tinggi di London dari negara-negara anggota Persemakmuran.
Advertisement
Setelah pembacaan pernyataan resmi, Charles akan membacakan deklarasi dan bersumpah untuk melindungi Church of Scotland. Ia juga harus bersumpah terkait dengan Church of England, yakin deklarasi aksesi untuk mempertahankan suksesi Protestan.
Secara tradisional, ada prosesi iring-iringan kereta yang akan dilakukan di St James Palace dengan pengawalan kapten kavaleri rumah tangga istana. Kereta yang ditumpangi Raja Charles nanti melewati jalan-jalan ibu kota, yang akan dipagari dengan pasukan.
Selanjutnya, melewati patung Charles I di situs Charing Cross, yang pernah dianggap sebagai pusat kota London, Chancery Lane dan Royal Exchange.
Di Temple Bar, pintu masuk ke Kota, wali kota dan petugasnya akan menunggu prosesi. Rincian prosesi belum diumumkan, tetapi upacara direncanakan berlangsung secara tradisional ala kerajaan.
Mengutip The Guardian, Jumat (9/9/2022), upacara penobatan Charles akan membutuhkan perencanaan terperinci, yang dilakukan oleh earl marshal -- pejabat kerajaan. Dengan demikian, tidak mungkin digelar dalam waktu dekat. Untuk diketahui, penobatan Ratu Elizabeth II, yang dihadiri oleh kepala negara dari seluruh dunia, berlangsung 16 bulan kemudian setelah sah diangkat jadi ratu.
Berkabung untuk Ratu Elizabeth II
Tak hanya persoalan perencanaan matang, alasan tak segera digelar upacara penobatan Raja Charles III juga memberikan waktu untuk berkabung atas kematian Ratu Elizabeth II. Disebut-sebut penobatan kemungkinan akan terjadi di tahun depan, sebelum musim gugur 2023.
Ada seperangkat prosedur dan tradisi yang ditetapkan untuk setiap upacara penobatan. Situs resmi kerajaan menulis bahwa upacara penobatan "pada dasarnya tetap sama selama seribu tahun," sehingga direncanakan ada banyak peristiwa yang sama seperti pada waktu penobatan Ratu Elizabeth.
Serupa dengan penobatan mendiang ibunya, Charles kemungkinan akan menjalani penobatannya di Westminster Abbey, tempat penobatan yang telah berlangsung selama 900 tahun terakhir.
Uskup Agung Canterbury akan memimpin upacara tersebut dan Raja Charles diharapkan mengambil sumpah penobatan. Di sisi lain, ada sedikit perubahan durasi penobatan, Charles dikabarkan akan melakukan penobatan tradisional dalam upacara yang lebih singkat.
Dalam sebuah rencana bernama "Operation Golden Orb", Raja Charles III dan istana telah menguraikan upacara penobatan yang lebih singkat dan efisien. Upacara penobatan Charles akan dipersingkat dibandingkan dengan upacara ibunya, dilansir dari Marie Clarie.
Raja Charles III akan memimpin Inggris ke era baru, sehingga ia ingin mengambil pendekatan yang lebih modern untuk pengenalannya sebagai penguasa.
Advertisement
Jumlah Tamu Dibatasi untuk Penobatan
Acara kerajaan penobatan Raja Charles III yang berlangsung di Westminster Abbey akan menarik ribuan pengunjung dari seluruh dunia. Selain keluarga kerajaan, hampir semua orang di seluruh dunia ingin melihat upcara penobatan tersebut.
Dalam daftar undangan, bangsawan dari banyak negara akan hadir, serta perwakilan dari Gedung Parlemen, dan "warga negara terkemuka" dari negara-negara Persemakmuran.
Terlepas dari kemungkinan keagungan penobatan Raja Charles, daftar jumlah tamu yang hadir telah dipangkas sedikit. Bila pada waktu sang ibu, Ratu Elizabeth II dinobatkan, lebih dari 8.000 pejabat yang hadir, sedangkan Charles ingin membatasi daftar tamu menjadi 2.000 orang.
Selanjutnya, Raja Charles dan Camilla akan menyapa seluruh warga setelah penobatan dengan naik kereta. Keduanya akan melakukan perjalanan dengan penuh gaya di Kereta Emas (Gold Coach) ke Istana Buckingham.
Sesampainya di Buckingham, mereka akan melakukan penyambutan dan sapaan di balkon istana, seperti tradisi.
Pengumuman Jadi 'Raja'
Keluarga Kerajaan menyebut Charles sebagai Raja saat mengumumkan kematian Ratu Elizabeth. Dalam kicauan Twitter, pihak kerajaan menyebut Camila sebagai Queen Consort atau Permaisuri.
Setelah menjadi penguasa, Charles memiliki opsi untuk memilih nama yang akan dipakai dalam posisinya sebagai Raja. Ia bisa memilih Charles III, karena ada dua raja sebelumnya menggunakan nama yang sama. Atau terbuka juga opsi nama berbeda. Seperti Raja George VI yang nama aslinya adalah Albert.
Charles sebelumnya telah mengambil alih tugas-tugas ibunya, khususnya sepanjang tahun ini karena kesehatan Ratu Elizabeth yang mengkhawatirkan.
Mengutip BBC, Kamis (8/9/2022), bendera di Istana Buckingham diturunkan menjadi setengah tiang pada pukul 18.30. Ratu Elizabeth II memerintah Inggris Raya dan 14 wilayah Persemakmuran lainnya, dan menjadi salah satu wanita paling terkenal dalam sejarah.Â
Saat berita kematian Ratu diumumkan, ratusan orang berkumpul di luar gerbang istana. Beberapa mulai menangis. Sebuah helikopter terpantau mengitari langit di atas Istana Buckingham.
Wajah-wajah berlinang air mata terlihat di luar gerbang Istana Buckingham pada hari Kamis, ketika berita kematian Ratu Elizabeth II menyebar.
Suara nyanyian lirih "God Save the Queen"Â pecah di antara orang-orang yang berkumpul.
Advertisement