Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Budi Gunadi Sadikin menegaskan, kunci hidup sehat berada di penanganan posyandu dan puskesmas, bukan di rumah sakit (RS). Sebab, posyandu dan puskesmas dapat menjaga seseorang tetap hidup sehat.
Pada pilar transformasi kesehatan yang sedang digencarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), khususnya transformasi pelayanan kesehatan primer, peran posyandu dan puskesmas berfokus preventif dan promotif. Skrining kesehatan dapat dilakukan di sana seperti cek tensi, gula darah dan kolesterol.
Baca Juga
"Saya pas masuk jadi Menteri Kesehatan, anggaran saya, waktu saya habis untuk ngurusin, mengobati orang sakit. Padahal, harusnya kita menjaga agar orang tetap hidup sehat," tutur Budi Gunadi saat acara 'NU Women Festival: Perempuan NU, Berdaya dan Berkarya' di Graha Pertamina Jakarta pada Sabtu, 15 Oktober 2022.
Advertisement
"Semewah apapun rumah sakitnya, selengkap apapun alatnya, seahli apapun dokternya, orang enggak mau masuk rumah sakit untuk dioperasi. Enggak ada lah yang mau. Maunya hidup sehat dan hidup sehat itu kuncinya bukan di rumah sakit, kuncinya di posyandu di puskesmas."
Lebih lanjut, Budi Gunadi memaparkan pilar transformasi kesehatan. Transformasi kesehatan ini adalah tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya punya tugas dari Bapak Presiden, yang sisa waktu saya nih tinggal dua tahun lagi gitu. Yang paling berat adalah melakukan transformasi total sistem kesehatan nasional Indonesia. Kami sudah lakukan analisis dan ada enam bidang di mana kita mau transformasi," paparnya.
"Pertama adalah transformasi sistem pelayanan primer, ini promotif - preventif. Kedua, transformasi sistem pelayanan rujukan atau rumah sakit. Yang ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan. Keempat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan."
Transformasi kesehatan kelima adalah transformasi sistem sumber daya manusia kesehatan. Keenam, transformasi sistem teknologi kesehatan berupa teknologi informasi kesehatan dan bioteknologi kesehatan.
Jaga agar Tetap Hidup Sehat
Dari enam pilar transformasi kesehatan, Budi Gunadi Sadikin berfokus pada upaya pelayanan kesehatan primer, terutama di posyandu dan puskesmas. Bahwa pencegahan dan promotif dapat menjaga orang tetap hidup sehat, tidak terkena penyakit kronis dan tidak perlu masuk rumah sakit.
"Yang paling dekat di hati saya dan saya rasa paling penting untuk bangsa ini ke depan adalah pilar yang pertama, transformasi sistem layanan primer," ucapnya.
"Bagaimana intinya kita menjaga agar rakyat Indonesia tetap hidup sehat. Jangan mengobati begitu sudah sakit."
Berdasarkan data Kemenkes, ada 300.000 posyandu dan 10.000 puskesmas di Indonesia. Rata-rata kedua fasilitas pelayanan kesehatan itu lebih banyak didominasi oleh para perempuan.
"Posyandu dan puskesmas adalah kunci yang dimiliki bangsa Indonesia untuk mempertahankan, mendidik, menjaga, dan mencegah masyarakat dari terkena penyakit dan tetap hidup sehat," lanjut Menkes Budi Gunadi.
"Bapak/Ibu, ada 300.000 posyandu, itu yang menjalankannya antara 5 sampai 10 perempuan. Jadi, ada 1,5 juta sampai 3 juta kader perempuan di seluruh Indonesia."
Advertisement
Bangun Gerakan Posyandu
Demi menghidupkan peran fasilitas pelayanan kesehatan primer, Budi Gunadi Sadikin mengajak elemen bersama dan para perempuan untuk membangun gerakan pelayanan lebih gencar di posyandu.
"Saya sedang dalam proses untuk bisa memastikan agar para perempuan bisa bangun gerakan, bukan program ya, tapi membangun gerakan agar semua posyandu yang dulu sejak undang-undang otonomi daerah menjadi tidak seragam," ucapnya.
"Kemudian pelayanan kesehatannya tidak sama, tidak disupport (didukung) oleh Pemerintah, itu menjadi kompak kembali. Tahu bagaimana caranya melayani seluruh masyarakat kita 270 juta populasi di 514 kabupaten/kota dan semua dusun-dusun. Itu harus dibangun, didukung oleh seluruh perempuan Indonesia."
Saat ini, ada sekitar 12.000-an puskesmas yang tersebar di semua wilayah Indonesia. Ada sejumlah program yang akan dilakukan pada transformasi layanan primer di antaranya, menata ulang jaringan fasilitas layanan kesehatan untuk mencapai pemerataan layanan kesehatan.
Tak hanya itu saja, Kemenkes juga akan merevitalisasi posyandu agar menjadi lebih formal dengan anggaran yang sesuai. Nantinya, Posyandu ini bisa diatur oleh Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Posyandu iakan bertindak secara lebih aktif bukan hanya melayani bayi dan ibu, melainkan akan melayani seluruh siklus hidup termasuk remaja, dewasa, dan lansia.
Jaga Orang Tetap Sehat Lebih Murah
Pada Juli 2022, Menkes Budi Gunadi Sadikin memfokuskan pelayanan kesehatan ke arah pencegahan atau promotif preventif. Hal itu dilakukan melalui transformasi kesehatan pilar pertama terkait layanan primer.
Pelayanan kesehatan yang difokuskan ke arah pencegahan merupakan transformasi kesehatan di pilar pertama, yakni transformasi layanan primer. Transformasi ini adanya di puskesmas dan posyandu.
Dikatakan Menkes, sebenarnya posyandu sudah berdiri lama, tapi sempat tidak tersentuh. Padahal, posyandu adalah kader-kader kesehatan yang paling depan dan bisa menjaga kesehatan masyarakat.
“Sekarang, kita sedang mempersiapkan bagaimana posyandu bisa kita sentuh agar bisa kembali lagi melayani kesehatan masyarakat. Sekarang posyandu bisa melayani bayi, ibu, anak-anak, remaja, dewasa sampai lansia,” tutur Budi Gunadi saat peninjauan ke Puskesmas dan Posyandu Prima di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (27/7/2022).
Diharapkan dengan revitalisasi posyandu, semakin banyak orang dapat menjaga kesehatan dibanding mengobati orang sakit.
“Kita sedang melakukan revitalisasi posyandu supaya fokus ke depannya lebih banyak menjaga orang agar tetap sehat, bukan mengobati orang yang sakit,” ujar Budi Gunadi.
"Jika dinilai dari sisi biaya, menjaga orang tetap sehat lebih murah daripada mengobati orang sakit. Tidak hanya itu, orang yang kesehatannya dijaga akan memiliki kualitas kesehatan yang lebih baik."
Advertisement