Karezza, Gaya Bercinta Tanpa Perlu Orgasme

Ada teknik seks baru yang tidak konvensional tapi kabarnya bisa memperbaiki hubungan dan menghidupkan kembali gairah seks. Teknik itu dikenal dengan Karezza.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Feb 2013, 21:01 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2013, 21:01 WIB
tren-karezza130212a.jpg
Ada teknik seks baru yang tidak konvensional tapi kabarnya bisa memperbaiki hubungan dan menghidupkan kembali gairah seks. Teknik itu dikenal dengan Karezza, yakni dengan melakukan hubungan seks secara teratur tanpa diakhiri dengan orgasme.

"Tren baru tersebut, akarnya di zaman kuno yang meminjam dari prinsip Tao dan Tantra," kata Pemuja Karezza dan Penulis Cupid’s Poisoned Arrow (Random House), Marnia Robinson seperti dikutip Body Soul, Selasa (12/2/2013).

Perlu dicatat bahwa Karezza adalah praktek seksual, bukan hanya berciuman dan berpelukan. "Dalam istilah sederhana, Karezza adalah kasih sayang, hubungan sensual tanpa tujuan klimaks," kata Robinson.

"Intercourse sering, meskipun tidak selalu setiap hari. Tapi pasangan biasanya juga terlibat dalam 'perilaku ikatan' sehari. Belaian lembut dari kulit ke kulit yang non-erotis dan sebagainya," tambahnya.

Mengapa orang melakukannya?

"Menghilangkan tujuan orgasme membuat fokus pada seks sebagai pengalaman sensual dan menempatkan pasangan pada saat itu, sehingga mereka berpikir tentang memberi dan menerima kenikmatan, tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan akhirnya," kata seksolog Dr Gabrielle Morrissey kepada Body Soul.

Menurut Morrissey, penelitian menunjukkan bahwa ketika melakukan seks, orang akan menghargai hubungan dengan pasangannya lebih dari pelepasan fisik.
"Karezza, dan praktik-praktik seperti itu, bisa mengalihkan fokus ke koneksi yang bukan terus mengejar orgasme".

Robinson menambahkan, Karezza telah ditemukan untuk menjaga romantisme kehidupan antara pasangan saat masa bulan madu atau memanasnya hubungan baru yang menghilang setelah beberapa tahun.

"Ikatan dan Karezza merupakan dua cara untuk menjaga keromantisan pasangan tetap mengalir," katanya.

"Pasangan berlatih Karezza cenderung lebih sering bercinta daripada yang mereka lakukan dengan seks konvensional, yang merupakan hasil yang sangat positif dalam pandangan saya".

Robinson juga mengutip penelitian yang menyatakan bahwa orgasme tidak selalu membuat semua orang merasa baik dan bahkan dapat menyebabkan semacam mabuk biokimia.

"Para peneliti menemukan bahwa persentase mengejutkan besarnya jumlah perempuan melaporkan mengalami air mata kronis dan lekas marah setelah berhubungan seks, "katanya.

Dia mengatakan, ini bisa terjadi bahkan setelah seks memuaskan dengan pasangan yang penuh kasih.

Robinson mengatakan orgasme membawa tingkat dopamin, neurotransmitter yang membantu mengontrol penghargaan di otak dan pusat kesenangan ke semua waktu yang tinggi, hanya untuk kecelakaan nanti. Dia mengatakan perasaan ini dapat berlangsung selama beberapa waktu.

Robinson menegaskan, pasangan yang telah mencoba Karezza telah memperkuat keyakinan kalau praktik seksual itu meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan.

"Wanita menggunakan kata-kata seperti bahagia , kepuasaan murni, hati yang mencintai. Mereka melaporkan hubungan mereka lebih harmonis dan menyenangkan. Laporan dari beberapa mengatakan mengurangi rasa sakit menstruasi dan merasa terlihat lebih muda," jelasnya.

Robinson mengatakan Karezza juga dapat membantu orang yang ingin mengatasi disfungsi seksual yang disebabkan oleh kecanduan video dewasa.

Banyak orang yang skeptis yang mempertanyakan klaim teknik Karezza bisa 'sangat memuaskan', karena berhubungan seks tanpa orgasme mungkin seperti naik ke puncak gunung tapi tidak melihat matahari terbit. Namun, Robinson mengatakan bahwa dengan praktek Karezza bisa benar-benar memuaskan.

"Karezza pasti pada awalnya sedikit membutuhkan membiasakan diri," katanya.

"Pecinta harus belajar apa yang mereka lakukan dan mengapa, mengambil pendekatan yang cukup lambat untuk hubungan seksual, dan bercinta dalam gelombang lembut - yaitu, ketika hal-hal memanas, mereka mengiZinkan gairah mereka untuk turun berulang kali, sehingga mereka berakhir dalam suasana yang santai".

Dan Morrissey tak selamanya menggambarkan Karezza sebagai cara aman untuk mengubah kehidupan seks Anda.

"Jika mengadopsi cara baru dalam berhubungan seks membantu membawa kembali beberapa kegembiraan dan membuka dialog positif antara beberapa tentang kehidupan seks, dan itu bagus".

"Saya tidak melihatnya sebagai sesuatu yang perlu atau mungkin ingin melakukan, mempraktikkan selamanya," ujarnya.

Sementara Robinson mengatakan, pasangan yang berlatih Karezza sepenuh waktu dan selama bertahun-tahun menunjukkan kalau pasangan itu masih melakukan hubungan seks konvensional setiap kali sampai sekarang dan kemudian.

Dia menyarankan pasangan mengambil pendekatan yang konsisten selama periode tiga-minggu, secara bertahap menambahkan hubungan ke dalam campuran.

"Ini bisa menjadi baik untuk menjadwalkan bercinta selama percobaan Karezza Anda, sehingga kedua pecinta dapat berharap untuk kesempatan".(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya