Hari Stroke Sedunia, Kenali Jenis yang Terbanyak Penderitanya

Memperingati Hari Stroke Sedunia 2022, Anda perlu tahu dua jenis stroke.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2022, 07:09 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2022, 12:15 WIB
Ilustrasi pasien stroke.
Ilustrasi pasien stroke. Foto oleh Kampus Production dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Hari Stroke Sedunia atau World Stroke Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 29 Oktober. Momen ini sebagai pengingat dan edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya stroke yang dapat menyerang siapa saja.

Salah satu fakta yang perlu diketahui bahwa ada 12,2 juta kasus baru stroke tiap tahunnya dengan 1 kasus baru per detik. Lalu, stroke menjadi penyakit penyebab kematian kedua di dunia pada 2015 dan penyebab kematian pertama di Indonesia pada 2014. Stroke juga menjadi penyebab kecacatan utama di dunia.

"Intinya dari stroke selalu kata kuncinya mendadak mengalami perubahan," kata dr. Indah Aprianti Putri, Sp.S, MSc (stroke-Med) dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta dalam Talkshow "Mengenal Stroke dan Perawatan Pasca Stroke di Rumah"

Stroke menyebabkan berbagai dampak ekonomi sebab penyakit ini bukan hanya harus segera ditangani, tetapi juga membutuhkan waktu perawatan yang panjang.

Tak seperti penyakit lainnya, stroke dapat menyebabkan kecacatan permanen yang menyebabkan penderitanya tidak bisa kembali bekerja dan harus dirawat oleh orang lain.

Terdapat dua jenis stroke yaitu stroke penyumbatan (stroke iskemik) dan stroke pendarahan (stroke hemoragik).

Stroke penyumbatan lebih sering terjadi dibanding stroke pendarahan. Sekitar 70 persen pasien stroke mengalami stroke penyumbatan, ujar Indah. "30 persennya karena stroke pendarahan," lanjutnya.

Stroke iskemik adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena penyumbatan. Sementara stroke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah.

"Kalau untuk penyebab dari stroke pendarahan lebih karena tekanan darah yang tinggi umumnya. Tapi bisa juga pada usia muda karena kelainan dinding pembuluh darah," jelas Indah.

 

Faktor Risiko dan Gejala Stroke

Memicu Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Ilustrasi Serangan Jantung Credit: freepik.com

Terdapat beberapa faktor risiko stroke. Faktor risiko yang paling umum adalah beberapa penyakit yang sering muncul pada usia di atas 40 tahun. Contohnya yaitu hipertensi, tekanan darah tinggi, diabetes, gula darah tinggi, dislipidemia, kolesterol tinggi, gangguan irama jantung, merokok, serta badan berlebih atau obesitas, jelas Indah.

Menurut Indah, gejala stroke dapat ditandai dengan mudah. Gejala tersebut antara lain:

1. Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.

2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

3. Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata dan bicara tidak nyambung.

4. Kebas atau baal, serta kesemutan separuh tubuh yang merupakan gangguan sensorik

5. Rabun atau pandangan salah satu mata kabur yang terjadi secara tiba-tiba.

6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah sebelumnya.

Gejala tambahan yaitu gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor, gemetar, atau sempoyongan) serta pingsan.

Segera Bawa ke Rumah Sakit

Pak Ogah kembali terserah Stroke
Pak Ogah kembali terserah Stroke

Jika mengalami gejala di atas, maka harus segera dibawa ke rumah sakit. Pasien harus sampai di rumah sakit kurang dari 4,5 jam yang merupakan golden hour.

Golden period atau golden hour adalah istilah yag digunakan untuk jangka waktu kehidupan pemgidap srtroke untuk mendapatkan pengobatan dengan segera, ucap Willis Silda Tiana, Skep, Ners., M.Kep dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta dalam kesempatan yang sama.

"Kurang dari 4,5 jam harus sudah sampai ke rumah sakit, ujar Silda.

"Kalau memang pasiennya masih sadar, kuncinya tetap dibawa ke rumah sakit," lanjutnya.

Jika pasien diemukan dalam keadaan terjadi penurunan kesadaran, yang perlu dilakukan yaitu membaringkannya terlebih dulu. Jangan beri bantal sebagai alas kepala. Kemudian, apabila kebetulan pasien ini memiliki riwayat gigi palsu, maka lepaskan gigi palsunya terlebih dahulu.

"Jangan diberikan minum," tegas Silda.

Ini karena mungkin saja pasien mengalami gangguan menelan yang dapat berbahaya jika diberikan air minum.

"Kalau sudah siap dan memungkinkan, sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

Linimasa Stroke

Gambar Ilustrasi Human Brain Stroke
Sumber: Freepik

Berikut sejarah stroke dalam dunia kesehatan:

1. Stroke Kuno Diperkenalkan

2400 tahun yang lalu, Hippocrates—seorang dokter Yunani—adalah orang pertama yang mencatat stroke dalam sejarah. Ia menyebutnya "apoplexia", yang digambarkan sebagai "stagnasi" darah yang menyebabkan gangguan "spirit" ke otak dan tubuh.

2. Perawatan yang Tepat untuk Stroke Dimulai

Pada 1800-an, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa stroke sebenarnya disebabkan oleh suplai darah yang berkurang ke otak, membuat dokter dan ahli bedah memulai perawatan pada arteri karotis.

3. Penyebab Stroke Ditemukan

Pada 1900-an, penelitian medis menunjukkan bahwa kadar kolesterol tinggi, merokok, dan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama stroke.

4. Pengembangan Metode Respons Cepat untuk Perawatan Stroke

Pada 2000-an, metode respons cepat untuk mengurangi korban stroke dikembangkan di rumah sakit untuk membantu pasien yang menderita stroke.

5. Peringatan Hari Stroke Sedunia

Organisasi Stroke Dunia (WSO) memperingati Hari Stroke Sedunia yang pertama pada 2006.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Gejala dan Penyebab Stroke
Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya