Tragedi Halloween di Itaewon: Malam Meriah yang Berubah Mematikan

154 orang meninggal dunia dan 132 orang lainnya luka-luka dalam tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan.

oleh Diviya Agatha diperbarui 31 Okt 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2022, 13:00 WIB
Pesta Haloween di Itaewon Tewaskan 154 Orang Akibat Berdesakan
Puing-puing terlihat di lokasi korban tewas dan luka-luka dalam tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Terkait insiden tersebut, Presiden Yoon Suk-yeol telah memerintahkan para pejabat untuk mengirim tim pertolongan pertama bagi mereka yang terkena dampak. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan tengah berduka usai tragedi dalam perayaan Halloween di Itaewon, Sabtu 29 Oktober 2022. Catatan milik Central Disaster and Safety Countermeasures Headquarters (CDSCHQ) Korea Selatan menyebut 154 orang meninggal dunia dan 132 orang lainnya luka-luka.

Tugas untuk mengidentifikasi orang yang meninggal dunia hampir selesai. Hampir semua korban meninggal dunia dapat diketahui identitasnya. Kini, fokus beralih pada pertanyaan bagaimana bisa insiden itu terjadi?

Para pejabat di Korea Selatan, presiden, sejumlah menteri, dan wali kota sudah memberikan pengarahan. Namun, belum ada satupun yang menjelaskan penyebab insiden tragis yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Mengutip laman New York Times, Senin (31/10/2022), sebagian besar korban tergencet hingga meninggal di gang sempit Itaewon. Kebanyakan korban adalah remaja berusia 20-an, yang sebagian besar wanita.

"Mereka yang belum teridentifikasi sebagian besar adalah anak di bawah umur atau warga negara asing," tulis keterangan pihak berwenang.

Berdasarkan keterangan yang diberikan salah satu saksi mata, mereka mengaku tidak melihat adanya kontrol terhadap massa dan kehadiran polisi pada jam-jam menjelang tragedi.

Seorang menteri bahkan mengatakan bahwa para pejabat tidak mengantisipasi kerumunan yang lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya. Justru beberapa polisi malah dialihkan karena ada demonstrasi politik besar-besaran di tempat lainnya yang ada di kota itu.

Perayaan Halloween di Itaewon kali ini memang merupakan yang terbesar sejak pandemi COVID-19 berlangsung. Tiga tahun belakangan perayaan Halloween di Itaewon begitu sepi karena kebanyakan warga memilih di rumah. 

Berkabung Nasional Selama Sepekan

Presiden Korea Selatan Sambangi Lokasi Tragedi Halloween Itaewon
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (tengah) mengunjungi lokasi di mana ratusan orang tewas dan terluka di Seoul, Minggu (30/10/20220). Korban tewas dalam insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan bertambah menjadi 154 orang, demikian laporan dari BBC. (AP Photo/Lee Jin-man)

Presiden Korea Selatan, Yoon Seok-yeol mengumumkan bahwa masa berkabung nasional akan berlangsung selama sepekan. Pihak pemerintah memastikan bahwa lokasi tragedi di Itaewon itu akan menjadi daerah bencana, dan pihak keluarga korban akan mendapatkan bantuan pemerintah.

"Orang-orang jatuh seperti kartu domino," ujar seorang korban berusia 17 tahun setelah menyaksikan pemuda yang saling mendorong di kerumunan.

Di antara para korban, tak hanya warga negara Korea Selatan yang meninggal dunia. Setidaknya terdapat 26 warga negara asing yang tercatat sejauh ini.

Salah satunya Steven Blesi, warga negara AS yang menjadi korban meninggal dunia pada tragedi Halloween di Itaewon. Ayahnya, Steve Blesi menelpon dan mengirim pesan dengan panik.

Steve berupaya untuk menghubungi teman-teman putranya dan pejabat pemerintah. Ia pun sempat mengunggah cuitan di Twitter berisi permohonan untuk memberikan kabar padanya terkait Steven.

Namun pada pukul 23.30, Steve dan istrinya harus menerima kenyataan lewat panggilan telepon dari Kedutaan Besar AS di Korea Selatan.

"Ketika mereka berkata 'Apakah kalian berdua sedang duduk?', saya tahu apa jawabannya," kata Steve.

Tanggapan Pilu Keluarga Korban

Lokasi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (Yonhap)
Lokasi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (Yonhap)

Putranya, Steven yang berusia 20 tahun dan merupakan mahasiswa Kennesaw State University di Georgia dan tengah mengikuti program studi luar negeri di Korea Selatan menjadi salah satu orang yang tewas dalam perayaan Halloween di Itaewon.

"Rasanya seperti ditikam ratusan kali secara bersamaan," begitu kalimat yang terucap dari mulut Steve usai menerima kabar.

"Rasanya seperti duniamu baru saja runtuh. Itu mati rasa dan menghancurkan pada saat yang bersamaan."

Setelah mendapat kabar, Steve bergegas menjemput putranya Joey Blesi yang merupakan saudara dekat Steven. Saat menempuh perjalanan, Steve mengaku tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Joey.

Saat Steve dan istrinya masih berupaya menelepon putranya berulang kali, seorang petugas kepolisian akhirnya memberikan jawaban. Ponsel milih Steven masuk diantara puluhan ponsel lainnya yang berserakan di kerumunan massa.

"Yah, mungkin teleponnya terlempar dari tangannya. Mungkin dia kehilangan ponselnya," kenang Steve pada momen tersebut.

Mimpi Buruk di Kala Halloween

Pesta Haloween di Itaewon Tewaskan 154 Orang Akibat Berdesakan
Seseorang, yang diyakini menderita serangan jantung, diangkut dengan tandu di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Lebih dari 140 ambulans dikerahkan ke tempat kejadian untuk membantu mengevakuasi para korban tragedi Halloween Itaewon. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP)

Saat kejadian, puluhan ribu orang berada di Itaewon untuk merayakan Halloween. Berdasarkan dugaan sementara, puluhan ribu orang berdesak-desakan dan mengalami kesulitan untuk bernapas di tengah kerumunan.

Dari banyak video yang beredar, terlihat banyak orang melakukan resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resuscitation/CPR) secara massal di jalanan.

Terlihat jalanan dengan gang sempit yang menjadi lokasi kejadian dimana puluhan ribu orang berdesak-desakan, berjatuhan, dan akhirnya meninggal dunia.

Mengutip laman CNN Asia, Itaewon merupakan pusat kehidupan malam di Seoul yang biasanya penuh dengan warna. Malam kemarin adalah perayaan Halloween pertama terbesar di Seoul sejak pandemi COVID-19 melanda.

Kerumunan besar membanjiri Itaewon untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Orang diketahui saling tabrak menabrak dalam kerumunan di jalan sempit itu.

"Jalan-jalan dan gang-gang yang sempit dapat membuat kesulitan untuk dinavigasi, terutama ketika sudah gelap dan ramai," tulis keterangan.

Infografis Kisah Dramatis dan Kesaksian Pilu Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kisah Dramatis dan Kesaksian Pilu Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya