Liputan6.com, Jakarta - Body shaming adalah tindakan mengatakan sesuatu yang negatif tentang tubuh seseorang. Ini bisa tentang tubuh Anda sendiri atau tubuh orang lain. Komentar ini dapat berkaitan dengan bentuk tubuh, usia, rambut, berat badan dan daya tarik seseorang.
Menerima perlakuan ini dari orang asing saja sudah cukup menyakitkan. Lalu, bagaimana jadinya jika orang yang begitu Anda sayang; yang namanya terukir di hati Anda merupakan pelakunya? Tentu hati Anda akan hancur berkeping-keping.
Baca Juga
Sang pujaan hati mungkin pernah mengomentari berat badan, bentuk tubuh, dan penampilan Anda secara keseluruhan. Atau bahkan membandingkan Anda dengan teman wanita atau kekasih sahabatnya yang dianggap lebih langsing dan memiliki bentuk badan proporsial.
Advertisement
Jadi, apa alasannya melakukan ini pada Anda? Ini bukan berarti pasangan tidak mencintai dan menyayangi Anda.
Meskipun pasangan mungkin tidak berniat untuk menyakiti perasaan Anda, perilaku tersebut seringkali berakar pada pengalaman negatif dari masa kecil seseorang.
"Komentar body shaming yang mungkin dibuat pasangan seringkali merupakan pengulangan dari komentar serupa yang diterima di bab lain dalam hidupnya," kata seorang konselor kesehatan mental klinis Dani Bryant kepada Bustle.
Pasangan terkadang percaya bahwa ia peduli dengan kesehatan Anda sehingga membenarkan perilaku body shaming-nya sebagai cara mendorong Anda untuk mengubah gaya hidup. Akan tetapi, fokus pada berat badan bukanlah cara yang akurat untuk mengukur kesehatan seseorang.
"Jika Anda benar-benar peduli dengan kesehatan pasangan, jangan fokus pada berat badan," katanya. "Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan dan terlibat dalam perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan tanpa sengaja memanipulasi bentuk atau ukuran tubuh."
Manifestasi Pengalaman Buruk
Pelecehan emosional terkadang dapat dimulai dengan cara kecil dan bertahap serta seringkali sulit dikenali dalam suatu hubungan. Gaslighting, stonewalling, triangulasi—ini dapat muncul dengan cara yang bervariasi, tetapi semuanya tetap berisiko. Body shaming, khususnya, dapat terjadi karena sejumlah perilaku, ungkap Bryant.
"Segala jenis kritik, degradasi, hal yang memalukan, intimidasi, ejekan, komentar yang berakar pada perbandingan, kontrol, dan harapan yang tidak realistis semuanya adalah body shaming," katanya.
Meskipun selalu ada kemungkinan bahwa perilaku ini adalah manifestasi dari pengalaman yang ia dapatkan, itu tetap tidak membenarkan tindakan tersebut.
Melakukan body shaming dengan alasan tersebut berarti Anda menyimpan dendam dan ingin meluapkannya kepada orang lain—dalam kasus ini ialah pasangan Anda sendiri yang benar-benar tidak ada kaitannya dengan apa yang menimpa Anda di masa lalu.
"Ini adalah pendapat toksik seseorang atas rasa malunya yang sering diproyeksikan pada orang lain untuk dapat berkuasa dan mengontrol (pasangannya)," katanya.
Advertisement
Dampak Body Shaming
Tidak diragukan lagi bahwa pasangan yang melontarkan hinaan kepada Anda tentang berat badan atau bentuk tubuh terasa sangat menyakitkan. Belum lagi ini memengaruhi hubungan Anda berdua serta hubungan yang Anda miliki dengan tubuh sendiri.
Menurut Bryant, mengalami pelecehan emosional dalam bentuk body shaming oleh pasangan sendiri dapat berdampak pada kesehatan mental, terutama dalam hal persepsi diri Anda.
Tidak hanya itu, jika Anda memiliki riwayat dengan gangguan makan dalam bentuk apa pun, pasangan yang menghina bentuk tubuh dapat membuatnya memburuk.
Menurut situs Verywell Mind, body shaming dapat menyebabkan masalah kesehatan mental termasuk gangguan makan, depresi, kecemasan, gangguan dysmorphia tubuh, serta rasa benci terhadap tubuh seseorang.
Remaja yang menerima perilaku body shaming memiliki risiko depresi yang meningkat secara signifikan. Ini juga berdampak buruk pada wanita obesitas yang ingin menurunkan berat badan.
Selain itu, body shaming dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap tubuh seseorang yang berakibat pada rendahnya harga diri.
Jangan Mau Dihina
Meskipun sulit, direktur penjangkauan klinis dan pendidikan di fasilitas perawatan gangguan makan The Renfrew Center Samantha DeCaro, Psy.D. mendorong untuk membuat batasan dengan pasangan jika ia menghina Anda.
"Ekspresikan perasaan, komunikasikan kebutuhan, dan katakan padanya untuk berhenti," katanya, menambahkan bahwa Anda juga perlu mempertimbangkan untuk memberi tahuny jika komentar yang dilontarkan memengaruhi seberapa bahagia atau aman perasaan Anda dalam hubungan tersebut.
"Putuskan apa yang ingin dilakukan untuk menjaga diri sendiri jika sang kekasih terus melanggar batasan Anda," katanya.
Jika komentar kasar body-shaming yang dilontarkan telah mengubah citra tubuh dan harga diri Anda, ketahuilah bahwa Anda layak untuk dihargai.
Bryant mengatakan bahwa nilai seseorang dilihat dari kepribadian dan bukannya bentuk tubuh atau berat badannya.
"Jika pasangan tidak dapat atau tidak mau mencoba memahami dari mana bias anti-lemak atau standar kecantikan yang tidak realistisnya berasal, maka sangat penting untuk mengajukan pertanyaan: Bagaimana saya dapat mencintai diri sendiri jika salah satu orang terdekat dalam hidup saya tidak melakukan hal yang sama?"
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement