Liputan6.com, Jakarta Mantan pebulu tangkis nasional Greysia Polii berbagi cerita menarik mengenai titik terendahnya dalam hidup hingga memiliki semangat pantang menyerah.
"Saya main bulu tangkis sejak usia 5 tahun. Saat itu ibu melihat bakat dan kemampuan saya," kenang greysia dalam konferensi pers SGM eksplor dengan tajuk Tunjuk Tangan untuk Generasi Maju Indonesia, ditulis Sabtu (24/12/2022).
Baca Juga
Namun karena ia dari Sulawesi Utara, Greysia harus merantau ke pulau Jawa untuk berlatih dengan pelatih profesional di asrama.
Advertisement
"Jadi waktu itu kalau mau serius, saya harus merantau di pulau Jawa," kenangnya dalam konferensi pers SGM eksplor dengan tajuk Tunjuk Tangan untuk Generasi Maju Indonesia, ditulis Sabtu (24/12/2022).
Namun setelah merantau ke pulau Jawa pada usia 8 tahun, Greysia kecil malah merasa tidak percaya diri karena kalah dari lawannya.
"Dari usia 6 tahun saya juara terus di Manado, bahkan saat melawan level anak 10 tahun. Begitu ke Jakarta, kalah langsung. Percaya diri jadi berkurang. Kok saya kalah di sini. Sampai saat ini, hal ini terus teringat dan bikin down," ujarnya lagi.
Greysia pun sempat mengadu pada sang ibu untuk pulang karena merasa takut. Tapi ibunya terus memotivasinya agar ia tidak menyerah.
"Saya kan nangis-nangis. Di situ saya merasa nggak pantes di Jakarta. Lawannya besar, mereka 10-11 tahun dan saya masih 8 tahun, saya takut. Tapi saya sudah komitmen dan janji pada ibu. Ibu bilang waktu itu, kalau kamu kalah, kamu latihan. Dan tidak boleh pulang," kata Greysia.
Sejak itu, Greysia berpikir dan melawan rasa takutnya dengan terus berlatih. Ia pun tambah cinta dengan olahraga bulu tangkis.
"Saya suka dan cinta olahraga ini. Saya pikir, saya harus komitmen. Komitmen yang dikasi ibu saya sangat berdampak pada saat masuk asrama," ungkapnya.
Tetap Disiplin
Kebiasaan dan kedisplinian Greysia dari kecil pun kembali dijalaninya demi menjuarai bulu tangkis.
Greysia kala itu yakin, kegigihan untuk berlatih dan menjaga nutrisi sehat adalah fondasi yang membawanya menjadi pribadi yang gigih dan pantang menyerah.
"Saya bangun pagi, terus jam 5 sampai 7 pagi latihan. Lanjut setengah 8 sekolah. Lalu, jam 3 sampai 7 sore latihan lagi. Lanjut jam 8 malam belajar lagi. Kalau flash back saya pikir ngga kuat kalau tanpa nutrisi yang sehat," ujarnya.
Menurut Greysia, ibunya selalu mengingatkan dirinya untuk minum susu dan makan sayur. "Hal-hal seperti ini terbawa sampai kini, bermanfaat buat kita."
Selain itu, Greysia juga mengatakan bahwa meskipun ia sibuk latihan untuk kejuaraan bulu tangkis, ibunya selalu mengingatkan untuk tetap sekolah.
"Edukasi penting untuk mental seorang atlet. Tidak cuma keterampilan fisik. Ibu saya bilang, kamu mau jadi juara dunia boleh, tapi harus sekolah," katanya.
Advertisement
Berhasil Menjuarai Bulu Tangkis
Dengan dukungan ibunya, Greysia berhasil mewujudkan mimpi menjadi atlet bulutangkis namun tetap tidak menomor duakan pendidikan formal hingga juga bisa menyelesaikan kuliah.
"Dari hasil perjuangan dan dukungan tersebut, akhirnya saya bisa berhasil menyabet medali emas Olimpiade Tokyo 2020," katanya.
Sebagai informasi, Greysia Polii resmi pensiun sebagai atlet badminton. Setelah 30 tahun menggeluti dunia yang sudah membesarkan namanya, wanita kelahiran 11 Agustus 1987 ini memutuskan untuk gantung raket.
Dia berpamitan kepada publik bulu tangkis dalam acara bertajuk Testimonial Day Greysia Polii yang digelar sebelum final Indonesia Masters 2022 di Istora Senayan, 12 Juni lalu.