Pele Meninggal Dunia, RS Ungkap Penyebabnya

Pele meninggal dunia pada usia 82 akibat kegagalan multiorgan efek dari kanker usus besar.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 30 Des 2022, 09:05 WIB
Diterbitkan 30 Des 2022, 06:56 WIB
Pesepak Bola yang Merambah ke Dunia Seni Peran
Pele sang legenda sepak bola asal Brasil meninggal dunia. (AFP/Mauro Pimentel)

Liputan6.com, Jakarta Rumah sakit tempat Pele dirawat mengungkapkan penyebab legenda sepak bola Brasil itu meninggal dunia. Hospital Israelita Albert Einstein di Sao Paolo menyebutkan bahwa pasiennya tersebut meninggal karena kegagalan multiorgan akibat kanker usus besar yang ia derita.

"Hospital Israelita Albert Einstein mengonfirmasi atas meninggalnya Edson Arantes do Nascimento atau Pele, pada 29 Desember 2022 pukul 15.27 karena kegagalan multiple organ akibat perkembangan kanker usus besar, kondisi yang ia alami sebelumnya," tulis rumah sakit tersebut.

Pele sudah menjalani perawatan kanker usus besar sejak tahun lalu. Beberapa pekan terakhir, ia dirawat di rumah sakit karena beberapa masalah kesehatan termasuk, masalah pernapasan karena terkena COVID-19.

Bahkan, sempat juga beredar desas-desus Pele sedang menjalani perawatan paliatif karena kondisinya terus kurang baik saat itu. Namun, pada awal Desember 2022 Pele menyebut kondisinya stabil. 

Pihak rumah sakit saat itu juga mengatakan bahwa sang atlet legendaris ini telah memberikan respons dengan baik pada infeksi pernapasan.

“Pele menerima antibiotik untuk mengobati infeksi saat menjalani kemoterapi melawan kanker,” kata staf medis, Jumat, 2 Desember 2022. 

Namun, usia tak ada yang tahu. Setelah segala upaya dilakukan, Pele mengembuskan napas terakhir. Agen Pele, Joe Fraga mengumumkan beberapa saat lalu bahwa, "Sang Raja telah tiada".

Lalu, anak perempuan Pele, Kely Nascimento, mengonfirmasi meninggalnya sang ayah. "Kami berterima kasih padamu. Kami mencintaimu tanpa akhir. Rest in peace," tulis Kelly yang diunggah sekitar lima jam lalu di akun Instagram @iamkelynascimento.

 

 

Tentang Kanker Usus Besar yang Pele Derita

Undian Piala Dunia 2018, Piala Dunia 2018 Rusia
Legenda sepak bola dunia asal Brasil, Pele serius menyimak hasil undian Piala Dunia 2018 di State Kremlin Palace, Moscow, (1/12/2017). Piala Dunia 2018 berlangsung sejak 14 Juni hingga 15 Juli 2018 di Rusia. (AFP/Alexander Nemenov)

Kanker usus besar ditemukan usai pemeriksaan rutin yang Pele lakukan pada 2021. Usai didiagnosis kanker usus besar, sederet perawatan sudah Pele lakukan. Termasuk diantaranya menjalani pengangkatan tumor di sisi kanan usus besarnya pada September 2021.

"Sabtu lalu saya menjalani operasi pengangkatan lesi mencurigakan di usus besar kanan. Tumor itu terindentifikasi saat tes yang dilakukan dua minggu lalu," kata Pele usai operasi saat itu di akun Instagram saat itu.

Usai menjalani operasi pengangkatan tumor saat itu, kondisinya membaik meski terus melanjutkan dengan kemoterapi. Pele saat itu juga sempat mengucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit serta dokter yang membantu merawat kesehatannya.

"Teman-teman, terima kasih untuk banyak doa baik. Terima kasih Tuhan saat ini kondisi saya baik-baik saja dan mengizinkan dokter Fabio serta dokter Miguel merawat kesehatan saya," lanjut Pele di tahun lalu.

Namun, setelah setahun pasca operasi dan perawatan kanker lainnya, Pele meninggal dunia di usia 82 tahun.

 

Fakta Kanker Usus Besar

Waspadai Gorengan Sebagai Faktor Risiko Kanker Usus Besar
Hingga saat ini, penyebab kanker usus belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai.

Kanker usus besar terkait dengan pola makan, predisposisi genetik, dan usia. Menurut American Cancer Society (ACS), kanker usus besar bisa terjadi pada 1 dari 23 pria dan 1 dari 25 wanita. ACS menyebutkan bahwa kanker usus besar adalah kanker nomor tiga penyebab pria meninggal di sana.

Organisasi ini mengestimasi sektar 52 ribu kematian akibat kanker usus di 2022.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), apabila bisa terdiagnosis dini 90 persen pasien mampu bertahan di jangka lima tahun dibandingkan yang terdiagnosis lebih lanjut. 

Maka dari itu, penting untuk  melakukan skrining secara reguler mulai usia 50. Bisa juga dilakukan lebih awal apabila ada memiliki riwayat keluarga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya