Jelang Hari Kasih Sayang, Simak Cerita Sedih Tokoh Pendeta di Balik Sejarah Valentine's Day

Berikut sejarah Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang yang dirayakan tiap 14 Februari

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Jan 2023, 10:38 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 10:21 WIB
Ilustrasi Hadiah Hari Valentine
Ilustrasi hadiah Hari Valentine. (dok. Pixabay.com/waichi2021)

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 14 Februari diperingati sebagai Hari Kasih Sayang (Valentine's Day) di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Valentine's day acap kali dimanfaatkan untuk menunjukkan rasa cinta atau kasih sayang khususnya pada pasangan. Di Indonesia, Hari Valentine hanya dirayakan oleh sebagian pasangan secara sederhana.

Biasanya tiap 14 Februari segelintir orang akan 'merayakan' Hari Kasih Sayang dengan memberi coklat, bunga, atau hadiah kepada kekasih.

Tak jarang, beberapa pasangan menghabiskan waktu bersama seperti makan di kafe favorit atau jalan-jalan di mal.

Lantas, tahukah kamu bagaimana sejarah Hari Valentine?

Hari Valentine sendiri diambil dari nama seorang tokoh agama terkenal St Valentine. Ada berbagai versi cerita soal tokoh ini.

Cerita populer tentang St Valentine mengatakan bahwa dia adalah seorang pendeta dari Roma pada abad ketiga Masehi.

Kaisar Claudius II telah melarang pernikahan karena menurutnya pria yang menikah adalah prajurit yang buruk.

Valentine merasa ini tidak adil, jadi, dia melanggar peraturan dan mengatur pernikahan secara diam-diam.

Saat Claudius mengetahuinya, Valentine dijebloskan ke penjara dan dijatuhi hukuman mati.

Di sana, dia jatuh cinta dengan putri sipir dan ketika dia dibawa untuk dibunuh pada tanggal 14 Februari dia mengiriminya surat cinta bertanda 'dari Valentine-mu'.

Lantas, kapan peringatan Hari Valentine dimulai?

Melansir BBC, Valentine's Day pertama dilakukan pada tahun 496, meski belum dapat dipastikan 100 persen.

Ini menunjukkan bahwa Hari Valentine menjadi tradisi yang sangat tua dan diperkirakan berasal dari festival Romawi.


Festival Lupercaila

Geoffrey Chaucer
Pujangga Inggris pada Abad Pertengahan yang ditengarai mengkaitkan St. Valentine dengan perayaan romantis. (Sumber biography.com)

Bangsa Romawi mengadakan festival yang disebut Lupercalia pada pertengahan Februari atau awal musim semi mereka.

Diperkirakan sebagai bagian dari perayaan, ada permainan khas yang biasa dilakukan. Dalam permainan tersebut laki-laki mengambil nama perempuan dari sebuah kotak yang telah disediakan.

Perempuan yang namanya terpilih secara acak dari dalam kotak pun akan menjadi pacar laki-laki tersebut selama festival berlangsung. Namun, terkadang ada pula yang hubungannya berlanjut hingga ke jenjang pernikahan.

Belakangan, gereja ingin mengubah festival ini menjadi perayaan Kristen dan memutuskan untuk menggunakannya untuk memperingati St Valentine juga.

Lambat laun, Hari Valentin mulai digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dicintainya.


Kartu Valentine Pertama

kartu ucapan valentine
Kartu ucapan valentine tertua di dunia

Hari Valentine juga identik dengan kartu ucapan manis untuk orang terkasih. Kartu Hari Valentine pertama berasal dari tahun 1415 ketika Adipati Orléans mengirim kartu kepada istrinya saat dia menjadi tahanan di Menara London.

Di Amerika Serikat, kartu Hari Valentine tidak mendapatkan popularitas sampai Perang Revolusi, ketika orang mengambil kebiasaan menulis catatan tulisan tangan untuk kekasih mereka.

Baru pada awal 1900-an kartu diproduksi secara massal untuk perayaan Hari Valentine.


Pro Kontra

Berburu Souvenir Cantik di Hari Valentine
Sejumlah souvenir bunga mawar yang dihias terlihat di kawasan Rawa Belong, Jakarta, Senin (14/2/2022). Hari Valentine yang diperingati setiap 14 Februari menjadi berkah bagi para penjual bunga karena banyak pesanan bunga di momen kasih sayang tersebut. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski mendapatkan popularitas global, Hari Valentine masih belum dirayakan secara luas di negara-negara seperti Indonesia, Arab Saudi, dan Malaysia, mengutip National Geographic.

Di sebagian besar negara tersebut, hari raya bertentangan dengan aspek agama yakni Islam. Namun, beberapa negara menolak Hari Valentine karena alasan politik.

Di India, beberapa partai politik konservatif menentang Hari Valentine karena mereka yakin hari raya tersebut mempromosikan nilai-nilai Barat.

Baik merayakan Hari Valentine atau tidak, rasa cinta tetap mampu menghubungkan satu manusia dengan manusia lain selama berabad-abad—dari bangsa Romawi hingga hari ini.

Infografis 4 Zodiak Mudah Jatuh Cinta dengan Sahabat
Infografis 4 Zodiak Mudah Jatuh Cinta dengan Sahabat. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya