Hamil di Atas Usia 35, Apa yang Perlu Diperhatikan?

Kehamilan geriatri adalah istilah yang digunakan untuk kehamilan yang terjadi ketika seorang wanita berusia di atas 35 tahun. Berikut risiko dan pencegahannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2023, 14:39 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2023, 14:00 WIB
Menjaga Kesehatan Ibu Hamil
Ilustrasi Kehamilan Geriatri Credit: pexels.com/Melanie

Liputan6.com, Jakarta - Kehamilan geriatri adalah istilah yang digunakan untuk kehamilan yang terjadi ketika seorang wanita berusia di atas 35 tahun.

Sebagian besar wanita sehat yang hamil di atas 35 tahun dan bahkan hingga usia 40-an memiliki bayi yang sehat. Namun, data menunjukkan ada beberapa risiko yang mungkin dialami ibu yang mengandung di usia 35 tahun ke atas.

Menurut situs Mayo Clinic, risiko yang mungkin terjadi antara lain:

1. Butuh Waktu Lebih Lama untuk Hamil

Setiap wanita memiliki jumlah sel telur yang terbatas. Saat mencapai usia 35 tahun ke atas, kuantitas dan kualitas sel telur menurun. Selain itu, seiring bertambahnya usia, sel telur tidak dibuahi semudah ketika masih muda.

Jik berusia lebih dari 35 tahun dan belum bisa hamil selama enam bulan, segera konsultasikan dengan dokter.

2. Kemungkinan Hamil Bayi Kembar Lebih Tinggi

Kemungkinan memiliki anak kembar meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan perubahan hormon menyebabkan pelepasan lebih dari satu sel telur pada saat yang bersamaan.

Selain itu, teknologi reproduksi berbantuan—seperti fertilisasi in vitro—juga dapat menjadi faktor terjadinya kehamilan kembar.

3. Risiko Kelahiran Prematur dan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah yang Lebih Tinggi

Bayi prematur sering mengalami masalah medis yang rumit.

4. Peluang Menjalani Operasi Caesar Meningkat

Setelah menginjak usia 35 tahun, terdapat risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi yang menyebabkan dilakukannya persalinan caesar.

5. Risiko Terkena Diabetes Gestasional Meningkat

Pregnant
Ilustrasi Ibu Hamil Credit: unsplash.com/Andrea

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang hanya terjadi selama kehamilan serta lebih sering dialami oleh mereka yang berusia yang lebih tua.

Seseorang dengan diabetes gestasional harus mengontrol gula darahnya dengan ketat melalui pola makan dan aktivitas fisik. Obat juga terkadang dibutuhkan. Jika tidak diobati, diabetes gestasional dapat menyebabkan bayi tumbuh lebih besar dari rata-rata.

Memiliki bayi dengan ukuran yang lebih besar meningkatkan risiko cedera selama proses persalinan. Diabetes gestasional juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan komplikasi pada bayi yang dilahirkan.

Selain itu, jenis diabetes ini dapat menyebabkan tekanan darah darah tinggi. Penelitian menunjukkan tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan lebih sering terjadi pada seseorang yang berusia yang lebih tua.

Kunjungi dokter secara rutin jika Anda mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan. Selain itu, Anda mungkin perlu melahirkan bayi sebelum tanggal jatuh tempo untuk menghindari komplikasi.

6. Risiko Kelainan Kromosom Lebih Tinggi

Ilustrasi Ibu Hamil/ Pexels
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto oleh Dahlak Tarekegn dari Pexels)

Bayi yang lahir dari rahim ibu yang lebih tua memiliki risiko memiliki kelainan kromosom tertentu seperti Down syndrome yang lebih tinggi.

7. Risiko Keguguran Lebih Tinggi

Risiko keguguran dan lahir mati meningkat seiring bertambahnya usia. Ini dapat disebabkan oleh kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau kelainan kromosom pada bayi.

Dilansir dari WebMD, seseorang yang berusia 40 tahun memiliki risiko keguguran 40 persen. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan risiko seseorang berusia 20-an yang kurang dari 15 persen.

Penelitian menunjukkan peningkatan risiko keguguran disebabkan oleh penurunan kualitas sel telur di usia yang lebih tua serta risiko gangguan kronis, misalnya darah tinggi atau diabetes yang lebih tinggi.

Studi juga menunjukkan bahwa usia pria pada saat pembuahan berpengaruh pada kesehatan anak-anak.

Untuk menghindari risiko-risiko di atas, perlu juga merawat diri dengan baik. Merawat diri sendiri dengan baik adalah cara terbaik untuk merawat bayi Anda. Lakukan hal-hal di bawah ini:

1. Konsumsi Makanan Sehat

Tips Menangani Ibu Hamil Tidak Banyak Berkeringat
Ilustrasi Kehamilan Credit: pexels.com/Allef

Selama kehamilan, Anda akan membutuhkan lebih banyak asam folat, kalsium, zat besi, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya. Jika Anda sudah mengonsumsi makanan yang sehat, pertahankan kebiasaan tersebut. Mengonsumsi vitamin selama hamil juga dapat membantu optimalisasi asupan nutrisi.

2. Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum hamil, konsultasikan kesehatan Anda secara keseluruhan dengan dokter. Diskusikan perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan peluang kehamilan dan kelahiran bayi yang sehat.

Atasi kekhawatiran yang mungkin Anda miliki tentang kesuburan atau kehamilan. Selain itu, tanyakan juga tentang alternatif yang dapat dipilih jika Anda kesulitan hamil.

3. Berat Badan Ideal

Menambah jumlah berat badan yang tepat dapat mendukung kesehatan bayi Anda. Konsultasikan dengan dokter untuk menyusun rencana yang tepat untuk Anda.

4. Tetap Aktif

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu meringankan ketidaknyamanan selama kehamilan, meningkatkan energi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Ini dapat meningkatkan stamina dan kekuatan otot, yang membantu kelancaran proses persalinan. Namun, jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, terutama jika Anda memiliki suatu masalah kesehatan.

5. Hindari Rokok, Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Hindari konsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang terlarang selama kehamilan.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya