Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam menanggapi kemunculan kasus baru gagal ginjal akut pada anak yang dikaitkan dengan obat sirup. Dari dua di DKI Jakarta yang dilaporkan, satu di antaranya, terkonfirmasi gagal ginjal akut.
Menurut Ari, pembelajaran berharga adalah obat sirup yang beredar di masyarakat kemungkinan masih terdapat cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). EG dan DEG adalahh zat kimia yang memiliki efek toksik atau beracun jika terkonsumsi melebihi batas aman.
Baca Juga
Meski begitu, seperti diketahui bersama, obat sirup Praxion yang disebut-sebut terkait kasus gagal ginjal sudah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Rabu (8/2/2023). Artinya, bebas dari cemaran EG dan DEG.
Advertisement
"Yang jelas ini adalah warning (peringatan) buat kita bahwa kita masih ada masalah dengan kemungkinan campuran cemaran di obat sirup," terang Prof. Ari, sapaan akrabnya kepada Health Liputan6.com di sela-sela acara 'Sarasehan Dies Natalis ke-73 FKUI' di Gedung IMERI FKUI Jakarta pada Kamis, 9 Februari 2023.
"Artinya, obat yang ada, yang beredar di tengah masyarakat tersebut kemungkinan memang masih ada menyebabkan gagal ginjal."
Kemunculan kembali kasus gagal ginjal akut ikut membuat Prof. Ari prihatin. Penyebab ginjal akut mesti diselidiki terus, apakah ada berhubungan dengan produk obat sirup tertentu.
"Pertama-tama, kita harus mencari dulu. Ini (kasus gagal ginjal) kira-kira apa sih penyebabnya, apakah memang masih berhubungan dengan produk (obat sirup) tersebut," sambungnya.
Perlu Ada Investigasi Obat Sirup
Demi upaya menguak penyebab kasus gagal ginjal akut pada anak, Ari Fahrial Syam yang juga Dekan FKUI menekankan, perlu dilakukan investigasi lebih jauh lagi, apakah kasus ini berkaitan dengan produk obat sirup.
"Kita mesti tahu dulu, apakah ini (kasus ginjal akut) benar berkaitan dengan produk (obat sirup) atau tidak. Jadi memang perlu dilakukan mitigasi, investigasi lagi," terangnya.
"Ya kita enggak bisa banyak ngomong juga, karena kan ini baru beberapa kasus."
Pada Rabu (8/2/2023), Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, dari dua kasus diduga gagal ginjal akut pada anak yang dilaporkan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, hanya satu kasus yang terkonfirmasi positif.
"Memang kita sudah lama enggak lihat ada kasus, bulan ini ada dua anak yang dicurigai gagal ginjal akut. Yang satu sudah di-confirm tidak, yang satu confirm, iya dan yang confirm gagal ginjal akut ini yang diterima di RSCM," ujarnya saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Advertisement
Penyebab Ginjal Akut Masih Misterius
Farmakolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati mengungkapkan kemungkinan faktor lain penyebab kasus gagal ginjal akut anak. Hal ini merespons soal obat Praxion yang ditegaskan bukan menjadi penyebab gagal ginjal.
"Tapi memang ada kemungkinan dari faktor lain yang harus terus diinvestigasi," ungkapnya melalui daring saat konferensi pers di Kantor BPOM Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Zullies menambahkan, gagal ginjal akut sendiri dapat disebabkan berbagai faktor, baik eksternal maupun internal. Faktor internal adalah faktor dari pasien itu sendiri.
Biasanya status nutrisi sangat berperan seperti kekurangan vitamin tertentu yang memperberat gejala gagal ginjal akut.
Sedangkan, faktor eksternal bisa berupa racun atau toksik dari luar tubuh. Faktor eksternal penyebab gagal ginjal akut sendiri tak hanya EG dan DEG, melainkan bisa juga obat-obat lain yang sifatnya toksik pada ginjal.
"Saya kira ini memang masih perlu diselidiki atau diinvestigasi," jelas Zullies.