Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin salah satu yang sudah mendengar bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lagi mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker, terutama di luar ruangan.
Pernyataan soal masker yang sudah tidak lagi wajib tersebut dikaitkan dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Advertisement
Baca Juga
Lantas, bagaimana respons para epidemiolog mendengar anjuran satu ini?
Advertisement
Epidemiolog sekaligus Peneliti Keamanan dan Kesehatan Global Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak lagi harus menggunakan masker di luar ruangan ada plus minusnya tersendiri.
"Sejak Pak Jokowi menyampaikan bahwa masker dikesankan tidak perlu digunakan, saya sampaikan ini ada benar dan tidaknya," ujar Dicky melalui keterangan pada Health Liputan6.com, Jumat (24/2/2023).
Pakai Masker Harus Lihat Situasi
Dicky menjelaskan, ketika masyarakat berada di luar ruangan dengan situasi sepi, tidak terlalu banyak orang, ventilasi dan sirkulasi udara di sekitar baik, maka tak ada masalah jika memilih untuk melepas masker.
"Tapi kalau di luar ruangan situasinya padat, sirkulasinya buruk, wah berisiko. Apalagi sekarang penyakit yang menular lewat udara itu banyak. Bukan hanya COVID-19. Jadi pertimbangannya (menggunakan masker) itu untuk melindungi diri," kata Dicky.
Jangan Sampai Masyarakat Jadi Lengah
Menurut Dicky, kelemahan besar pemerintah RI masih berkaitan dengan strategi komunikasi risiko. Soal penggunaan masker inilah yang jadi contoh nyatanya.
"Ini harus diperbaiki dengan strategi komunikasi risiko yang baik sehingga masyarakat jadinya tidak lengah. Ya bisa saja lepas masker. Tapi apakah sudah booster? Dia berhadapan dengan siapa? Mungkin dengan orang yang HIV, kanker, lansia, itu (kelompok) berisiko tinggi," ujar Dicky.
Sebaiknya Tetap Gunakan Masker untuk Jaga Diri
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengungkapkan bahwa tak masalah jika masker tidak diwajibkan.
Akan tetapi, demi menjaga kesehatan diri sendiri, maka masker masih diperlukan. Terutama jika Anda hendak pergi ke tempat berisiko tinggi seperti rumah sakit.
"Tidak wajib oke. Tetapi untuk menjaga kesehatan pribadi sebaiknya tetap menggunakan masker di tempat publik dan layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan tempat praktek dokter," ujar Masdalina pada Health Liputan6.com, Jumat (24/2/2023).
Sama seperti Dicky, menurut Masdalina, penggunaan masker turut bisa membantu untuk mencegah penyakit-penyakit lainnya. Terutama yang berkaitan dengan infeksi pernapasan.
"Karena risikonya lebih tinggi. Bukan hanya untuk COVID-19, juga untuk yang punya infeksi pernapasan lainnya seperti TB (Tuberkulosis), dan lain-lain," kata Masdalina.
Advertisement
Jokowi Umumkan Tak Wajib Gunakan Masker
Kemarin, Jokowi mengutarakan soal penggunaan masker yang tidak lagi wajib di luar ruangan. Hal itu berkaitan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah dicabut.
"Saya ingin mengingatkan kembali bahwa PPKM telah dicabut di akhir 2022 yang lalu. Jadi, kalau tadi Pak Gubernur Kaltim menyampaikan yang pakai masker itu dianggap agak sakit, enggak salah Pak Gub, enggak salah, karena memang PPKM sudah dicabut," kata Jokowi dalam acara Rakernas APPSI di Balikpapan, Kalimantan Timur pada Kamis, 23 Februari 2023.
Jokowi menambahkan, penggunaan masker di luar ruangan sudah tidak wajib. Namun, bila masih ada yang mau menggunakannya pun diperbolehkan, terutama untuk di dalam ruangan.
"Jadi apalagi di luar ruangan, itu sudah tidak wajib pakai masker. Tetapi di dalam ruangan kalau ada yang masih pakai masker juga tetap diperbolehkan, demi kesehatan," kata Jokowi.
Respons Warganet Soal Penggunaan Masker
Ucapan yang dilontarkan Jokowi terkait penggunaan masker sendiri menuai pro dan kontra. Ada yang menyambut baik, namun ada pula yang merasa masker sangat penting untuk melindungi diri.
Salah satu warganet mengungkapkan bahwa penggunaan masker lebih penting. Terutama jika masih memiliki anak dan kelompok rentan lain yang harus dilindungi.
"Mungkin Pak @jokowi perlu menyampaikan kepada Pak Gubernur Kaltim bahwa seseorang bisa saja terus memakai masker karena memiliki anggota keluarga yang termasuk kelompok rentan. Misalnya, karena memiliki anak balita yang hingga saat ini belum mendapatkan vaksinasi COVID-19," ujar akun @e***g.
"Covid masih ada meski pak Jokowi bilang enggak, punya anak kecil dan keluarga di rumah. Gak bayangin sedihnya kayak apa kalau sakit karena ketularan dari saya. Belum lagi yang ngurus anak waktu sakit kan bukan pak Jokowi atau yang ngeyel enggak pake masker di sekitar anak saya," tulis akun @r***o.
Advertisement