Tak Semua Makanan Kedaluwarsa Berbahaya, Ini Alasannya

Ketika mengetahui suatu makanan atau minuman sudah kedaluwarsa, seseorang biasanya akan langsung membuangnya. Padahal, tidak semua makanan kedaluwarsa membahayakan. Malahan, Anda bisa mengonsumsinya tanpa efek samping.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi makanan kedaluwarsa. (Unsplash/Markus Spiske)
Ilustrasi makanan kedaluwarsa. (Unsplash/Markus Spiske)

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda pernah mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah kedaluwarsa baik secara sengaja atau tidak?

Meski kebanyakan percaya bahwa makanan dan minuman yang sudah kedaluwarsa tidak boleh dikonsumsi, ternyata ini tidak sepenuhnya benar, lho.

Menurut United States Department of Agriculture (USDA), kebanyakan tanggal yang tercantum pada makanan sebenarnya mengacu pada kualitas, bukan keamanan, yang berarti beberapa makanan atau minuman tertentu tidak akan membahayakan Anda jika dimakan setelah lewat tanggal kedaluwarsanya.

Cara terbaik untuk mengetahui apakah mengonsumsi makanan kedaluwarsa tersebut berbahaya atau tidak adalah dengan melihat apakah muncul jamur pada makanan tersebut atau tercium bau aneh. Sayangnya, tak jarang konsumen tidak dapat melihat (atau bahkan merasakan) bakteri berbahaya yang hidup di barang tersebut.

"Jika produk kedaluwarsa selama disimpan di rumah, harusnya produk tersebut tetap aman jika disimpan dengan benar hingga terbukti terjadi pembusukan," menurut USDA.

"Makanan yang rusak akan mengembangkan bau, rasa, atau tekstur akibat bakteri pembusukan yang terjadi secara alami. Jika suatu makanan telah mengembangkan karakteristik pembusukan seperti itu, berarti tidak boleh dimakan."

Oleh karena itu, jika Anda melihat sesuatu yang aneh, daripada mempertaruhkan kesehatan Anda, membuangnya adalah pilihan terbaik.

Beberapa hal yang dapat terjadi jika Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah kedaluwarsa menurut situs Eat This, Not That! yaitu:

1. Tidak Terjadi Apa-Apa

Ilustrasi makanan kaleng. Photo by Ron Lach/pexels
Ilustrasi makanan kaleng. Photo by Ron Lach/pexels

Anda mungkin akan senang mengetahui bahwa kemungkinan besar tidak akan terjadi apa-apa pada Anda jika mengkonsumsi sesuatu yang kedaluwarsa selain rasa menjijikkan. Meski begitu, ini bukan ide terbaik. Anda juga sebaiknya tidak mengonsumsi makanan kedaluwarsa secara teratur.

Pada kebanyakan makanan, tanggal "sebaiknya digunakan sebelum" yang tercantum di kemasan lebih tentang kesegaran dan rasa yang lebih baik daripada keamanan.

Menurut Natural Resources Defense Council (NRDC), "Tanggal hanyalah saran dari produsen tentang kapan makanan berada pada kualitas puncaknya, bukan saat tidak aman untuk dimakan."

Terlebih ketika berbicara tentang makanan yang tidak mudah rusak seperti makanan beku dan kalengan, yang hampir selalu baik-baik saja dimakan meski sudah lewat tanggal kedaluwarsa.

"Tidak peduli berapa lama makanan dibekukan, mereka aman untuk dimakan. Makanan yang berada di dalam freezer selama berbulan-bulan mungkin kering, atau mungkin rasanya tidak terlalu enak, tetapi tetap aman untuk dimakan," kata USDA.

Makanan Kemasan dan Susu Pasteurisasi

Susu
Ilustrasi susu/ Imo Flow from Pixabay

Untuk makanan dapur, USDA juga mengatakan bahwa sebagian besar makanan yang disimpan di rak aman tanpa batas waktu. Bahkan, bahan kalengan dapat bertahan selama bertahun-tahun, selama kaleng itu berada dalam kondisi baik, yaitu tidak berkarat, penyok, atau kembung.

Makanan kemasan seperti sereal, pasta, atau kukis tetap aman meski lewat tanggal kedaluwarsa. Hanya saja, rasanya mungkin basi atau tidak enak.

Selain itu, makanan yang dipasteurisasi biasanya tidak akan menyebabkan penyakit—meski bisa memiliki bau atau rasa yang aneh—karena menurut Food and Drug Administration (FDA), semua bakteri berbahaya terbunuh dalam proses pasteurisasi. Inilah sebabnya makanan yang tidak dipasteurisasi tidak boleh dikonsumsi wanita hamil.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Cornell University, "pembusukan susu pasteurisasi sebelum waktunya paling sering disebabkan oleh bakteri yang mencemari susu setelah proses pasteurisasi dan/atau dari cara pendinginan yang tidak tepat."

Jadi, solusi terbaik adalah dengan mengintip tanggal kedaluwarsa atau mencium bau susu sebelum meminumnya.

2. Keracunan Makanan

Ilustrasi Makanan Beku
Ilustrasi Frozen Food: Credit: Liputan6.com

Keracunan makanan terjadi pada satu dari enam orang Amerika per tahun, dengan gejala seperti demam, menggigil, kram perut, diare, mual, dan muntah. Keracunan makanan mungkin terjadi akibat mengonsumsi makanan kedaluwarsa yang terkontaminasi atau rusak.

Ini lebih sering terjadi pada makanan yang mudah busuk seperti telur, daging, buah-buahan, dan sayuran, karena jamur, rasa asam, warna atau tekstur yang aneh, dan bau busuk lebih mudah dideteksi.

Penting untuk mengingat kapan bahan-bahan tersebut dibeli sehingga Anda tahu kapan makanan tersebut jadi berisiko untuk dikonsumsi. Sudah menjadi sifat manusia untuk tidak memakan sesuatu yang berbau, terlihat, atau terasa busuk.

USDA mencatat bahwa bakteri pembusukan pada makanan tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebabkan makanan memburuk dan mengembangkan karakteristik yang tidak menyenangkan seperti rasa atau bau yang tidak diinginkan.

Kendati demikian, ketika membicarakan keracunan makanan, makanan kedaluwarsa jarang jadi penyebabnya. Menurut National Library of Medicine Amerika Serikat, keracunan makanan biasanya berasal dari konsumsi makanan yang mentah, kurang matang, ditinggalkan terlalu lama, atau tidak disimpan pada suhu yang tepat.

Faktor yang tidak dapat Anda kendalikan juga dapat berpengaruh. Misalnya, apakah makanan itu ditangani dengan aman atau tidak, serta apakah seseorang yang menyentuhnya mencuci tangan dan menggunakan peralatan memasak yang bersih atau tidak.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya