Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi pada 13-14 Maret, BMKG Imbau Masyarakat di Pesisir untuk Waspada

Masyarakat yang tinggal di pesisir diimbau untuk mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan di Indonesia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 13 Mar 2023, 08:04 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2023, 08:04 WIB
Larung jolen di Samudra Hindia dalam prosesi sedekah laut di Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (27/8/2021). (Foto: Liputan6.com/Basarnas Cilacap)
Larung jolen di Samudra Hindia dalam prosesi sedekah laut di Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (27/8/2021). (Foto: Liputan6.com/Basarnas Cilacap)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat yang tinggal di pesisir diimbau untuk mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan di Indonesia. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, potensi gelombang tinggi itu diperkirakan terjadi pada 13-14 Maret 2023.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Minggu (12/3), dilansir Antara.

Penyebab gelombang tinggi, kata Eko, karena sejumlah faktor seperti pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat laut - timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot menjadi salah satu faktor penyebab gelombang tinggi, kata Eko.

Sedangkan angin di wilayah Indonesia bagian selatan, dominan bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan berkisar antara 3 hingga 15 knot. Kecepatan angin tinggi terpantau di laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Anambas, serta Laut Natuna.

Eko mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan gelombang tinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter di Selatan Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat-selatan, perairan selatan Pulau Jawa-Pulau Sumba. 

 

Gelombang 1,5 - 4 Meter Berpotensi Terjadi di Laut Natuna Utara

Selat Bali, Lombok, Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia Selatan Jawa - NTT, perairan timur Bintan-Kep. Lingga, Laut Natuna, perairan Bangka Belitung, Selat Karimata, perairan Kalimantan Utara, Laut Sulawesi bagian barat-tengah pun dapat terjadi gelombang tinggi.

Demikian pula perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, perairan Bitung-Kep. Sitaro, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Kep. Halmahera, Laut Halmahera, perairan Raja Ampat-Manokwari, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat.

Sedangkan gelombag lebih tinggi yang berkisar 1.5 hingga 4 meter, berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, perairan utara Kep. Anambas-Kep. Natuna.

 

Berisiko bagi Keselamatan Pelayaran

Potensi gelombang tinggi tersebut berisiko pada keselamatan pelayaran.

"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ujar Eko.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama nelayan yang beraktivitas dengan perahu nelayan. Mereka diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Sedangkan nelayan yang menggunakan kapal tongkang perlu mewaspadai angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Selain itu, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter) pun diimbau untuk waspada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya