Yang Harus Diperhatikan Pasien Tuberkulosis Jika Ingin Puasa Ramadhan

Setiap bulan Ramadhan, setiap muslim di seluruh dunia menjalani puasa. Puasa umumnya memberi manfaat kesehatan. Namun bagaimana jika pasien Tuberkulosis (TB) juga ingin berpuasa?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 01 Apr 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2023, 19:00 WIB
Antusias Warga Mengikuti Skrinning Penyakit TBC
Warga melihat hasil ronsen mobile X-Ray Artificial Intelligence saat kegiatan skrining penyakit tuberkulosis (TBC) di Kantor Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Setiap bulan Ramadhan, setiap muslim di seluruh dunia menjalani puasa. Puasa umumnya memberi manfaat kesehatan. Namun bagaimana jika pasien Tuberkulosis (TB) juga ingin berpuasa?

Menurut dokter spesialis paru di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Rania Imaniar, pasien Tb boleh berpuasa Ramadhan selama kondisinya fit.

"Boleh, selama bisa beraktivitas sehari-hari tanpa ada keluhan (misal tidak perlu bantuan untuk mandi atau tidak mudah sesak), juga bisa minum obat teratur, serta sudah disetujui oleh dokter setelah berkonsultasi," kata Rania melalui webinar yang ditayangkan di Youtube RSUI, Sabtu (1/5/2023).

 

Rania mengatakan, bagi pasien yang ingin berpuasa juga harus dipastikan agar tetap konsumsi obat TB. "Pasien itu tetap bisa minum obat secara teratur. Maka dia boleh berpuasa. Nah lalu kalau misalnya masih ada keraguan atau keluhan misalnya setelah minum obat (terasa) mual. Apakah masih boleh berpuasa? Nah, itu bisa dikonsultasikan lebih jauh ke dokter masing masing," jelasnya.

Jika pasien memang merasa kuat, syarat lain pasien Tb berpuasa disarankan yang tidak komorbid, kata Rania. Ia menjelaskan penyakit komorbid di sini termasuk penyakit jantung, restriksi cairan, dsb.

Tuberkulosis di Indonesia

Di Indonesia, penyakit TB menempati peringkat kedua setelah India dengan jumlah kasus 969.000 dan kematian 93.000 per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, jumlah kasus TB terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai 34 tahun. Di Indonesia, jumlah kasus TB terbanyak berada di kelompok usia produktif, rentang usia 45 sampai 54 tahun.

 

Tips Sehat Pasien TB Berpuasa

Rania mengungkapkan, ada beberapa tips bagi pasien TB yang ingin berpuasa, yaitu:

  • Tidur cukup, minimal 7 jam/hari
  • Olahraga/latihan (jalan kaki) 30 menit/hari, minimal 5 hari per minggu
  • Tidak merokok dan minum alkohol
  • Saat sahur, hindari konsumsi makanan berminyak dan perbanyak makanan berserat seperti buah dan sayur
  • Saat sahur, minum air putih (1 gelas saat bangun tidur dan 1 gelas saat sahur)
  • Saat buka puasa, hindari konsumsi kopi dan soda
  • Saat buka puasa, minum air putih (1 gelas saat berbuka, 1 gelas setelah solat maghrib, 1 gelas saat makan malam, 1 gelas setelah salat isya, 1 gelas setelah salat tarawih, dan 1 gelas sebelum tidur).

Selain itu, porsi makan harus dengan gizi seimbang, dengan sepertiga porsi nasi dan sayur yang harus sama, sementara porsi lauknya cukup seperenamnya. Usahakan lauknya ada 2 jenis, yang mengandung protein hewani dan nabati. Sepertiga sisanya adalah buah.

 

Minum Obat Selama Puasa

Dalam acara yang sama, koordinator farmasi rawat inap RSUI, Sri Wulandah Fitriani juga memberikan kiat pengobatan pasien TB yaitu:

  • Obat dosis tunggal: diminum secara teratur 1 jam-30 menit sebelum sahur. Obat ini dianjurkan untuk diminum sebelum sahur untuk memaksimalkan kerja obat saat perut kosong.
  • Obat dosis terbagi atau obat lepasan (terdiri dari beberapa jenis obat yang tidak bisa diminum secara bersamaan): diminum secara teratur, ada yang diminum pada saat berbuka puasa, ada yang diminum setelah makan malam, dan sisanya diminum saat setelah sahur.

Misalkan obat dengan dosis 2x1, bisa dibagi seperti satunya diminum saat sahur dan satunya saat berbuka puasa. Sedangkan obat dengan dosis 3x1 atau 4x1, bisa berkonsultasi ke dokter untuk mengajukan obat yang dosisnya lebih panjang menjadi 1x1 atau 2x1.

"Kalau tidak bisa diganti, bisa sesuaikan waktu konsumsinya. Misalnya untuk dosis 3x1, obatnya bisa diminum saat berbuka puasa, satunya saat sebelum tidur atau jelang tengah malam, dan satunya lagi saat sahur," jelasnya.

 

Siasati Waktu Minum Obat TB Selama Puasa

Untuk menyiasati minum obat sebelum dan sesudah makan, disarankan melakukan hal ini:

- Obat sebelum makan: sebaiknya diminum 30 menit sebelum sahur atau sesaat setelah berbuka puasa, namun sebelum makan besar.

- Obat sesudah makan: 5-10 menit setelah makan besar. Untuk obat yang harus diminum sesudah makan di tengah malam maka usahakan minimal tetap makan roti atau biskuit sebelum minum obat sesudah makannya.

Catatan tambahan, beberapa obat yang diberikan untuk mengatasi efek samping obat umumnya bukan oral, melainkan berupa obat tetes (mata/telinga), obat salep/gel/krim, dan obat suntik ini tidak membatalkan puasa.

infografis journal
infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya