Dokter Ingatkan Nyetir Saat Ngantuk Sama Bahayanya seperti Mabuk

Jika Anda salah satu yang tengah mempersiapkan diri untuk arus balik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya berkaitan dengan kondisi fisik terutama saat Anda hendak menyetir.

oleh Diviya Agatha diperbarui 24 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 09:00 WIB
[Bintang] Gentleman, 5 Shio Ini Nggak Akan Biarkan Pacarnya Nyetir
Berkendara saat ngantuk sama berbahayanya seperti mabuk. (Sumber foto: unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Arus balik Lebaran Idul Fitri diprediksikan akan terjadi pada esok hari, tepatnya mulai 24 April 2023. Hal tersebut lantaran kebanyakan pekerja kemungkinan besar akan kembali masuk di tanggal 26-28 April.

Jika Anda salah satu yang tengah mempersiapkan diri untuk arus balik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya berkaitan dengan kondisi fisik terutama saat Anda hendak menyetir.

Dokter yang mendalami kesehatan tidur atau somnologis dari Snoring & Sleep Disorder Clinic Jakarta, Andreas Prasadja mengungkapkan bahwa berkendara saat mengantuk sebenarnya sama berbahayanya dengan mengendara saat mabuk.

"Berkendara saat sedang mengantuk sebenarnya sama berbahayanya dengan mengendara saat mabuk. Pasalnya, bukan hanya dapat menyebabkan microsleep," ujar Prasadja mengutip video yang diunggah olehnya melalui akun TikTok @drprasadja, Minggu (23/4/2023)

"Ngantuknya saja sudah bahaya. Konsentrasi, kewaspadaannya, respons refleknya sudah buruk. Jadi karena itu, istirahat dulu," sambungnya.

Tidur Setidaknya 6 Jam Sebelum Jalan

Prasadja menambahkan, penting untuk menabung tidur. Artinya, lengkapi tidur malam dengan durasi tujuh sampai delapan jam setiap harinya. Sedangkan khusus untuk sehari sebelum perjalanan, ia menyarankan untuk tidur setidaknya enam jam pada malam hari. 

"Paling enggak enam jam tidur ya, minimum. Kemudian dua tiga jam sekali, istirahat. Berkendaralah di waktu yang biasanya Anda terjaga, jangan di waktu tidur. Kalau biasanya tidur malam, jangan berkendara di malam hari, di siang hari dong," kata Andreas.

Berkendara saat ngantuk sama berbahayanya seperti mabuk
Berkendara saat ngantuk sama berbahayanya seperti mabuk. (Sumber: TikTok/drprasadja)

Minum Kopi dan Tidur Dulu di Rest Area

FOTO: Antrean Kendaraan Masuki Rest Area Tol Cikopo - Palimanan Sebabkan Kemacetan
Dokter sarankan untuk minum kopi dan tidur di rest area jika lelah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Lebih lanjut, Andreas mengungkapkan bahwa penting untuk memanfaatkan rest area sewaktu mudik. Dirinya pun menyarankan pemudik untuk minum kopi lebih dulu sebelum tidur.

Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan dua manfaat sekaligus lewat kopi yang dikonsumsi maupun dari tidur meski hanya sebentar.

"Manfaatkan rest area. Namanya nap a latte, apa tuh? Masuk ke rest area, ngopi dulu. Habis ngopi, istirahat deh, tidur siang. 15 menit setengah jam. Anda akan mendapatkan semua manfaat tidur," ujar Andreas.

"Semangat lagi, fresh lagi, konsentrasi lagi, refleksnya bagus lagi. Kemudian dalam 30 menit, kafeinnya kick in, mulai bekerja. Jadi Anda mendapatkan manfaat kopinya, mendapatkan manfaat tidurnya," sambungnya.

Bisa Istirahat di Bilik Khusus

Penerapan One Way Tol Jakarta Cikampek Kembali Diberlakukan Hingga Gerbang Kalikangkung
Ada bilik khusus untuk power nap di Tol Jakarta Cikampek KM 57 untuk pemudik istirahat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Prasadja mengungkapkan bahwa untuk mudik kali ini, ada pula bilik untuk power nap yang sudah disediakan di rest area kilometer 57 Tol Jakarta-Cikampek.

"Ada lho bilik untuk power nap, untuk istirahat. Per jam cuma delapan ribu sampai Rp10 ribu. Dimanfaatkan ya, please. Keselamatan nomor satu," kata Andreas.

Penyebab kecelakaan nomor satu masih akibat mengantuk. Sehingga dirinya sangat menyarankan untuk beristirahat.

"Penyebab kecelakaan utama kan ngantuk ya. Istirahat deh," ujarnya.

Kategori Orang yang Tidak Boleh Nyetir

Dokter Jelaskan Siapa Saja yang Tidak Boleh Berkendara, Salah Satunya adalah Pendengkur.
Dokter Jelaskan Siapa Saja yang Tidak Boleh Berkendara, Salah Satunya adalah Pendengkur. (Sumber: TikTok/drprasadja)

Dalam kesempatan berbeda, Andreas mengungkapkan siapa saja orang yang sebaiknya tidak berkendara. Salah satunya ternyata pendengkur.

Hal tersebut dikarenakan pendengkur dengan kategori yang parah, ada risiko untuk tercekik dan mengalami sesak saat menarik napas.

"Ketika tercekik sesak kan, karena sesak, bangun. Ini yang parah seperti itu, yang tidak parah, tidak terdeteksi juga banyak. Tapi, prinsipnya, berhenti-berhenti itu napas. Oksigennya turun naik, turun naik," katanya.

"Nah, pada gelombang otak apa yang terjadi? Micro arousal. Proses tidurnya terpotong-potong, karena sesak bangun tidur lagi, bangun tidur lagi tanpa terjaga," sambungnya.

Itulah mengapa pendengkur tidak disarankan untuk berkendara. Mengingat tidur yang dialami sehari-hari terpotong dan tidak terjaga dengan baik saat malam hari.

"Ini sebabnya. Bangun enggak segar, siang ngantukan. Kita sebut sebagai hipersomnia atau kantuk yang berlebihan," ujar Andreas.

Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya