BMKG Ungkap 5 Penyebab Suhu Panas di Indonesia, Termasuk Ada Gelombang Panas?

Penyebab suhu panas di Indonesia yang terjadi saat ini, apakah termasuk karena adanya heatwave atau gelombang panas?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Apr 2023, 12:39 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 12:38 WIB
Cuaca Panas Melanda DKI Jakarta
BMKG membeberkan penyebab terjadinya suhu panas di Indonesia yang saat ini berlangsung. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan sejumlah penyebab suhu panas di Indonesia yang terjadi saat ini. Salah satu penyebab yang menjadi perbincangan adalah, apakah termasuk karena adanya heatwave atau gelombang panas?

Berdasarkan informasi BMKG, ternyata di beberapa negara di Asia sedang mengalami heatwave atau gelombang panas. Lalu, bagaimana di Indonesia?

Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan juga tergolong panas, demikian informasi mengutip laman Instagram resmi BMKG yang diunggah pada Minggu, 23 April 2023.

5 Penyebab Suhu Panas di Indonesia

Informasi lebih lanjut BMKG, terdapat 5 penyebab suhu panas di Indonesia. Kelima penyebab antara lain:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

  1. Dinamika atmosfer yang tidak biasa
  2. Suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, di mana, lonjakan panas tahun 2023 adalah yang terparah
  3. Secara umum, ada tren pemanasan global dan perubahan iklim. Hal yang dimaksud adalah gelombang panas atau heatwave makin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering
  4. Dominasi Monsun Australia juga terjadi, yang bertepatan dengan Indonesia memasuki musim kemarau
  5. Intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan

Cuaca Panas di Kota Medan

Kota Medan
Ilustrasi - Cuaca panas di Kota Medan terasa panas dalam beberapa hari terakhir. (Reza Efendi/Liputan6.com)

Terkait dengan cuaca panas, salah satunya dirasakan di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) dalam beberapa hari terakhir. Pada Selasa, 18 April 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum di Medan 34,4 derajat Celsius.

Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah I Medan, Eridawati mengatakan, ada beberapa analisa terkait kondisi suhu panas yang melanda Kota Medan seperti faktor skala global.

"Terkait faktor ini, suhu muka laut di perairan Selat Malaka dan Samudera Hindia Barat Sumatera masih cukup hangat, berkisar antara 30 hingga 32 derajat celcius, di mana posisi matahari berada di Utara Ekuator," kata Eridawati, dikutip dari Regional Liputan6.com, Rabu (19/4/2023).

Angin dari Benua Australia Bersifat Kering

Kemudian, faktor skala regional. Diterangkan, untuk faktor ini, angin baratan masih cukup kuat melewati wilayah Sumut, di mana angin tersebut dari benua Australia yang bersifat kering.

Selanjutnya, faktor skala lokal. "Dari kondisi udara atas kelembaban udara pada lapisan 850 hingga 500 mb berkisar 46 persen hingga 93 persen," terang Eridawati.


Cuaca Panas Pengaruhi Kualitas Udara di Malaysia

Tak hanya di Indonesia, cuaca panas juga dirasakan negara tetangga, Malaysia. Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa telah menyarankan masyarakat untuk membatasi waktu mereka di luar rumah dan menggunakan masker.

Hal itu disebabkan karena cuaca panas dan kabut yang secara bersamaan mulai memengaruhi Malaysia.

Zaliha juga mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas fisik berat selama musim panas dan berkabut karena dapat meningkatkan risiko penyakit.

"Saat ini negara kita sedang dilanda cuaca panas yang berdampak pada kualitas udara dan suhu lingkungan di beberapa daerah," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Rabu, 19 April 2023.

The Air Pollution Index (API) atau pembacaan indeks polusi udara di atas 100 dianggap tidak sehat, sedangkan tingkat di atas 200 dianggap sangat tidak sehat. Pembacaan lebih dari 300 biasanya dianggap berbahaya.

Pada pukul 16.00 pada Rabu, 19 April, semua 68 wilayah di Malaysia yang memiliki stasiun pengukur indeks udara dilaporkan memiliki pembacaan sedang antara 51 dan 100, demikian dikutip dari Channel News Asia, Kamis (20/4/2023).

Sering Mandi untuk Mendinginkan Tubuh

Selanjutnya, Zaliha mengimbau masyarakat untuk memilih mode sirkulasi udara internal saat menggunakan AC saat mengemudi dan minum air putih minimal delapan gelas sehari untuk menjaga tingkat hidrasi tubuh.

Ia tidak lupa mengingatkan masyarakatnya untuk sering mandi untuk mendinginkan tubuh dan menghindari penggunaan pakaian yang tebal, ketat, dan berwarna gelap untuk mempercepat proses pelepasan panas dari tubuh.

"Kalau bisa, gunakan AC dan filter udara di rumah untuk menyaring partikel halus dan mencegah masuknya udara tercemar dari luar," ujarnya.

Infografis: Bumi Makin Panas, Ancaman Nyata Bagi Manusia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Bumi Makin Panas, Ancaman Nyata Bagi Manusia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya