Dengar Kicauan Burung, Terbukti Ampuh untuk Dongkrak Kesehatan Mental

Suara kicauan burung yang saling bersahutan memang bagai musik di telinga. Namun, tahukah Anda, selain enak didengar, harmoni binatang yang satu ini juga berdampak baik bagi kesehatan mental, lho.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2023, 16:00 WIB
Tips Merawat Burung Murai Batu Agar Sering Berkicau
Ilustrasi Burung Berkicau baik untuk kesehatan mental

Liputan6.com, Jakarta - Bangun di pagi hari dan menghirup udara segar ditemani nyanyian pagi burung-burung kecil yang bersembunyi di pohon. Rasanya menenangkan, bukan?

Percaya atau tidak, kicauan burung yang menggema di telinga Anda membawa begitu banyak manfaat, lho. Dua buah studi yang dipublikasikan di Scientific Reports tahun lalu menunjukkan bahwa melihat atau mendengar suara burung baik untuk kesehatan mental.

Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa lebih banyak kontak dan interaksi dengan alam dihubungkan dengan kesehatan tubuh dan otak yang lebih baik. Tentu saja, burung termasuk dalam daftar ini.

Baik di pekarangan rumah, taman kota, hingga hutan, suara nyanyian burung sering terdengar, bahkan walau mereka tidak terlihat karena tertutup dedaunan.

"Hal yang spesial mengenai kicauan burung adalah bahwa bahkan jika orang tinggal di perkotaan dan tidak memiliki banyak kontak dengan alam, mereka menghubungkan nyanyian burung dengan lingkungan alam yang vital dan utuh," ucap Emil Stobbe, seorang mahasiswa pascasarjana neurosains lingkungan di Max Planck Institute for Human Development yang juga merupakan penulis salah satu studi yang disebutkan di atas, dikutip dari Washington Post.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa mendengarkan rekaman suara burung—meski lewat headphone, dapat mengurangi emosi negatif.

Dalam sebuah penelitian, para peneliti meminta sekitar 1.300 peserta untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan tempat tinggal serta kondisi kesehatannya tiga kali sehari menggunakan sebuah aplikasi smartphone.

Sebagai catatan, para peserta tidak diberitahu secara bahwa terang-terangan bahwa para peneliti tengah menganalisis burung (aplikasi yang digunakan juga mengumpulkan data tentang tanda-tanda vital lainnya seperti kualitas tidur, kualitas udara, dan detail lokasi).

Hasil Penelitian

Arti Mimpi Burung Merpati yang Bermakna Kegembiraan
Ilustrasi Mimpi Merpati Credit: pexels.com/Crea

Sebanyak 26.856 laporan yang didapatkan dari penelitian tersebut menunjukkan hal-hal apa saja yang dikaitkan dengan kesehatan mental.

Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan hubungan positif yang signifikan antara melihat atau mendengar suara burung dengan peningkatan kesejahteraan mental, bahkan setelah memperhitungkan alasan lain seperti pendidikan, pekerjaan, atau tanaman hijau serta air, yang telah dikaitkan dengan kesehatan mental yang positif.

Energi positif yang didapatkan jika mendengar burung juga dapat bertahan cukup lama. Misalnya, seorang peserta yang melaporkan melihat atau mendengar burung saat berangkat kerja, kesehatan mentalnya menjadi lebih baik hingga beberapa jam kemudian bahkan jika dia tidak bertemu burung lagi.

Ryan Hammoud, seorang kandidat PhD di Institute of Psychiatry, Psychology &; Neuroscience di King's College London yang juga merupakan penulis studi tersebut, menyebutnya sebagai "keterkaitan yang bertahan lama."

Menariknya, burung memberi manfaat baik bagi peserta yang sehat serta mereka yang terdiagnosis menderita depresi, yang merupakan salah satu penyakit mental paling umum di seluruh dunia.

Kicauan Burung Dapat Mengurangi Perasaan Cemas dan Paranoia

Serangan dari Teman Sekandang atau Hewan Lainnya
Ilustrasi Burung Credit: unsplash.com/Zdenek

Kicauan burung yang terdengar membantu memperbaiki suasana hati Anda. Studi kedua menemukan bahwa mendengarkan rekaman audio pendek (enam menit) kicauan burung dapat mengurangi perasaan cemas, depresi serta paranoia pada peserta yang sehat.

"Mendengarkan kicauan burung melalui headphone juga bermanfaat bagi kesejahteraan mental," ujar Hammoud, yang tidak terlibat dalam studi kedua. "Ini merupakan temuan yang sangat bagus," akunya.

Para peneliti meminta 295 peserta online untuk menilai sendiri keadaan emosinya sembari mengikuti tes memori kognitif. Kemudian, peserta secara acak diminta untuk mendengarkan kicauan burung atau kebisingan lalu lintas. Para peneliti kemudian meminta subjek mengukur kembali keadaan emosional dan kognitifnya.

Hasilnya, peserta yang mendengarkan kicauan burung (baik harmoni dari delapan spesies burung maupun hanya dua) melaporkan penurunan gejala depresi, perasaan cemas dan paranoia yang signifikan.

Sebaliknya, mendengarkan kebisingan lalu lintas memperburuk gejala keadaan depresi.

Inilah mengapa penting untuk melindungi dan melestarikan lingkungan yang merupakan habitat burung, sebab orang-orang yang menderita depresi terbukti menunjukkan efek positif terhadap kehadiran serta kicauan burung, tutur Hammoud.

Manfaat Menyehatkan yang Ditawarkan Alam

jalan kaki
Ilustrasi jalan kaki di alam terbuka/copyright freepik.com/bristekjegor

Penelitian di atas menunjukkan bagaimana suara alam dapat memberikan "healing effect" sementara kebisingan lingkungan perkotaan menimbulkan dampak yang sebaliknya, ujar Stobbe yang merupakan penulis studi kedua.

Burung membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan alam sehingga dapat meraup manfaat kesehatannya, ungkap Stobbe. Jadi, semakin erat hubungannya dengan alam, semakin besar manfaat yang didapatkan.

Sebuah hipotesis tentang efek menyehatkan alam juga menyatakan bahwa berada di alam mampu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi kelelahan mental yang dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan perkotaan yang penuh tekanan.

Tidak hanya kicauan burung, penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa waktu yang dihabiskan di alam dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kortisol, kata Hammoud.

Pergi keluar untuk melihat burung juga mendorong lebih banyak aktivitas fisik, yang tentu saja menyediakan beragam manfaat bagi kesehatan mental. Sementara itu, berolahraga di luar ruangan disebut dapat memperbesar manfaat olahraga secara keseluruhan.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Journal
Gangguan Mental yang Paling Banyak Diderita Remaja Indonesia pada 2022 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya