Liputan6.com, Jakarta Perundungan atau bullying marak terjadi di Indonesia termasuk di kalangan anak-anak dan pelajar. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima aduan dari 480 anak yang menjadi korban bullying di sekolah pada periode 2016 hingga 2020.
Bukan hanya fisik, perundungan terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:
Advertisement
Baca Juga
Perundungan Fisik
Perundungan fisik adalah jenis perundungan yang melibatkan kontak fisik antara pelaku dan korban.
Advertisement
Perilaku yang termasuk perundungan fisik, antara lain:
- Memukul
- Menendang
- Meludahi
- Mendorong
- Mencekik
- Melukai menggunakan benda
- Memaksa korban melakukan aktivitas fisik tertentu
- Menjambak
- Merusak benda milik korban, dan lain-lain.
“Perundungan fisik adalah jenis yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi dibandingkan perundungan jenis lainnya,” kata dokter spesialis kedokteran jiwa subspesialis anak dan remaja (psikiatri) RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Anggia Hapsari, mengutip keterangan pers, Selasa (25/7/2023).
Perundungan Verbal
Di samping perundungan fisik, ada pula yang disebut perundungan verbal. Ini melibatkan bahasa verbal yang bertujuan menyakiti hati seseorang.
Perilaku yang termasuk perundungan verbal yakni:
- Mengejek
- Memberi nama julukan yang tidak pantas
- Memfitnah
- Pernyataan seksual yang melecehkan
- Meneror, dan lain-lain.
Kasus perundungan verbal termasuk jenis perundungan yang sering terjadi dalam keseharian tapi seringkali tidak disadari.
Jenis Perundungan Berikutnya
Jenis perundungan berikutnya yakni:
Perundungan Relasi Sosial
Berikutnya, perundungan relasi sosial. Ini adalah jenis perundungan yang bertujuan menolak dan memutus relasi sosial korban dengan orang lain. Meliputi pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau penghindaran.
Contoh perundungan sosial antara lain:
- Menyebarkan rumor
- Mempermalukan seseorang di depan umum
- Menghasut untuk menjauhi seseorang
- Menertawakan
- Menghancurkan reputasi seseorang
- Menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan
- Mengakhiri hubungan tanpa alasan, dan lain-lain.
Perundungan Elektronik
Di era digital seperti sekarang ini, marak pula terjadi perundungan elektronik. Ini merupakan bentuk perilaku perundungan yang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, ponsel, internet, situs, chatting room, e-mail, SMS, dan lain-lain.
Perilaku yang termasuk perundungan elektronik antara lain:
- Menggunakan tulisan, gambar, dan video yang bertujuan untuk mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban.
- Cyberbullying, yaitu perundungan melalui internet.
Advertisement
Cara Cegah Perundungan
Anggia pun membagikan cara mencegah perundungan yakni dengan mengambil tindakan dengan segera.
Tatap mata si perundung dan minta agar dia menghentikan tindakannya. Jika si perundung menggoda dengan cara yang tidak disukai, seperti mengejek, atau mengancam secara fisik, terkadang kontak mata dan ketenangan, serta mengatakan dengan jelas adalah cara yang tepat untuk meredakan ketegangan.
“Katakan kepada si perundung bahwa Anda tidak suka dengan perlakuan yang Anda terima, dan tegaskan bahwa hal itu harus segera dihentikan. Jika keadaannya tepat, cobalah tertawa untuk mengurangi ketegangan.”
Si perundung biasanya berusaha untuk mengalahkan orang yang mereka bully, jadi jika korban tampak tidak takut, dia akan menyerah dan meninggalkan korban.
Hindari meminta si perundung menghentikan tindakannya dengan cara berteriak kepadanya. Hal ini akan memprovokasi si perundung untuk terus menggoda guna mendapatkan reaksi yang lebih keras.
Hindari Membuat Situasi Bertambah Panas
Menantang si perundung dengan menjulukinya atau mengancam akan melawan balik hanya akan memperburuk situasi.
“Jangan berteriak atau melangkah maju saat mendapatkan kekerasan fisik. Si perundung cenderung menanggapi dengan melakukan perundungan lebih lanjut, dan Anda akan berisiko menghadapi masalah yang lebih banyak atau dia semakin mem-bully jika Anda terlibat dalam situasi tersebut.”
Jika situasi sepertinya mengancam atau berbahaya, sebaiknya segera pergi. Berbalik dan pergilah dari si perundung. Pada suatu titik, adu pendapat dengannya tidak ada gunanya.
“Jika Anda mengkhawatirkan keselamatan Anda, temui guru atau pembimbing yang Anda percayai untuk membantu mengatasi situasi tersebut. Hindari melakukan kontak lebih jauh dengan si perundung sampai Anda melakukan langkah-langkah lain untuk menghentikan perundungan,” tutup Anggia.
Advertisement