Liputan6.com, Jakarta Kualitas udara di Jakarta sedang tidak baik. Akhir-akhir ini, isu terkait polusi udara tengah menjadi perbincangan berbagai pihak.
Isu ini tentu tak luput dari perhatian Greenpeace. Dalam situs resminya, rumah para aktivis lingkungan dan hutan ini memaparkan penyebab turunnya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya.
Baca Juga
Greenpeace memprediksi, limbah dari pembakaran batubara menjadi salah satu sumber polusi yang membuat masyarakat kini rentan terhadap penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA).
Advertisement
Buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya juga mendorong imbauan untuk terus melakukan pemantauan. Pemerintah bahkan telah menerapkan sistem kerja dari rumah (WFH) bagi sebagian pegawai negeri sipil. Masyarakat diimbau untuk tetap di rumah dan meminimalisasi kegiatan di luar ruangan.
Meski udara dalam ruangan tampak lebih bersih dibanding udara di luar, nyatanya tidak demikian.
National Library of Medicine menerbitkan sebuah jurnal terkait hal ini. Polusi udara dalam ruangan yang dikenal sebagai Indoor Air Pollution (IAP) merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan menjadi penyebab jutaan kematian setiap tahunnya.
Kualitas udara di dalam dan di sekitar bangunan yang berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan penghuni dapat ditentukan dari Index Air Quality (IAQ).
Parameter utamanya adalah keberadaan polutan dengan konsentrasi tinggi yang berdampak negatif bagi kesehatan. Meski ada dimana-mana, polusi udara di dalam ruangan dapat diminimalisasi.
Tips Meminimalisasi Polusi di Dalam Ruangan
Ada beberapa kiat yang bisa diterapkan guna meminimalisasi polusi yang ada dalam ruangan. Kiat-kiat itu adalah:
Kenali Sumber Polusi dari Benda-Benda Sekitar
Bahan bangunan pada umumnya seperti perekat, pernis, cat, penyegel, serta pelapis lantai PVC, parket, linoleum atau pun karpet karet dan kayu berlapis, dapat melepaskan senyawa beracun. Misalnya alkana, senyawa aromatik, asetofenon, stirena, toluena, glikol, texanol, keton, ester, siloksan, dan formaldehida.
Dalam konsentrasi tinggi, paparan senyawa ini menjadi penyebab iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sakit kepala, kehilangan koordinasi dan mual, hingga kerusakan organ tubuh seperti hati, ginjal, dan saraf.
Ruangan juga dapat menjadi tempat ideal berkembangnya jutaan jamur, serbuk sari, spora, bakteri, virus, dan serangga seperti tungau dan kecoa yang turut memperburuk konsentrasi polusi.
Di samping itu, laptop atau komputer, mesin fotokopi, printer, dan peralatan penunjang WFH lainnya juga mengeluarkan ozon yang buruk bagi pernapasan.
“Cermat memilih bahan bangunan dan perabot rumah, ditambah rutin menjaga kebersihan, menjadi langkah tepat untuk meminimalisasi dampak kesehatan dari sumber polusi dalam ruangan,” mengutip keterangan pers Coway, Sabtu (26/8/2023).
Advertisement
Perhatikan Kondisi Suhu dan Kelembapan dalam Ruangan
Kiat kedua dalam meminimalisasi polusi dalam ruangan adalah memperhatikan kondisi suhu dan kelembaban. Pasalnya, dua hal ini juga menjadi parameter utama IAQ.
Ketika suhu di ruangan tinggi, beberapa jenis senyawa kimia dapat lebih mudah dilepaskan. Kegiatan memasak, memanaskan makanan, merokok, menyalakan kompor atau perapian yang berhubungan dengan panas berkontribusi terhadap pelepasan particulate matter (PM) ke udara dalam ruangan.
Particulate Matter yang berupa perpaduan partikel padat dan cair yang mengambang di udara, terbukti berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit jantung dan paru-paru. Ini bisa mengakibatkan serangan jantung non-fatal, asma kronis, dan penurunan fungsi paru-paru.
Manfaatkan Teknologi Filtrasi dari Air Purifier
Langkah berikutnya adalah memanfaatkan teknologi seperti air purifier atau pemurni udara.
Mengutip Expert Market Research, perangkat ini memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Menyegarkan udara
- Menghilangkan polutan dan kontaminan udara
- Memperbaiki kualitas tidur
- Membantu meningkatkan harapan hidup.
Namun, belum banyak orang yang memahami bahwa efektivitas penggunaan air purifier dipengaruhi banyak faktor. Tidak semua jenis air purifier memiliki jangkauan ruang yang pas dan dilengkapi sistem filtrasi sesuai standar.
Filter harus dalam keadaan bersih dan diganti secara berkala. Jika syarat ini tidak terpenuhi, kualitas udara dalam ruangan tidak akan berubah meski terdapat air purifier.
Advertisement