Perusahaan Farmasi Menarini Ekspor 90 Ribu Tube Dermatix ke Korea Selatan, 10 Negara Lain Menanti

Dermatix yang merupakan obat bebas produksi Indonesia diekspor ke Korea Selatan

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 29 Okt 2023, 16:23 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2023, 16:22 WIB
Perusahaan Farmasi Menarini ekspor obat bebas untuk pengobatan luka buatan Indonesia dengan merek dagang 'Dermatix Ultra Wound Treatment Gel' ke Korea Selatan
Perusahaan Farmasi Menarini ekspor obat bebas untuk pengobatan luka buatan Indonesia dengan merek dagang 'Dermatix Ultra Wound Treatment Gel' ke Korea Selatan

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan biofarmasi Eropa, Menarini Asia-Pacific (Menarini) pada Kamis, 26 Oktober 2023 meresmikan produksi perdana produk farmasi atau obat bebas buatan Indonesia di pusat manufaktur ekspor PT Menarini Indria Laboratories (MiLab) di Cikarang, Jawa Barat.

Acara tersebut juga ditandai dengan pengiriman perdana obat bebas untuk pengobatan luka atau bekas luka dengan merek dagang 'Dermatix Ultra Wound Treatment Gel' ke Korea Selatan.

President Director PT Menarini Indria Laboratories, Idham Hamzah mengatakan bahwa untuk batch pertama dikirim sebanyak 90 ribu unit dengan jumlah batch sebanyak 48 batch.

Dengan jumlah unit di akhir tahun 2023 sebanyak 300 ribu tube sudah bisa mendarat di Korea Selatan. Adapun hitungannya yaitu terdiri dari tiga SKU 7 gr, 15 gr, dan 30 gr.

"Hari ini kita ekspor lebih dari 10 vallet untuk ke Korea Selatan. Ini (capaian) luar biasa karena bulan ini dan bulan depan angkanya signfikan," kata Idham di Cikarang.

Selain ke Korea Selatan, kata Idham, nantinya produk Dermatix Ultra Wound Treatment akan diekspor ke 10 negara lainnya di Asia Pasifik.

"Kita mulai ekspor ke Singapura satu negara kecil, hari ini kita mulai mengekspor ke negara besar, negara maju seperti Korea, dan Insya Allah tahun depan 10 lagi sehingga totalnya 11 negara kita akan mengekspor produk-produk obat buatan Indonesia," ujarnya.

Adapun 10 negara lainnya yang disebut Idham adalah Australia, Taiwan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Myanmar, Kamboja, Hong Kong, dan Tiongkok.

"Untuk ekspor ke Australia, kita sudah dapat approval, tinggal tunggu produksi, " ujarnya.

 

 

Tentang Perusahaan Farmasi Menarini

Perusahaan Farmasi Menarini ekspor obat bebas untuk pengobatan luka buatan Indonesia dengan merek dagang 'Dermatix Ultra Wound Treatment Gel' ke Korea Selatan
Perusahaan Farmasi Menarini ekspor obat bebas untuk pengobatan luka buatan Indonesia dengan merek dagang 'Dermatix Ultra Wound Treatment Gel' ke Korea Selatan

Budaya perusahaan yang diadopsi Menarini menjadikannya mampu merespons perubahan, beradaptasi dan memperkuat kemampuan manufakturnya untuk menghadapi berbagai tantangan seperti pandemi COVID-19.

Menarini telah berinvestasi dalam peralatan manufaktur baru dan memperoleh lisensi dan sertifikasi internasional, termasuk sertifikasi ISO 45001 untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan, dan sertifikasi Halal untuk semua bentuk dosis (sediaan setengah padat, obat topikal, obat padat, obat cair, dan alat kesehatan) dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

Penerapan teknologi baru juga meningkatkan kemampuan manufaktur MiLab, dengan sekitar 3,5 juta produk yang dibuat tahun lalu. Dengan hampir 100 orang staf, MiLab siap untuk mempercepat pertumbuhannya seiring dengan peningkatan produksi untuk pasar ekspor, dengan diharapkan penciptaan lapangan kerja di bidang manufaktur, pengendalian kualitas, penelitian dan pengembangan, logistik, distribusi, dan administrasi.

 

Bukti Kualitas Produk di Indonesia Bisa Bersaing dalam Pasar Asia Pasifik

Perusahaan Farmasi Menarini ekspor obat bebas untuk pengobatan luka buatan Indonesia dengan merek dagang 'Dermatix Ultra Wound Treatment Gel' ke Korea Selatan
Perusahaan Farmasi Menarini ekspor obat bebas untuk pengobatan luka buatan Indonesia dengan merek dagang 'Dermatix Ultra Wound Treatment Gel' ke Korea Selatan

Acara tersebut dihadiri juga Deputi Bidang Promosi Penamanan Modal Kementerian Investasi Republik Indonesia (BPKM RI), Nurul Ichwan yang menyebut kehadiran MiLab di Indonesia bisa menjadi bukti bahwa kualitas produk di Indonesia dapat ikut bersaing dalam pasar Asia Pasifik.

"Membuktikan juga bahwa market Asia Pasifik itu bukan cuma isapan jempol saja. Sehingga ini bisa menjadi referensi bagi perusahaan-perusahaan lain yang akan masuk ke Indonesia," kata Nurul.

Lebih lanjut Nurul, mengatakan, industri farmasi merupakan salah satu industri strategis dan fokus dalam Making Indonesia 4.0 karena memiliki efek berganda.

Tak hanya punya nilai tambah sangat besar bagi komoditas dan bahan baku yang tersedia di dalam negeri, industri farmasi juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap obat impor.

 

 

Indonesia Butuh Industri Farmasi yang Kuat

Sementara, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Dr Dra Lucia Rizka Andalucia, mengatakan bahwa layanan kesehatan merupakan fokus utama pemerintah Indonesia.

"Pemerintah berkomitmen tinggi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Industri farmasi yang kuat sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan obat-obatan dan produk kesehatan berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Kami menyambut dengan hangat kerja sama dan investasi internasional dalam sektor penting ini, dan kami sangat senang Menarini Asia-Pacific hadir di Indonesia untuk mendukung enam pilar transformasi kesehatan Indonesia melalui pusat manufaktur farmasi yang mutakhir," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya