Cegah Diabetes, Begini Aturan Membagi Porsi Makan Harian

Porsi makan untuk mencegah diabetes meliput dibagi menjadi empat jenis yaitu 20-25 persen dari keseluruhan porsi makan dalam sehari untuk sarapan, 30 persen untuk makan siang, dan 25-30 persen untuk makan malam, serta 10-15 persen untuk makan selingan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 07:00 WIB
6 Tips Mudah Kontrol Porsi Makanan Sehingga Keproporsionalan Tubuh Terjaga
Ilustrasi seorang perempuan mengonsumsi makanan sehat. (Sumber foto: Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pola makan tidak sehat bisa memicu munculnya penyakit metabolisme seperti diabetes melitus. Dietisien Instalasi Pelayanan Gizi RS Cipto Mangunkusumo Sri Rejeki Wahyuningrum SKM, RD membagikan cara membagi porsi makan guna mencegah diabetes.

"Porsi makan itu pembagiannya harus teratur," ucap Sri dalam webinar mengenai pencegahan diabetes melitus di Jakarta, Selasa, 7 November 2023.

Sri membagi porsi makan menjadi empat jenis yaitu 20-25 persen dari keseluruhan porsi makan dalam sehari untuk sarapan, 30 persen untuk makan siang, dan 25-30 persen untuk makan malam, serta 10-15 persen untuk makan selingan.

Ketika sarapan, seseorang dapat mengonsumsi roti gandum dengan telur orak-arik atau ceplok disertai tomat, mentimun, dan selada serta jus melon. Namun, jika tidak sempat membuat telur orak-arik ataupun ceplok, Sri menyarankan mengganti telur dengan sumber protein lain.

"Minum susu, kita tentunya memilih (susu yang tepat). Kalau berat badannya masih ideal, ya boleh susu fullcream. Kalau yang sudah agak naik, pilih susu yang rendah lemak," jelasnya, dilansir Antara.

Seseorang bisa mengonsumsi makanan selingan pada pukul 10.00 - 16.00. Menu untuk makanan selingan bisa berupa kacang hijau, puding buah, jus buah, atau buah-buahan segar.

Untuk makan siang, seseorang bisa menyantap berbagai menu yang diinginkan selama kebutuhan gizi masih terpenuhi dan dalam rentang 570-600 kalori.

"Ada nasi, lauknya bisa tahu atau tempe, ayam goreng atau ayam panggang, atau pepes, dan lain sebagainya," jelas Sri.

Sri juga mengingatkan agar bisa memilih menu makanan supaya tidak mengonsumsi terlalu banyak lemak. Mengonsumsi bakso atau mie ayam, misalnya, boleh saja selama tetap memantau kebutuhan gizi apa yang masih kurang.

"Misalkan, beli buah kalau baksonya kurang serat," ucapnya.

Aturan yang sama berlaku untuk makan malam dengan porsi makan yang disesuaikan, yakni 25-30 persen dari porsi makan untuk sehari.

Mengenai Diabetes Melitus

Data pada 2021 lalu menunjukkan jumlah pasien diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta. Dalam suatu kesempatan, dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah Puri Indah, M Ikhsan Mokoagow mengungkapkan bahwa diabetes sendiri sebenarnya dapat terjadi lantaran adanya peningkatan kadar gula di dalam darah.

"Utamanya tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin ataupun ketika cukup tidak dapat bekerja dengan baik. Secara umum bisa kita katakan diabetes melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai dengan adanya gangguan pengaturan metabolisme terutama karbohidrat, lemak, dan protein yang buruk," ujar Ikhsan dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.

Ikhsan menjelaskan, kadar gula darah yang tinggi tersebutlah yang dapat berlangsung menahun dan menyebabkan adanya komplikasi atau kerusakan pada berbagai macam organ tubuh pasiennya.

"Sederhananya, kita tahu bahwa kita semua membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi. Nah untuk dapat mengubah glukosa menjadi energi, tubuh memerlukan insulin sebagai suatu hormon yang dapat mengubah kebutuhan glukosa jadi energi. Pada penyandang diabetes, ini terjadi gangguan," kata Ikhsan.

Menurut Ikhsan, terdapat empat kelompok diabetes secara umum. Namun yang paling sering atau banyak terjadi adalah diabetes tipe 2. Diabetes juga tentunya memiliki gejala awal yang dapat digunakan untuk deteksi dini.

Gejala Awal Diabetes Melitus

Adapun gejala awal diabetes melitus sebagai berikut:

1. Sering buang air kecil dan merasa haus

Ini menjadi gejala klasik dari diabetes. Pada tahap ini, ginjal akan berusaha mengeluarkan gula dengan menyaringnya keluar dari darah karena kurangnya air.

Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga menyebabkan seseorang mudah haus.

2. Mudah lapar dan cepat lelah

Gejala lanjutan DM adalah mudah lapar dan sering merasa cepat lelah. Pada kondisi normal, tubuh seharusnya mampu mengubah makanan jadi glukosa dan akhirnya menjadi energi. Namun gangguan kerja insulin membuat glukosa dalam darah tidak dapat diubah jadi energi.

3. Berat badan turun signifikan

Ikhsan menjelaskan, jika tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup, maka tubuh akan membakar otot dan lemak sebagai energi. Alhasil, berat badan bisa ikut menurun secara signifikan.

4. Mudah mual dan muntah

Pada beberapa kasus diabetes, pasien mudah mual dan muntah. Hal ini terutama pada pasien diabetes yang sudah lanjut. Ini akrena saraf pencernaan juga bisa ikut terganggu.

5. Penglihatan sering kabur

Cairan tubuh yang berubah karena kadar gula darah tinggi menyebabkan lensa mata menjadi bengkak karena adanya glukosa. Hal itu membuat pandangan tidak fokus atau kabur.

6. Kulit gatal dan mulut kering

Kadar gula darah tinggi dan banyak cairan tubuh yang kelur membuat seseorang bisa merasakan dehidrasi. Kondisi kulit yang menjadi kering bisa menimbulka rasa gatal.

7. Luka susah sembuh

Luka yang susah sembuh juga biasanya menjadi gejala pada pasien diabetes. Hal tersebut karena adanya gangguan aliran darah dan kemampuan untuk memperbaiki sel yang juga jadi menurun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya