Jaringan Internet Starlink Elon Musk Sudah Masuk Pelosok Puskesmas Indonesia

Jaringan internet Starlink Elon Musk sudah masuk ke pelosok Puskesmas di Indonesia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 14 Des 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2023, 06:00 WIB
Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI Setiaji
Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Setiaji bicara internet starlink Elon Musk saat Media Gathering Philips Future Health Index (FHI) 2023: “Meredefinisikan Masa Depan Kesehatan di Indonesia” di Hotel JS Luwansa, Jakarta pada Rabu, 13 Desember 2023. (Dok Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah Puskesmas di pelosok Indonesia sudah menggunakan jaringan internet Starlink milik Elon Musk. Penyediaan internet Starlink bertujuan untuk mempermudah akses internet dalam integrasi data kesehatan.

Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Setiaji mengungkapkan, sekitar 40 persen Puskesmas di daerah terpencil sekarang dapat akses internet dengan di antaranya memanfaatkan satelit Starlink.

Penyediaan Starlink di pelosok Puskesmas juga berkat bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI.

"Dari 745 Puskesmas di daerah terpencil, itu mau enggak mau pakai satelit karena enggak bisa pakai General Packet Radio Service (GPRS)," Setiaji saat diwawancarai Health Liputan6.com di Hotel JS Luwansa, Jakarta pada Rabu, 13 Desember 2023. 

"Kurang lebih 40 persennya menggunakan satelit. Jadi ada yang menggunakan Starlink dan beberapa provider lain juga. Ini dibantu sama Kominfo."

Perlu dipahami, penyediaan internet Starlink hanya sementara saja. Sebab, ketika satelit Indonesia, yakni Satria-1 mulai resmi beroperasi penuh pada tahun 2024, maka Starlink tak lagi digunakan.

"Satria-1 kan belum, Starlink ini sementara ya. Begitu Satria-1 sudah jalan, ini (jaringan internet) akan dipindahkan ke situ. Karena kan enggak mungkin nunggu kita ya (sampai ada satelit sendiri)," tegas Setiaji.

Tak Ada Internet di Pedalaman Papua

Jumlah Puskesmas di Indonesia sebagaimana data Kemenkes RI sebanyak lebih dari 10.000. Dari jumlah tersebut, 7.400 Puskesmas termasuk berada di daerah terpendil dan pelosok.

Di antara 7.400 Puskesmas, sebanyak 745 Puskesmas tidak memiliki akses internet.

"Dari 7.400, ada 745 yang enggak ada internet aksesnya. Salah satunya di pedalaman Papua gitu. Nah, gimana solusinya?" jelas Setiaji.

"Pak Menteri (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin) sebelumnya bilang Starlink Elon Musk. Jadi, kita menggunakan satelit untuk membantu Puskesmas supaya cepat (akses internet)."

 

Internet Starlink Dibuka ke Publik

[Fimela] internet
Ilustrasi internet Starlink Elon Musk dibuka buat publik. | pexels.com/@divinetechygirl

Beberapa waktu silam, Setiaji menuturkan dirinya menyambangi salah satu daerah terpencil di sebuah pulau di Aceh yang telah menggunakan internet Starlink Elon Musk. Di sana, akses internet juga dibuka buat publik.

"Saya pernah ke pulau di Aceh, lumayan internetnya, bandwidth-nya. Yang menarik di sana, internetnya dibuka ke publik sehingga anak-anak pada datang," tuturnya.

Akses Internet Tahun Depan Pakai Satria-1

Disampaikan kembali oleh Setiaji, akses internet tahun depan di fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk di pedalaman akan beralih ke Satria-1, bukan lagi menggunakan Starlink.

"Kominfo kan punya satelit Satria-1 dan tahun depan bisa beroperasi. Nanti Posyandu dan Puskesmas, semua data bisa diakses ke situ," pungkasnya.

Satria-1 Berhasil Sampai di Orbit Indonesia

Satelit Satria-1 berhasil menempati orbitnya, yakni di 146 derajat Bujur Timur.

Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar bersyukur atas keberhasilan ini, sekaligus akan berupaya mempercepat penyediaan remote terminal ground segment di lokasi layanan publik.

Lokasi-lokasi tersebut nantinya akan diintegrasikan dengan space segment Satria-1.

Menurut Fadhilah, lokasi yang akan menerima akses internet satelit ini telah diterima dan diverifikasi BAKTI Kominfo pada kementerian atau pemerintah daerah terkait.

"Untuk sampai pada tahap operasi penuh pada akhir Desember 2023, Satria-1 akan menjalani tahapan selanjutnya yaitu sesi integrasi dan pengujian segmen satelit dan segmen ruas Bumi," tutur Fadhilah dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (1/11/2023).

Selain itu, Satria-1 akan menjalani tahapan In-Orbit Testing pada awal November 2023 untuk memeriksa performa satelit terutama subsistem payload. Selanjutnya, satelit ini akan menjalani proses integrasi dengan sistem ground dan uji coba end-to-end agar siap beroperasi.

Adapun pengecekan dilakukan di 11 stasiun Bumi itu terletak di GW01 Batam, Kepulauan Riau; GW02 Cikarang, Jawa Barat; GW03 Pontianak, Kalimantan Barat; GW04 Banjarmasin, Kalimantan Selatan; GW05 Tarakan, Kalimantan Utara; GW06 Manado, Sulawesi Utara; GW07 Kupang, NTT; GW08 Ambon, Maluku; GW10 Timika, Papua; GW11 Jayapura, Papua.

Infografis Ragam Tanggapan Misi Peluncuran Satelit Indonesia Satria-1. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Misi Peluncuran Satelit Indonesia Satria-1. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya