Liputan6.com, Jakarta - Serangan Israel membuat berbagai aspek kehidupan di Palestina termasuk pendidikan terhambat.
Berbagai fasilitas pendidikan pun telah dihancurkan sehingga para pelajar mulai dari SD hingga perguruan tinggi tak dapat menimba ilmu seperti sedia kala.
Baca Juga
Melihat hal ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh dan Universitas Syiah Kuala memutuskan untuk memberikan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa Palestina. Terutama bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikannya di Strata 1 (S1) maupun Pasca Sarjana (S2), hingga Doktoral (S3).
Advertisement
Kesepakatan ini tertuang secara resmi dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani antara Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dengan Kedutaan Besar Palestina di Indonesia.
MoU ditandatangani oleh Prof. Dr. Ir. Marwan selaku Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan HE. Dr. Zuhair S.M. Al Shun selaku Duta Besar Palestina di Indonesia.
Dalam penandatanganan tersebut, hadir juga DR Dr Safrizal Rahman, M.Kes, SpOT selaku Ketua IDI Wilayah Aceh.
“Sebagai sebuah universitas yang menjunjung tinggi tidak hanya nilai etik dan pendidikan tetapi juga nilai kemanusiaan, juga menyadari situasi yang dihadapi oleh saudara-saudara kita di Palestina, kami ingin memberikan dukungan kami melalui inisiatif pemberian beasiswa bagi mahasiswa Palestina,” kata Marwan mengutip keterangan resmi, Rabu (27/12/2023).
“Kami berharap inisiatif ini dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa Palestina untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dan meningkatkan potensi mereka untuk membangun masa depan yang lebih baik,” tambah Marwan.
Kata Duta Besar Palestina untuk Indonesia
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair S.M. Al Shun menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan ini.
“Atas nama rakyat Palestina, Saya selaku Duta Besar Palestina untuk Indonesia, dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada Universitas Syiah Kuala, Ikatan Dokter Indonesia, dan rakyat Indonesia atas beasiswa yang diberikan kepada para mahasiswa Palestina,” ujar Zuhair dalam keterangan yang sama.
“Beasiswa ini merupakan bentuk dukungan yang sangat berarti bagi kami, dan akan membantu para mahasiswa Palestina untuk mengembangkan diri, meraih cita-cita dan kesuksesan mereka. Kami sangat berharap agar para mahasiswa Palestina dapat memanfaatkan beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, dan para mahasiswa Palestina dapat menjadi duta bangsa Palestina di Indonesia,” imbuhnya.
Advertisement
Beasiswa untuk 83 Mahasiswa Palestina
Dengan kuota awal sebanyak 83, beasiswa yang diberikan oleh Universitas Syiah Kuala dan IDI Wilayah Aceh ini akan mencakup biaya kuliah, biaya hidup, dan biaya asrama.
Termasuk pula visa mahasiswa dan asuransi kesehatan yang akan diberikan selama empat tahun untuk program sarjana dan selama dua tahun untuk program pascasarjana.
Menurut Ketua IDI Aceh, Safrizal Rahman, 83 kuota beasiswa ini mencakup:
- Sebanyak 5 kuota pendidikan kedokteran
- Sebanyak 3 kuota kedokteran gigi
- Sebanyak 15 kuota kedokteran spesialis
- Sebanyak 5 kuota ilmu keperawatan
- Sebanyak 3 kuota pascasarjana ilmu keperawatan
- Sebanyak 2 kuota kedokteran hewan
- Sebanyak 2 kuota pascasarjana kedokteran hewan dan kesehatan publik
- Sebanyak 15 kuota dari ilmu kelautan dan perikanan
- Sebanyak 7 kuota dari sains dan ilmu matematika
- Sebanyak 11 kuota dari ilmu teknik
- Sebanyak 6 kuota dari pascasarjana ilmu teknik
- Sebanyak 7 kuota dari berbagai fakultas pascasarjana di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
“Dengan permulaan yang baik ini, kami juga berharap universitas di sekitar Aceh akan turut berpartisipasi dalam memberikan lebih banyak kuota sehingga bisa menampung lebih banyak mahasiswa Palestina untuk meneruskan pendidikannya,” kata Safrizal yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Harapan IDI
Inisiatif IDI Wilayah Aceh dan Universitas Syiah Kuala mendapatkan apresiasi dari PB IDI pusat.
“Kami berharap program ini dapat dikembangkan juga oleh IDI wilayah lainnya bekerja sama dengan Universitas setempat untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa asal Palestina sehingga bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik,” kata Ketua Umum PB IDI Moh. Adib Khumaidi.
“Program beasiswa Universitas Syiah Kuala dan IDI Wilayah Aceh kepada mahasiswa Palestina merupakan upaya nyata untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi generasi muda Palestina,” tambahnya.
Melalui penandatanganan perjanjian kerja sama pendidikan ini, dia berharap Universitas Syiah Kuala sudah bisa memperoleh nama para calon mahasiswa dari Palestina setidaknya hingga Akhir Februari 2024. Dengan begitu, para mahasiswa bisa dipersiapkan untuk mulai proses belajar pada bulan April 2024.
Pihak Universitas Syiah Kuala juga menyiapkan kursus bahasa Indonesia sebelum tahun ajaran baru dimulai sehingga memudahkan para mahasiswa Palestina untuk beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia.
Advertisement