Liputan6.com, Jakarta - Memiliki anak yang kreatif dan cerdas jadi impian semua orangtua. Beberapa anak terlahir dengan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) tinggi, tetapi ada pula yang cenderung mengembangkannya di kemudian hari.
Namun, semua itu tergantung dan sepenuhnya tanggung jawab orangtua. Anak yang cerdas pasti mampu untuk memproses informasi yang mendorong pembelajaran, pemahaman, penalaran, dan keterampilan pemecahan masalah.
Baca Juga
Oleh karena itu, orangtua perlu mempelajari hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan berpikir anak. Berikut informasinya dilansir dari MedicineNet pada Rabu, 27 Desember 2023.
Advertisement
1. Bangun Ikatan dengan Mengobrol Bersama Anak
Salah satu kebiasaan yang bisa meningkatkan kecerdasan anak adalah sering-seringlah ajak mereka ngobrol.
“Berbicara dengan anak-anak adalah kunci untuk memutar roda mental mereka. Terus ajukan pertanyaan terbuka kepada anak-anak yang dapat membantu mereka mengembangkan opini dan pemahaman diri,” jelas spesialis hematologi, Nazneen Memon, BHMS.
2. Arahkan Anak untuk Memecahkan Masalah
Jangan menggali dan menyelesaikan masalah anak. Sebaliknya, dorong mereka agar fokus pada satu tujuan atau masalah dan mencari cara untuk menyelesaikannya melalui kecerdasan intelektual dan emosional mereka.
“Hal ini akan menstimulasi otak anak dan membuat mereka sadar akan kemampuan untuk mengatasi rintangan sendiri,” jelas Memon.
Dengan keampuan memecahkan masalah, ini sangat bermanfaat agar anak mampu mengatasi persoalannya sendiri. Misalnya seperti berebut mainan dengan teman sebaya, kesulitan memahami aturan bermain dan lain-lain.
3. Apresiasi Usaha Anak
Apresiasi merupakan bentuk dorongan anak untuk menerima kegagalan dan kekecewaan hidup yang tak terhindarkan. Sebagai orangtua, kita perlu mengingatkan proses tersebut pasti dapat dilalui, sehingga jangan berkecil hati atau kehilangan motivasi.
“Pujilah upaya dan kerja keras anak daripada kemampuan atau pencapaian mereka,” kata Memon.
Hal ini dapat membuat anak lebih termotivasi dan mampu bergerak maju ketika mereka menghadapi suatu keterampilan yang tidak mudah.
4. Dorong Rasa Ingin Tahu
Anak-anak usia pra sekolah pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Namun kecenderungan tersebut akan berkurang seiring bertambahnya usia, apalagi jika hal ini tidak dipraktikkan dan didorong oleh orangtua.
“Mulailah dengan melibatkan mereka dalam topik pembicaraan dengan cara bermain atau bertamasya,” saran Memon.
Ada pun orangtua bisa mengajak anak ke tempat atau pertunjukan bersejarah seperti, museum, menonton film, dan acara lainnya.
Advertisement
5. Biasakan Anak Membaca Buku
Membaca adalah kunci keberhasilan anak. Kegiatan ini mampu menstimulasi otak, serta membangun pengetahuan dasar pelajaran saat sekolah, termasuk matematika dan sains.
Pastikan buku mudah dijangkau oleh anak, agar mereka terbiasa untuk membaca dan merasa kegiatan tersebut adalah hal yang wajib dilakukan.
“Lebih baik buku cetak dibanding e-book. Sebab, e-ebook dapat merusak mata,” tambah Memon.
Setelah itu, Memon menyarankan agar orangtua ulas kembali bacaan anak. Selain melakukan pendekatan, hal ini agar melatih ingatan anak.
6. Menyantap Makanan Bernutrisi
Menyantap makanan bernutrisi, baik untuk kesehatan otak. Lebih baik bila dimulai sejak anak dalam kandungan dan berlanjut setelahnya. Namun, pastikan orangtua mengikuti aturan harian pemberian vitamin dan mineral dalam makanan anak.
Memon menyarankan agar memberi telur, sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian pada anak. Menurutnya makanan tersebut merupakan sumber kaya vitamin serta mineral yang diperlukan untuk perkembangan kesehatan anak secara menyeluruh.
7. Menghabiskan Waktu Bersama Anak
Menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas dengan anak dapat memberikan dampak yang besar. Baik dalam hal ikatan orangtua anak dan peningkatan pertumbuhan mental.
“Jangan memaksa anak untuk mengikuti keinginan kita. Sebaliknya, izinkan aktivitas, seperti olahraga, musik, atau lainnya yang menuntut fokus dan merangsang perkembangan mental anak,” jelas Memon.
Intinya, jangan biarkan anak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar. Hal itu yang dapat menyebabkan obesitas pada masa kanak-kanak pola tidur tidak teratur, dan masalah perilaku.
Advertisement