Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus mengejar target transformasi kesehatan di tahun 2023. Hal ini sebagai upaya mendorong peningkatan layanan kesehatan masyarakat di tingkat primer, pemerataan akses, jaminan sosial kesehatan, dan sumber daya kesehatan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan keberhasilan kebijakan transformasi kesehatan yang telah dicapai pada tahun 2023. Keberhasilan ini menyasar 6 pilar transformasi kesehatan.
Baca Juga
Yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan nasional, transformasi sistem pembiayaan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Advertisement
Capaian transformasi kesehatan Budi Gunadi sesuai keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 27 Desember 2023, sebagai berikut:
1. Akses Layanan Primer
Budi Gunadi mengupayakan adanya revitalisasi struktur dan jaringan layanan kesehatan primer serta laboratorium kesehatan masyarakat. Revitalisasi menekankan konsep kesehatan yang benar adalah menjaga orang tetap sehat bukan mengobati orang sakit.
Khususnya fasilitas kesehatan primer yang terjangkau dan mudah diakses masyarakat.
- Rumah Sakit menjangkau 514 Kabupaten/Kota
- Puskesmas menjangkau 7.230 Kecamatan
- Pustu (Puskesmas Pembantu) menjangkau sekitar 85.000 Desa/Kelurahan
- Posyandu menjangkau sekitar 300.000 Dusun/RT/RW
- Kunjungan Rumah menjangkau sekitar 273,5 juta penduduk
Ada tiga program utama penguatan upaya preventif di layanan primer:
A. Imunisasi rutin
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Peningkatan kesehatan ibu dan anak
14 Skrining Penyakit Prioritas, antara lain BCG, DPT-Hib, Hepatitis B, MMR/MR, Polio (OPV IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, dan Rotavirus. Kanker serviks merupakan kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi Human Papillomavirus (HPV).
Pneumonia dan diare merupakan 2 dari 5 penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia* yang dapat dicegah dengan imunisasi (PCV dan Rotavirus).
B. 14 Skrining penyakit prioritas
Skrining penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia:
- Hipotiroid kongenital
- Thalasemia
- Anemia
- Stroke
- Serangan jantung
- Hipertensi
- Penyakit paru obstruksi kronik
- Tuberkulosis
- Kanker paru
- Hepatitis
- Diabetes
- Kanker payudara
- Kanker serviks
- Kanker usus
C. Peningkatan kesehatan ibu dan anak
Pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat antropometri terstandar. Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG dengan dokter pada trimester 1 dan 3.
Skrining kanker payudara dengan USG. Skrining penyakit jantung bawaan di Puskesmas dengan Pulse Oximetry Neonatal.
Pemerataan Rumah Sakit
2. Pelayanan Rujukan di Rumah Sakit
Budi Gunadi Sadikin mengatakan, layanan jantung sesuai kompetensi belum merata di Indonesia. Dari data Kemenkes per Januari 2022, hanya ada 40 RS Pemerintah yang mampu melayani cathlab dan hanya 10 RS yang mampu melakukan bedah jantung terbuka.
“Saat ini, pusat layanan yang (jumlahnya) sedikit menyebabkan antrean layanan yang panjang. Seperti halnya pelayanan bedah jantung anak,” katanya.
Tak hanya soal jantung, masih banyak daerah tanpa akses ke rumah sakit dengan layanan stroke. Sebaran rumah sakit dengan layanan stroke juga belum merata. Fasilitas dan SDM untuk kemoterapi dan radioterapi dalam pelayanan kanker masih terbatas.
Oleh karena itu, perlunya pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional untuk penyakit prioritas ditargetkan mencapai 100 persen kabupaten/kota di 2027. Targetnya, 50 persen kabupaten/kota sebelum 2025 dan 100 persen sebelum 2027 memiliki minimal 1 RS tingkat madya.
“Baru 507 kabupaten/kota yang sudah memiliki RSUD. Kemenkes pun memberikan bantuan penyediaan alat kesehatan berdasarkan ketersediaan di RS jejaring jantung, stroke, kanker, dan ginjal,” lanjut Menkes Budi Gunadi.
Saat ini, sedang proses pembangunan RS Vertikal baru di wilayah timur Indonesia, yakni Surabaya, Kupang, Makassar, dan Jayapura. Sebanyak 16 RS Vertikal sudah bekerja sama dengan institusi atau RS internasional untuk memberikan layanan unggulan internasional.
3. Ketahanan Kesehatan
Kebergantungan impor dan teknologi hasil riset di negara maju menjadi sorotan Menkes Budi Gunadi Sadikin. Berdasarkan data Kemenkes per 2021, 88 persen transaksi alat kesehatan tahun 2019-2020 itu diimpor.
Bahan baku obat tahun 2019 itu 90 persen diimpor, menurut data McKinsey 2020. Produksi dalam negeri telah dilakukan bertahap demi kemandirian bahan baku obat, vaksin, dan alat kesehatan.
“7 dari 10 Bahan Baku Obat (BBO) konsumsi terbesar telah diproduksi dalam negeri, 3 di antaranya (Amlodipine, Candesartan Cilexetil, Bisoprolol) mulai diproduksi di tahun 2022,” beber Budi Gunadi.
Indonesia juga sudah berhasil memproduksi 7 antigen vaksin (BCG, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis, Influenza, Polio). Ada 5 dari 7 antigen vaksin (impor) sudah dalam tahap transfer teknologi untuk diproduksi dalam negeri. Kelima antigen vaksin, yakni Measles, Rubella, Polio Injeksi (IPV), HPV, dan Rotavirus.
Penguasaan teknologi vaksin inactivated virus dan mRNA/nucleic acid based, termasuk kehadiran vaksin COVID-19 produksi dalam negeri (InaVac, IndoVac). Dukungan Pemerintah juga meningkatkan produksi serta penggunaan alat kesehatan dalam negeri.
“Jumlah izin edar alat kesehatan dalam negeri tahun 2022 meningkat 2,3 kali lipat dibandingkan tahun 2019 (dari 5.427 izin edar, naik 12.524 izin edar). Transaksi alat kesehatan dalam negeri di e-katalog tahun 2022 meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan tahun 2019-2021 (dari 12 persen, naik 30 persen),” beber Budi Gunadi.
Kemenkes juga sudah menyiapkan tenaga cadangan yang berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik langsung atau melalui institusi/organisasi yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis.
Advertisement
Pastikan Pembiayaan Kesehatan Efektif dan Efisien
4. Pembiayaan Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan yang cukup, adil, efektif dan efisien. Utamanya terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Saat ini, ada peningkatan penerapan Health Technology Assessment (HTA) guna menjamin kendali mutu dan biaya berbasis bukti untuk pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien.
Konsolidasi pembiayaan kesehatan pemerintah pusat dan daerah, JKN dan swasta untuk sinergi sumber pembiayaan kesehatan yang lebih kuat dan efektif dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Selanjutnya, ada Annual Review Tarif, yaitu review tahunan tarif layanan Rumah Sakit dan Puskesmas dalam JKN untuk menjaga kualitas layanan kepada peserta JKN. Dari sisi pembangunan RS Vertikal dan pengadaan sarana juga alat kesehatan, terdapat Project loan 2019-2024 dari World Bank dan Islamic Development Bank (IsDB) berupa pinjaman senilai Rp5,5 triliun.
5. Pemenuhan SDM Kesehatan
Disparitas pemenuhan dokter spesialis masih terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Padahal, data Bappenas, proyeksi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia tahun 2025 sebanyak 51.949.
Sementara itu, Indonesia kekurangan 30.000 dokter spesialis dengan 2.700 lulusan per tahun, dan hanya ada 21 penyelenggara prodi spesialis (dari 92 Fakultas Kedokteran).
Oleh karena itu, Kemenkes mengupayakan penyelenggaraan pendidikan dokter spesialis di Rumah Sakit Pendidikan sebagai penyelenggara utama guna mempercepat ketersediaan dokter spesialis.
“Penyelenggaraan program ini berdasarkan kekurangan dokter spesialis pada daerah yang membutuhkan,” tegas Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Perkembangan terkini, 61,5 persen RSUD telah lengkap memiliki 7 jenis dokter spesialis (spesialis anak, obgyn, bedah, penyakit dalam, anestesi, radiologi, patologi klinik). Lalu, ada 1.040 beasiswa pendidikan dokter spesialis dari dana Kemenkes dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
SATUSEHAT Hubungkan Publik dan Pemerintah
6. Teknologi Kesehatan dan Inovasi Bioteknologi
Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan, ada akselerasi pencatatan posyandu untuk penemuan kasus stunting. Sistem menerapkan logic pada penginputan berat badan dan tinggi badan balita untuk meminimalisir kesalahan penginputan data.
Di tahun 2023, pengembangan SATUSEHAT, platform penghubung ekosistem data kesehatan dilakukan. Pemanfaatan dapat diakses publik melalui SATUSEHAT Mobile dan Pemerintah melalu SATUSEHAT Data.
Sebanyak 11.864 fasilitas kesehatan telah siap terintegrasi dengan platform SATUSEHAT. SATUSEHAT Mobile sendiri terpasang di 104 juta pengguna dan terintegrasi dengan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). ASIK digunakan untuk pencatatan imunisasi digital luar ruang.
Di bidang bioteknologi kesehatan dan pengobatan presisi, proyek Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) terus berjalan dengan membangun National Health Biobank.
“Kami menargetkan 100.000 lebih genom sekuen genom. 4 Platform Terpadu (Biobank, Registry, Bioinformatika, LIMS). Nilai bagi industri, yakni menghubungkan data medis, demografi, dan data genomik pasien, menyediakan referensi genom untuk populasi Indonesia, koleksi sampel di Biobank dengan data lengkap,” ucap Budi Gunadi.
Advertisement