Muncul Mantan Menkes Nafsiah Mboi Promosi Obat Hipertensi, Kemenkes: Hoaks

Hoaks mantan Menkes Nafsiah Mboi muncul mempromosikan obat hipertensi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Jan 2024, 10:37 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 10:36 WIB
Mantan Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi
Hoaks mantan Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi muncul mempromosikan obat hipertensi. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Beredar video Menteri Kesehatan Republik Indonesia era Kabinet Indonesia Bersatu II, Nafsiah Mboi yang mempromosikan obat hipertensi. Informasi tersebut dinyatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai tidak benar alias hoaks.

Ditegaskan, mantan Menkes Nafsiah Mboi tidak pernah mempromosikan produk obat tertentu, termasuk obat hipertensi

 

Waspada Hoaks

Minkes harap kalian hati-hati terhadap informasi kesehatan yang beredar ya #Healthies

Informasi ini tidak benar adanya.

FAKTANYA

Mantan Menkes Nafsiah Mboi tidak pernah mempromosikan produk kesehatan apapun 

Bila #Healthies menemukan video serupa sebaiknya diabaikan dan jangan dipercaya ya

Salam sehat!

AntiHoaksKesehatan

 

Demikian penjelasan di atas terkait hoaks video promosi obat hipertensi yang mencatut nama mantan Menkes Nafsiah Mboi. Penjelasan Kemenkes ini diunggah pada situs Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tanggal 9 Januari 2024.

Unggahan hoaks ini muncul di akun Facebook Hidup sehat dengan keterangan video, "Tidak ada lagi tekanan darah: temukan obat alami untuk hipertensi."

Isi Narasi Hoaks Atas Nama Mantan Menkes Nafsiah Mboi

Berikut ini petikan narasi hoaks yang diunggah pada akun Facebook Hidup sehat dan mengatasnamakan mantan Menkes Nafsiah Mboi.

 

Ribuan orang meninggal dunia akibat penyakit jantung di Indonesia. Ini adalah kenyataan, setiap satu dari 5 penduduk di Indonesia akan mengalami masalah ini.

Kolesterol, musuh utama pembuluh darah. Itu adalah yang menyebabkan masalah tekanan darah tinggi dan penyakit kronis. 

Bersama dengan kelompok ilmuwan, kami mengembangkan obat yang membantu menyelesaikan masalah ini sekali dan selamanya, cepat dan tanpa efek samping. 

Anda tidak akan menemukannya di apotek, hanya di situs kami dengan harga dasar. Jangan menunda-nunda, stok terbatas, dan permintaan tinggi. 

 

1 dari 3 Orang di Indonesia Mengidap Hipertensi

Berdasarkan data Kemenkes RI per Juni 2023, satu dari 3 orang di Indonesia mengidap hipertensi. Angka ini disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadiki.

Bahwa kasus hipertensi di Indonesia sangat banyak, bahkan sampai disebut silent killer. Budi Gunadi meminta masyarakat untuk rutin cek tekanan darah.

“1 dari 3 orang Indonesia mengidap hipertensi, bahkan angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki keluhan,” ujar Budi Gunadi pada webinar Hari Hipertensi Sedunia, Selasa (6/6/2023).

Padahal, hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang menyebabkan kematian dan pembiayaan kesehatan yang sangat besar.

“Oleh karena itu dalam memperingati hari Hipertensi Sedunia Tahun 2023, saya mengajak kita semua untuk mengukur tekanan darah secara rutin, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan,” sambungnya.

Deteksi Dini Hipertensi

Budi Gunadi menilai deteksi dini hipertensi sangat penting untuk mencegah berbagai risiko penyakit akibat tekanan darah. Deteksi dini hipertensi harus digaungkan baik oleh pemerintah pusat dan daerah, maupun semua unsur masyarakat di berbagai sektor.

“Saya juga berpesan kepada masyarakat yang telah mengidap hipertensi untuk tetap menerapkan prinsip periksa kesehatan secara berkala, atasi penyakit dengan pengobatan tepat, tetap menjaga pola makan sehat dan gizi seimbang, serta upayakan beraktivitas fisik dan menghindari rokok,” ucapnya.

Sekitar 70 Juta Lebih Penduduk Alami Hipertensi

Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Fatcha Nuraliyah menjelaskan, prevalensi hipertensi di Indonesia sangat besar yaitu sebesar 34,1 persen berdasarkan Survei Nasional tahun 2018.

“Jadi, kalau kita hitung, banyaknya orang yang diperkirakan menderita hipertensi, sekitar 70 juta lebih penduduk Indonesia,” katanya.

Sebelum seseorang menderita hipertensi ada faktor risiko yang jadi penyebab hipertensi, antara lain, pola makan yang tidak sehat, biasanya pola makan dengan kandungan gula garam lemak yang melebihi batas normal setiap harinya.

Kemudian aktivitas fisik yang kurang dianjurkan. Dianjurkan setiap hari bisa melakukan aktivitas fisik sekitar 15 – 20 menit untuk mencegah munculnya penyakit tidak menular.

Karakteristik dari pengidap hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis adalah dalam kondisi masih merasa sehat, walaupun tekanan darah tinggi.

"Mereka tidak merasa sakit, dan ini adalah populasi yang paling besar," tambah Fatcha. 

Facebook sarang hoaks covid-19 infografis
Facebook sarang hoaks covid-19 infografis
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya